Boeing Alami Banyak Kecelakaan di 2024, Erick Thohir Tak Mau Berprasangka Buruk
Meskipun begitu, Erick tak ingin hanya berfokus pada salah satu merek pesawat tertentu dalam mengawal keselamatan penerbangan.
Menteri BUMN Erick Thohir belum mau berprasangka buruk terhadap beberapa produk pesawat komersial seperti Boeing yang mengalami kecelakaan di tahun lalu. Maraknya kasus kecelakaan pesawat yang terjadi di luar negeri.
"Ya kalau kami melihat, kita tidak prejudice antara merek satu dan merek lainnya. Tetapi tentu yang kita bicarakan, nomor satu efisiensi dari pada penggunaan jenis-jenis pesawat tersebut untuk tujuannya. Karena kan masing-masing ada jarak penerbangan untuk pesawat ini," ujar Erick di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/1).
Pernyataan itu dia berikan saat dimintai tanggapan soal perjalanan buruk maskapai Boeing di 2024. Yang ditutup oleh kecelakaan pesawat Boeing 737-800 milik Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan pada Minggu (29/12) lalu.
Meskipun begitu, Erick tak ingin hanya berfokus pada salah satu merek pesawat tertentu dalam mengawal keselamatan penerbangan. Sebagai contoh, dia telah berdiskusi dengan Garuda Indonesia untuk merampingkan jumlah jenis pesawat, agar tata kelola penerbangannya lebih efisien.
"Pesawat apapun. Kalau kita benchmarking dengan banyak negara, salah satunya kalau di sebuah maskapai terlalu banyak, tentu merek pesawatnya, maintenance-nya lebih tidak efisien," kata Erick.
"Nah ini yang memang saya rasa kita coba perbaikin dan kita kembali tidak melihat apa, tetapi tentu efisiensi di masing-masing maskapai untuk maintenance dan services-nya. Jadi treatment-nya sama (di semua jenis pesawat)," imbuh dia.
Kata Dirut Garuda Indonesia
Pada kesempatan sama, Direktur Garuda Indonesia Wamildan Tsani Pandjaitan menargetkan, pihak maskapai pelat merah asuhannya akan melakukan penambahan 20 armada pesawat baru di 2025 ini.
Meneruskan arahan Erick Thohir, Tsani mengutarakan, Garuda Indonesia akan turut melakukan perampingan pesawat, guna memaksimalkan mereka pesawat yang akan bertambah sesuai target tahun ini.
Kendati begitu, perseroan tetap bakal mendapat tambahan dua armada baru dari Boeing pada Januari 2025 ini.
"Januari ini kita kedatangan dua pesawat Boeing lagi, dan di Februari nanti kita operasikan satu lagi tambahan 737. Harapannya nanti, total sampai 2025 kita bisa mencapai tambahan 20 pesawat," tutur Tsani.