Marak Kecelakaan Pesawat, Erick Thohir Minta Garuda Indonesia Cs Perbaiki Jam Kerja Pilot dan Awak Kabin
Erick meminta pihak maskapai untuk mengatur kembali jam kerja awak pesawat.
Menteri BUMN Erick Thohir memanggil sejumlah direktur utama perusahaan pelat merah seperti Garuda Indonesia, Citilink Indonesia, Pelita Air, PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports), hingga AirNav Indonesia. Guna membahas proyeksi lalu lintas pesawat di masa Lebaran 2025.
"Tentu hari ini saya rapat bersama Garuda Indonesia, Citilink, Pelita, Airport dan Airnav untuk tiga hal. Satu kita tahu hampir 10 hari terakhir ini banyak sekali terjadi kecelakaan pesawat terbang," kata Erick kepada awak media dalam sesi doorstop perihal Safety Penerbangan dan Persiapan Lebaran 2025 di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/1).
Hasil rapat tersebut, Erick meminta pihak maskapai untuk mengatur kembali jam kerja awak pesawat. Dia ingin agar awak pesawat tetap dalam kondisi prima dalam bekerja di transportasi penerbangan.
"Nah tentu tadi kita review memastikan bagaimana kondisi pesawat-pesawat terbang yang dimiliki masing-masing maskapai ini supaya benar-benar kita jaga. Dan juga tingkat kelelahan kru juga direview, saya rasa beliau-beliau sudah pengalaman," ucapnya.
Selain itu, PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports diminta ikut meningkatkan sistem keamanan penerbangan di bandara. Hal ini untuk mengantisipasi insiden kecelakaan pesawat.
"Dan saya juga mengingatkan tadi untuk airport, kita pastikan safety-nya seperti apa di beberapa airport yang bisa kita dorong," bebernya.
Minta AirNav Aktif Sampaikan Kondisi Bandara
Erick juga meminta pihak Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia) untuk aktif mengkomunikasikan kondisi yang ada di bandara. Salah satunya potensi gangguan kelompok burung alias bird strike.
"Termasuk tadi ada beberapa mungkin antisipasi karena beberapa kecelakaan juga itu karena extraordinary (luar biasa). Ya ada udara, ada burung yang masuk ke mesin, tadi juga kita sudah sampaikan ke Airnav untuk juga early warning (peringatan dini)," urainya.
Erick menekankan sejumlah pembahasan tersebut bagian persiapan angkutan lebaran Idulfitri 2025 yang sudah dekat. Dia mengingatkan, bahwa potensi pergerakan penumpang pada musim Lebaran akan jauh lebih besar dibandingkan periode angkutan Nataru.
"Kalau kita ingat nanti ada ramadan, lebaran, ini kan di bulan Maret (2025) kita harus antisipasi. Jadi saya minta tadi dari airport, dari penerbangan mulai coba me-mapping dengan masing-masing jumlah pesawat yang dimiliki. Karena dibandingkan Nataru ini kita mungkin bisa 5 kali lipat. Artinya ini benar-benar sesuatu yang lonjakan yang kita harus lakukan antisipasi lah," tandasnya.
Kasus Kecelakaan Pesawat
Sebelumnya, pesawat Jeju Air mengalami insiden serius pada hari Minggu (29/12). Dalam rekaman yang beredar, terlihat Boeing 737-800 meluncur keluar dari landasan pacu di bandara Muan, kemudian menabrak dinding beton dan terbakar.
Dari total 181 penumpang dan awak di pesawat, hanya dua orang yang selamat, sementara yang lainnya tewas dalam kecelakaan ini, menjadikannya sebagai bencana penerbangan sipil terburuk di Korea Selatan.
Para pejabat setempat telah mengonfirmasi bahwa 179 orang kehilangan nyawa dalam tragedi yang terjadi saat pesawat mendarat di bandara internasional Muan di barat daya Korea Selatan.