Ekonom nilai target pertumbuhan ekonomi 5,3 persen di 2019 realistis
Perekonomian Indonesia yang ditargetkan tumbuh sebesar 5,3 persen pada 2019 dipandang cukup realistis. Itu karena target pertumbuhan ekonomi pada tahun depan turun 0,1 persen dibandingkan target 2018, yakni 5,4 persen.
Perekonomian Indonesia yang ditargetkan tumbuh sebesar 5,3 persen pada 2019 dipandang cukup realistis. Itu karena target pertumbuhan ekonomi pada tahun depan turun 0,1 persen dibandingkan target 2018, yakni 5,4 persen.
Ekonom dari Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih mengatakan, jika melihat dari target Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019 sebesar Rp 2.439,7 triliun, maka pemerintah dinilai cukup konservatif menempatkan pertumbuhan ekonomi 2019 di posisi 5,3 persen.
-
Kapan target pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan mencapai 6,22 persen? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
"Saya rasa masih terjangkau (5,3 persen) ini, lebih realistis jika dibandingkan dengan tahun 2018. Tapi 5,2 persen menurut saya di posisi yang akan sangat realis di 2019," tuturnya saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (17/8) kemarin.
Meski begitu, Lana menambahkan, ada banyak ketidakpastian global yang akan membayangi pertumbuhan ekonomi RI. Salah satunya nilai tukar rupiah yang terus alami depresiasi.
"Kenapa saya bilang cukup konservatif, dalam hal ini realistis, karena memang banyak sentimen seperti uncertainty global, hingga perang dagang antar US-China yang secara pasti efeknya juga terus diantisipasi dan diawasi," ujarnya.
Lebih lanjut, terkait kenaikan harga minyak mentah dalam negeri menjadi USD 70 per barel, Lana menjelaskan hal ini sudah cukup tepat. Meski begitu, ada beberapa hal penting yang ia turut perhatikan, seperti impor.
"USD 70 per barel ini cukup tepat, karena sekarang kan prediksinya sudah mulai dari USD 80 sampai USD 100 per barel ya. Jadi kalaupun berhasil, rupiahnya ini tidak terlalu jauh dari realisasi, atau jika lebih buruk, maka tidak terlalu anjlok. Ini mengapa penting RAPBN perlu mengambil posisi tengah," ungkapnya.
Selain itu, Lana berharap pemerintah juga dapat menggenjot sektor-sektor lain untuk menopang pertumbuhan ekonomi antara lain melalui ketahanan energi, pangan, serta ketahanan ekonomi maritim.
"Impor kalau bisa dikurangi, karena mulai dari bawang merah, bawang putih sampai stok beras kita masih impor. Dan perlu diketahui juga seperti apa sih rencanan pemerintah untuk pembangunan industri ke depannya," kata dia.
Sumber: Liputan6
Reporter: Bawono Yadika
Baca juga:
Pasca gempa, pertumbuhan ekonomi NTB diperkirakan minus
Hadapi gejolak global, pemerintah disarankan lebih agresif dalam kebijakan moneter
Sri Mulyani bocorkan pemicu pertumbuhan ekonomi 5,3 persen di 2019
Nota Keuangan RAPBN 2019: Belanja Negara tembus Rp 2.439 Triliun
2019, pemerintah targetkan pertumbuhan ekonomi capai 5,3 persen
Tingkatkan ekonomi daerah, pemerintah terus dorong konektivitas infrastruktur
OJK keluarkan paket kebijakan dorong ekspor dan perekonomian nasional