Dukung Visi Indonesia Emas 2045, Pemerintah Gejot Sinergi Diplomasi
Ekonomi Indonesia dinilai perlu bersinergi dengan kemajuan ekonomi global.
Ekonomi Indonesia dinilai perlu bersinergi dengan kemajuan ekonomi global.
Dukung Visi Indonesia Emas 2045, Pemerintah Gejot Sinergi Diplomasi
Wakil Menteri Luar Negeri, Pahala N. Mansury, mengatakan kondisi dunia yang multi polar menjadi pemicu bagi Indonesia untuk mencapai ekonomi ke-5 terbesar di dunia. Untuk mewujudkan visi Indonesia Emas tahun 2045 dan pendapatan per kapita diatas USD30.000 atau setara Rp470 juta, perekonomian Indonesia perlu bersinergi dengan kemajuan ekonomi global.
Merdeka.com
- Ekonomi Indonesia Diprediksi Tak Capai 5 Persen di 2024, Inflasi Aman?
- Waspada, Ekonomi Dunia Tahun Depan Diprediksi Lebih Buruk Dibanding 2023
- ASEAN Jadi Terbaik di Tengah Tantangan Ekonomi Global, PDB Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,2 Persen
- Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Saja Tak Cukup Buat Indonesia Jadi Negara Maju di 2045, Apa Hal Lainnya?
Menurutnya, fokus diplomasi ekonomi adalah pengembangan sektor perdagangan, pariwisata dan investasi (TTI), peningkatan akses pasar, ketahanan ekonomi, dan infrastruktur diplomasi.
"Perekonomian Indonesia perlu bersinergi dengan kemajuan ekonomi global," kata Pahala dalam keterangannya, Jumat (10/11).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemlu, Abdul Kadir Jailani menyampaikan bahwa 2023 merupakan tahun yang tepat untuk join forces guna menggarap pasar di kawasan.
"Di tahun 2023, target neraca perdagangan Indonesia surplus USD38,5 miliar, sasaran kunjungan wisma 8.5 juta kunjungan," ucap dia.
Untuk mencapai hal itu, pihaknya menyelenggarakan kegiatan Penguatan Diplomasi Ekonomi Indonesia kepada Perwakilan RI di Asia Pasifik dan Afrika diselenggarakan di KBRI Seoul pada 8-9 November 2023 oleh Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri Kemlu RI, bekerja sama dengan KBRI Seoul dan Ditjen Asia, Pasifik dan Afrika Kemlu RI. Seluruh perwakilan RI di kawasan Asia, Pasifik dan Afrika tercatat menghadiri kegiatan tersebut baik secara luring maupun daring.
Dari rangkaian acara itu, turut hadir sejumlah narasumber terdiri dari para pejabat terkait dari Kementerian dan Lembaga, KADIN Indonesia, sejumlah perusahaan BUMN RI dan think tank, meliputi Sekretaris Kementerian BUMN, Rabin Indrajad Hattari, Direktur Pengembangan Promosi Kementerian Investasi/BKPM, Rakhmat Yulianto.
Merdeka.com
Kemudian, Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kementerian Perdagangan, Dr. Miftah Farid, Wakil Ketua KADIN Bidang Investasi dan Luar Negeri, Shinta Kamdani Widjaja,bDirektur Utama BNI, Royke Tumilaar, Mr. Bang Junghwan, Indonesianis dan Dr. Miguel Angel Esquivias Padilla, Dosen dan peneliti dari Universitas Airlangga; serta Dr. Intan Murnia Ramli, Senior Policy Fellow ERIA.
Merdeka.com