Ekonomi RI Diprediksi Tetap Gagah di Atas 5,5 Persen Meski Ada Ancaman Resesi
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakini pertumbuhan ekonomi nasional tahun bisa di atas 5 persen. Bahkan, meski ada ancaman resesi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 bakal tumbuh di atas 5,5 persen.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakini pertumbuhan ekonomi nasional tahun bisa di atas 5 persen. Bahkan, meski ada ancaman resesi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 bakal tumbuh di atas 5,5 persen.
"Kami masih optimis triwulan III masih lebih tinggi dari 5,5 persen," kata Perry dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) secara virtual, Kamis (3/11).
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara di atas rata-rata nasional? Keberhasilan itu, lanjut politukus PDIP ini, karena pihaknya berhasil menjaga harga-harga kebutuhan tetap stabil dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi ."Kemarin juga kita mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat bahwa Sulut bisa menggerakkan ekonomi kreatif yang ada. Jadi bulan Agustus ini pengakuan dari pemerintah pusat bahwa apa yang kita kerjakan selama ini berdampak sangat positif bagi pembangunan Sulut."
-
Bagaimana hilirisasi mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah? Contoh tiga wilayah yang menjadi pusat industri hilirisasi SDA khususnya mineral dan logam, yaitu Sulawesi, Maluku dan Papua, serta Kalimantan, mengalami pertumbuhan ekonomi positif. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai wilayah Sulawesi yakni 6,64% (yoy), disusul Maluku dan Papua yakni 6,35% (yoy), dan Kalimantan yaitu 5,56% (yoy).
-
Bagaimana cara mencapai target pertumbuhan ekonomi yang dibutuhkan untuk mewujudkan Indonesia Emas? Untuk mencapai pertumbuhan itu, maka hilirisasi sebagai dongkrak yang efektif. Bahlil juga menuturkan, pemerintah sudah membuat desain besar di berbagai sektor untuk hilirisasi. Di antaranya, minyak dan gas, mineral dan batubara, perkebunan, perikanan, kehutanan, dan pertanian.
Perry memperkirakan berbagai indikator pertumbuhan ekonomi telah menunjukkan tren positif. Mulai dari indeks harga penjualan, indeks harga konsumen, pertumbuhan kredit yang tinggi, neraca transaksi berjalan dan kinerja ekspor yang baik.
Bahkan, pertumbuhan kredit yang tahun ini sudah 11 persen, akan terus tumbuh di tahun 2023 nanti. Tingginya pertumbuhan ini didukung faktor permintaan dari dunia usaha yang disuplai oleh perbankan.
"Untuk kredit kami perkirakan bahwa tahun depan perkiraan kredit bisa sampai 10 sampai 12 persen," katanya.
Perry menambahkan, ada tiga alasan suplai dana dari perbankan bisa memenuhi permintaan. Selama ini perbankan memiliki likuiditas yang longgar dan terus terjaga. Apalagi sekarang likuiditas Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan masih di atas 27 persen.
Bank Tak Perlu Buru-buru Naikkan Suku Bunga Kredit
Di sisi lain, meningkatnya suku bunga acuan yang ditetapkan Bank Indonesia tidak perlu langsung direspon oleh perbankan. Perry menyatakan naiknya suku bunga acuan tidak lantas membuat perbankan harus buru-buru menaikkan bunga kreditnya.
"Dampak kenaikan suku bunga acuan ke suku bunga kredit akan lebih lama karena likuiditas longgar. Jadi bank tidak harus buru-buru naikkan suku bunga kredit karena likuiditas kami jaga sangat longgar," sambungnya.
Sehingga dari faktor suku bunga masih menjadi faktor positif untuk perbankan salurkan kredit. Likuiditas tetap longgar. Dia pun memastikan, suku bunga kredit tidak akan lantas naik jika suku bunga acuan bank sentral mengalami kenaikan.
"Suku bunga kredit tidak akan buru-buru naik. Itu faktor-faktornya," pungkasnya.
(mdk/azz)