Alternatif Penerbangan Nyaman untuk Jelajahi Pariwisata Indonesia
Pesawat yang ke-10 dan ke-11 akan tiba di minggu ke-4 November 2023.
Ada 11 armada pesawat yang disiapkan.
Alternatif Penerbangan Nyaman untuk Jelajahi Pariwisata Indonesia
Alternatif Penerbangan Nyaman untuk Jelajahi Pariwisata Indonesia
PT Pelita Air Service (Pelita Air) kembali menambah armada baru pesawat jenis Airbus A320 guna meningkatkan pelayanan terhadap penumpang sekaligus konektivitas wilayah udara Indonesia.
Direktur Utama Pelita Air Dendy Kurniawan mengatakan bahwa pesawat ini adalah pesawat ke-9 dari 11 yang sudah dipesan untuk tahun 2023. Pesawat yang ke-10 dan ke-11 akan tiba di minggu ke-4 November 2023.
"Amanat dari Pemerintah untuk terus meningkatkan konektivitas udara Nasional merupakan faktor utama yang mendorong kami untuk terus menambah jumlah armadanya agar bisa menambah frekuensi penerbangan dan rute-rute penerbangan yang baru,"
ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, tingginya animo masyarakat terhadap Pelita Air yang tercermin dari tingginya tingkat keterisian kursi (Seat Load Factor) dimana pada kuartal III 2023 dari periode 1 Juli hingga 30 September mencapai rata-rata 83 persen.
Menurut Dendy Kurniawan, sebagai bagian dari entitas anak usaha PT Pertamina (Persero), pihaknya selalu mengutamakan untuk memberikan layanan terbaik serta kenyamanan masyarakat.
merdeka.com
"Kehadiran Pelita Air diharapkan dapat memberikan alternatif pilihan penerbangan yang nyaman, aman dan menyuguhkan pengalaman berkesan bagi para penumpangnya,"
katanya.
sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menyebut bahwa rencana merger PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA), Citilink dan Pelita Air merupakan upaya agar efektivitas penerbangan di Indonesia terus terjaga."Supaya apa? Efektivitas penerbangan yang ada di Indonesia bisa kita terus jaga," ujar Erick dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Kamis (31/8).
Erick menjelaskan, saat ini industri pesawat terbang Indonesia 65 persennya dikuasai oleh pihak swasta. Sementara pemerintah hanya memiliki porsi 35 persen saja.
Kementerian BUMN pun mempertimbangkan untuk menggabungkan tiga maskapai penerbangan tersebut sehingga jumlah pesawat yang dimiliki oleh pemerintah mencapai 140 pesawat.
Lebih lanjut, dengan bergabungnya penerbangan tersebut maka pemerintah memiliki tiga segmen sesuai dengan target pasar masing-masing, yakni kelas premium untuk Garuda, premium ekonomi pada Pelita Air dan ekonomi di Citilink.
"Jadi ini tidak kanibal, ini jadi complementary sesuai target masing-masing," kata Erick.