Dreamliner, produk canggih Boeing yang gagal terbang
Pihak otoritas Jepang dan Amerika memboikot pesawat ciptaan Boeing ini sebab masalah baterai yang tidak sempurna.
Awal tahun lalu, Boeing boleh berbangga hati. Pesawat dengan teknologi terkini yang ramah lingkungan, Boeing 787 Dreamliner, berhasil mengudara. Namun siapa sangka sekarang pesawat tersebut diboikot oleh pelanggan pertamanya, All Nippon Airways (ANA).
Rabu (16/1) lalu, 129 penumpang dan awak ANA terpaksa melakukan pendaratan darurat akibat peringatan baterai pada pesawat Dreamliner yang digunakan saat itu. Berdasarkan laporan kru dan penumpang pesawat, saat itu tercium bau sesuatu yang terbakar di kabin pesawat. Selain itu juga tanda peringatan asap menyala, mengindikasikan ada yang salah di bagian kelistrikan pesawat.
Kejadian itu tak hanya sekali. Rabu (9/1) pesawat tersebut juga mendarat mendadak di Boston, Amerika Serikat. Kebakaran pesawat tersebut juga terjadi di Jepang beberapa saat sebelumnya.
Tak heran bila pihak otoritas penerbangan Jepang dan ANA memboikot pesawat jenis tersebut pada Kamis (17/1). Padahal, ANA adalah pemesan perdana 10 Dreamliner pada 2011. Pemerintah Jepang memboikot produk Boeing tersebut hingga produsen pesawat terbesar di dunia itu memperbaiki sistem baterainya.
Tak hanya Jepang, pihak Amerika Serikat juga melarang Boeing menerbangkan Dreamliner hingga perusahaan tersebut menemukan solusi untuk menjaga keselamatan penumpang.
"Kegagalan baterai telah menimbulkan pembakaran pada elektrolit yang mudah terbakar, gangguan panas dan asap di dua model 787," ujar Badan Penerbangan Sipil Amerika Serikat (US Federal Aviation Administration/FAA) seperti yang dikutip dari CNN, Kamis (17/1).
Presiden Direktur Boeing, Jim McNerney menyatakan bahwa perusahaan masih percaya bahwa pesawat tersebut masih bisa terbang dengan aman. Pihak perusahaan akan segera berusaha agar pesawat tersebut bisa terbang kembali.
Pesawat ini menggunakan mesin Rolls-Royce Trent 1000 dan mesin General Electric GEnx 2B-12 yang inovatif. Pesawat ini juga mempunyai radar Honeywell versi terbaru yang dirancang untuk memantau cuaca di depan pesawat dengan jarak 100.000 meter (100 km).
Hingga saat ini, Boeing telah mengirimkan 50 Dreamliner. Dalam daftar Boeing telah terdapat 800 pemesanan tambahan untuk Dreamliner. Kabarnya, dua maskapai Indonesia juga turut memesan Dreamliner ini, yaitu Garuda Indonesia dan Lion Air.
(mdk/rin)