Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja
Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
- Ekonomi Makin Sulit, Warga AS Ogah Beli Udang karena Mahal
- Masyarakat Banyak Belanja saat Ramadan dan Lebaran, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2024 Bakal Meroket
- Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
- Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?
Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja
Pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan pada kuartal III-2023, menjadi 4,94 persen dibandingkan kuartal II-2023 sebesar 5,17 persen.
Peneliti Center of Macroeconomics and Finance, Riza Annisa Pujarama mengungkapkan, penurunan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Di antaranya konsumsi melambat, tabungan berkurang, kemudian banyak masyarakat yang menggunakan uangnya untuk membayar cicilan dibandingkan konsumsi.
"Konsumsi itu melambat, di sisi lain tabungan juga terus turun tapi ternyata dipakai untuk bayar cicilan bukan untuk konsumsi tapi untuk cicilan," kata Riza dalam Diskusi Publik 'Evaluasi dan Perspektif Ekonom Perempuan INDEF terhadap Perekonomian Nasional, Kamis (28/12/2023).
Merdeka.com
Dia melihat bahwa akhir-akhir ini terdapat perubahan pola konsumsi masyarakat. Artinya, masyarakat menahan konsumsinya sehingga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi menjadi turun di kuartal III-2023.
"Di sini juga kita dapat menyimpulkan bahwa ada perubahan pola konsumsi di akhir-akhir ini berarti konsumen itu menahan konsumsinya sehingga konsumsi tadi turun PDB," jelasnya.
Padahal, konsumsi rumah tangga merupakan sektor yang paling besar konstribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi.
Namun, dikuartal III-2023 konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 5,06 persen, lebih kecil dibandingkan kuartal II-2023 sebesar 5,22 persen.
"Kita lihat dari sisi pengeluaran yaitu yang paling berkontribusi banyak terhadap pembentukan PDB dari sektor konsumsi rumah tangga. Itu share-nya lebih dari 50 persen sekitar 5,22 persen (Kuartal II-2023)," ujar Riza.
Merdeka.com
"Pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini turun dari 5,22 ke 5,06 persen. Menyebabkan pertumbuhan ekonomi di Kuartal ketiga itu turun," pungkasnya.