Ekonomi RI tumbuh melambat, ini sejumlah pembelaan pemerintah
Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II tahun ini sebesar 4,67 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II tahun ini sebesar 4,67 persen. Itu terendah setelah kuartal III-2009.
Pertumbuhan ekonomi kuartal II tersebut sebagian besar ditopang oleh konsumsi masyarakat yang tumbuh 4,97 persen. Diikuti konsumsi pemerintah 2,28 persen, dan pembentukan modal tetap bruto atau investasi 3,55 persen.
-
Mengapa Jokowi mendorong kerja sama ekonomi biru dengan India? "Potensi kerja sama tersebut bisa kita dorong menuju ekonomi biru, ketahanan pangan, konektivitas maritim dan sumber daya energi laut yang berkelanjutan,"
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Di mana Jokowi meninjau persediaan beras? Jokowi dan rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Labuhanbatu dengan menggunakan helikopter Super Puma TNI AU. Dia direncanakan mengecek bahan pokok di Pasar Gelugur Rantauprapat, serta meninjau persediaan beras dan menyerahkan bantuan pangan kepada masyarakat.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang diresmikan Jokowi di BEI? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
Presiden Joko Widodo mengaku sudah memprediksi ekonomi Indonesia masih melambat. Dia berharap ekonomi bakal merangkak naik di sisa tahun ini.
Untuk itu, dia bakal terus memacu penyerapan anggaran pemerintah, baik pusat maupun daerah.
Ke depan, dia ingin mendorong realisasi belanja pemerintah lebih merata sepanjang tahun. Tidak menumpuk di penghujung tahun.
Pemerataan penyerapan anggaran dinilai penting agar jumlah uang beredar per kuartal seimbang.
Di sisi lain, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengingatkan perlambatan ekonomi bakal berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.
Terkait perlambatan pertumbuhan ekonomi ini, ada sejumlah pembelaan lain yang diutarakan oleh pemerintah. Berikut diantaranya:
Masih lebih beruntung ketimbang negara lain
Wakil Presiden Jusuf Kalla, akrab dipanggil JK, mengakui ekonomi Indonesia tumbuh melambat. Ini lantaran pengaruh ekonomi global dan lambatnya penyerapan anggaran pemerintah.
Kendati demikian, JK mengatakan ekonomi Indonesia masih lebih baik ketimbang negara lain.Â
"Kemudian suasana ekonomi dunia memang melemah. Dengan segala upaya, Indonesia masih beruntung dibanding banyak negara-negara yang tidak bisa mencapai angka itu," katanya.
Ibarat gelas setengah penuh, ekonomi masih positif
Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengaku terkejut mendapati pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan kedua tahun ini hanya sebesar 4,67 persen. Ini lebih buruk ketimbang pertumbuhan ekonomi kuartal sebelumnya sebesar 4,71 persen.
"Ya tentu kami cukup kaget juga. Kami mengharapkan 4,71 persen sudah bottom out ternyata belum," kata Sofyan, kemarin.
Sofyan beralasan rendahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia lantaran kondisi global masih buruk. Ditandai dengan pelemahan harga komoditas.
"Kalau anda lihat data per wilayah, yang memproduksi komoditas itu pasti kena hard hit, Sumatera, Kalimantan. Tapi saya belum dapat data lebih detil," katanya.
"Tetapi di satu pihak, ibarat orang melihat gelas setengah kosong atau setengah penuh. Kalau gelas setengah penuh artinya adalah masih positif. Artinya kita itu di kuartal II ini tidak lebih memburuk dibandingkan dengan kuartal I."
Triliunan dana Pemda mengendap di bank
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, hingga Juli 2015, realisasi belanja negara baru sebesar Rp 913,5 triliun atau 46 persen total pagu APBN Perubahan sebesar Rp 1.984,1 triliun.
Sementara, realisasi belanja pemerintah pusat mencapai Rp 524,1 triliun atau 39,7 persen dari total pagu Rp 1.319,5 triliun.
"Konsumsi pemerintah hanya belanja barang. Kalau peningkatan nggak besar. Di daerah tadi dengan dana menganggur pengaruh juga. Jadi pemerintah pusat sudah ada perbaikan sedangkan di daerah belum maka perkembangannya begitu kian lambat," katanya, kemarin.
Berdasarkan catatan Kemenkeu, dana pemerintah daerah mengendap di perbankan terus mengalami peningkatan semenjak awal 2015. Dari Rp 168,9 triliun pada Januari menjadi Rp 273,5 triliun pada Juni.
"Jadi kalau ada yang tanya kenapa pertumbuhan ekonomi melambat? salah satunya karena Rp 273, 5 triliun masih ngendon di bank," katanya. "Kami sudah imbau Pemda. Mungkin juga penyaluran kami cepat, jadi daerah kewalahan jadi larinya ke bank."
Â
Â