Ekonomi belum stabil, pasar properti tetap membaik
Terlihat dari peningkatan permintaan hunian ritel dan perkantoran non-CBD.
Pasar properti di nilai tetap positif, meskipun kondisi ekonomi dan politik pasca-pilpres belum stabil. Hal tersebut terlihat dari peningkatan permintaan hunian ritel dan perkantoran non-CBD (Central Business District).
"Kondisi pasar properti masih menunjukkan sinyal positif. Walaupun kondisi ekonomi dan politik di Indonesia masih belum stabil," ujar Direktur Konsultasi Strategi Jones Lang LaSalle (JLL) Herully Suherman, di Jakarta, Rabu (15/10).
-
Kenapa harga tanah dan rumah di Indonesia semakin mahal? Jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat, khususnya di kota-kota besar, mengakibatkan ketersediaan lahan atau tanah semakin terbatas. Dampaknya, harga rumah dan tanah yang naik setiap tahunnya.
-
Kapan Pemilu Proporsional Tertutup diterapkan di Indonesia? Sistem pemilu proporsional tertutup adalah sistem pemilihan yang memungkinkan rakyat untuk memilih partai, namun tak bisa memilih wakil rakyat secara personal. Sistem ini sempat dianut oleh Indonesia antara tahun 1955 hingga Pemilu 1999.
-
Mengapa Hartono bersaudara melebarkan bisnis ke sektor properti? Belum puas bisnis tersebut, kakak beradik ini melebarkan sayap lagi ke bisnis properti.
-
Kenapa Indonesia rentan terhadap gempa bumi? Indonesia berada dalam batas 3 lempeng tektonik besar, yaitu: lempeng India-Australia, Eurasia, dan Pasifik.
-
Mengapa investasi properti di Lampung menjadi pilihan yang menjanjikan? Meskipun mengalami kenaikan, harga rumah di Bandar Lampung masih tergolong terjangkau dibandingkan dengan beberapa kota besar di Indonesia. Hal tersebut memberikan kesempatan bagi investor dan calon pembeli rumah untuk mendapatkan properti dengan harga yang kompetitif dan potensi untuk mendapatkan imbal hasil yang menguntungkan di masa depan.
-
Kenapa rumah ini dijual? Abdi menyebut jika alasan keluarganya menjual rumah tersebut karena terlalu besar dan kurang maksimal dalam pengelolaannya.
Kepala Marketing JLL Angela Wibawa mengatakan permintaan ruang kantor di CBD mengalami penurunan sebesar 37 persen dari triwulan tahun sebelumnya. Penurunan tersebut lantaran terbatasnya ketersediaan ruang perkantoran baru.
"Namun, secara keseluruhan tingkat hunian perkantoran di CBD masih sangat tinggi sekitar 94 persen," kata dia.
Sementara itu, kata dia, di luar CBD terjadi penyerapan yang signifikan dibanding triwulan tahun lalu. Tingkat penyerapan perkantoran di luar CBD pada triwulan III 2014 ini mayoritas terjadi di kantor kategori grade C.
"Harga sewa rata-rata ruang kantor di CBD tidak mengalami banyak perubahan yang signifikan yaitu sekitar 1,7 persen diakibatkan karena penyesuaian kenaikan kurs mata uang dollar Amerika terhadap rupiah pada harga sewa gedung perkantoran premium," pungkas dia.