Ekonom soal Kasus Covid-19 Kembali Melonjak: Tak Perlu Pembatasan Kegiatan Masyarakat
Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI), Riyanto, menyarankan agar pemerintah tidak melakukan pembatasan kegiatan masyarakat yang ketat. Sebab, kebijakan itu akan berpengaruh terhadap perekonomian.
Indonesia kembali menghadapi lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron. Konfirmasi positif Covid-19 varian omicron di Jakarta berada di angka 2.526 kasus per Minggu (30/1).
Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI), Riyanto, menyarankan agar pemerintah tidak melakukan pembatasan kegiatan masyarakat yang ketat. Sebab, kebijakan itu akan berpengaruh terhadap perekonomian.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
"Sebaiknya tidak usah ada lagi pembatasan kegiatan masyarakat. Ditambah lagi masyarakat kita kan sudah belajar dengan pandemi yang hampir dua tahun ini. Jadi kalau tidak ada pembatasan kegiatan, perekonomian akan normal, dan ini bagus buat masyarakat," kata Riyanto kepada Liputan6.com, Senin (31/1).
Dia mengakui, kasus varian omicron memang naik. Namun, sebagian besar hanya merasakan gejala ringan bahkan tak ada gejala. Oleh karena itu, Riyanto mengimbau agar masyarakat dan pemerintah agar tak khawatir belebihan. Apalagi, herd immunity juga sudah terbentuk.
"Saya pikir tidak usah khawatir, dia (omicron) seperti flu biasa. Yang terkena akan sembuh dengan istirahat dan minum obat. Bahkan sebagian wilayah Indonesia, seperti Jabodetabek dan sekitarnya mungkin sudah mencapai herd immunity (kekebalan kelompok)," ujarnya.
Update Kasus Corona
Sebagai informasi, terdapat penambahan kasus baru positif Covid-19 di Tanah Air pada hari ini, Minggu (30/1/ sebanyak 12.422 orang. Dengan demikian, angka konfirmasi positif Covid-19 terhitung sejak Maret 2021 menjadi 4.343.185 jiwa.
Di sisi lain, jumlah pasien yang sembuh dan terbebas dari virus Corona dilaporkan terus bertambah. Ada peningkatan sebanyak 3.241 orang hingga saat ini. Maka, kasus sembuh dari Covid-19 di Tanah Air telah menyentuh angka 4.137.164 orang.
Adapun Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (Satgas Covid-19) juga melaporkan telah terjadi penambahan pasien meninggal dunia, karena terpapar virus Corona di Indonesia. Per 30 Januari 2022 bertambah 18 orang, sehingga jumlah keseluruhan warga yang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19, mencapai 144.303.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)