Ekspor Tembus ke Amerika Serikat, Perusahaan Baja Nasional Raup Laba USD 49 Juta
Begitu pula laba bruto perusahaan mencapai USD 73 juta, meningkat 3 persen dengan EBITDA sebesar USD 103 juta. EBITDA perusahaan naik 17 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Perusahaan sekaligus emiten baja nasional, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) meraup laba bersih USD 49 juta hingga kuartal III-2022. Perolehan laba ini naik 22 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu.
Begitu pula laba bruto perusahaan mencapai USD 73 juta, meningkat 3 persen dengan EBITDA sebesar USD 103 juta. EBITDA perusahaan naik 17 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Apa yang ditemukan di Kawasan Industri Batang? Pada tahun 2019, seorang arkeolog asal Prancis bernama Veronique de Groot menemukan sebuah situs diduga candi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Batang.
-
Kapan puncak kejayaan industri kapuk di Jawa? Puncaknya adalah tahun 1936-1937 di mana kapuk jawa mampu memenuhi 85 persen kebutuhan dunia.
-
Di mana lokasi home industry produksi ekstasi dan pil koplo yang dibongkar? Polisi membongkar home industry yang memproduksi ekstasi dan pil koplo di Jalan Kertajaya Indah Timur IX Nomor 47, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Produk apa yang dihasilkan Desa Kemudo dari pengolahan limbah industri? “Kami mencoba melihat potensi yang ada di Desa Kemudo, yakni dengan adanya limbah kering dari industri,” kata Kepala Desa Kemudo, Hermawan Kristanto, kepada Merdeka.com baru-baru ini.
"Kinerja ini tidak lepas dari upaya perusahaan dalam meningkatkan performa, yakni melalui penetrasi pasar ekspor. Hingga September 2022, nilai ekspor GRP mencapai USD 45 juta atau meningkat 56 persen YoY dengan tujuan ekspor mencakup Amerika Serikat, Selandia Baru, Australia, Uni Emirat Arab, Malaysia, dan Singapura," kata Direktur GRP Roymond, pada public expose perusahaan yang dilakukan virtual hari ini, Kamis (15/12).
Pada Maret 2022, Perseroan mengekspor baja jenis structural beam untuk pembangunan gudang perusahaan industri mobil listrik di Amerika Serikat, yang juga disaksikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Selain itu, Juli 2022 Perseroan juga mengekspor baja struktur dan plat ke Selandia Baru untuk konstruksi rumah sakit. "Pada kesempatan kali ini, pelepasan ekspor dihadiri Menteri Perdagangan Bapak Zulkifli Hasan," lanjut Roymond.
Menurut Roymond, GRP memiliki posisi keuangan yang sehat. Hal ini menunjukkan kapabilitas kuat perusahaan dalam memenuhi kewajiban. "Nilai pinjaman bersih triwulan ketiga 2022, misalnya, masih di bawah nilai EBITDA yaitu sebesar 0.92x," jelasnya.
Kinerja operasional GRP juga menunjukkan performa positif. Hingga September 2022, penjualan bersih GRP USD 723 juta atau meningkat 44 persen YoY, dari tahun lalu yaitu USD 502 juta. "Segmen baja lembaran memiliki kontribusi 69 persen. Peningkatan ini ditunjang produksi baja berkualitas tinggi yang juga meningkat 36 persen YoY," imbuh Roymond.
Di tahun 2023 mendatang, GRP optimistis terus meningkatkan kinerja. Keyakinan tersebut didasarkan berbagai faktor pendukung, baik global maupun nasional.
Di tingkat global, antara lain pulihnya permintaan konsumsi baja global sebesar 1 persen menjadi 1,81 miliar ton. Selain itu, juga pertumbuhan industri otomotif 5,7 persen pada 2023. “"Meski harus diakui, terdapat pula faktor penahan industri baja, seperti tingginya biaya energi, laju inflasi yang masih tinggi, dan pengetatan kebijakan moneter," kata Argo.
Sementara di tingkat nasional, berbagai faktor juga mendukung optimisme GRP. Di antaranya, konsumsi baja pada 2023 diperkirakan tumbuh 3,5 persen YoY. Pertumbuhan didorong proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang diperkirakan membutuhkan 9,3 juta MT baja. "Kami optimistis dapat berkontribusi pada proyek IKN dalam hal pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan," jelas Argo.
Menurut Argo, 78 persen konsumsi baja nasional pada 2023 diperkirakan berasal dari sektor konstruksi. Dan 85 persen dari permintaan konstruksi, diperkirakan berasal dari Jawa. Sementara, sektor otomotif yang menargetkan produksi 1 juta mobil juga berperan dalam mendorong permintaan baja.
Transformasi Pembuatan Baja Rendah Karbon
Kinerja positif keuangan dan operasional tersebut, dibarengi komitmen perusahaan terhadap penerapan Environmental, Social & Governance (ESG). Salah satu langkah strategis, dengan meluncurkan Buku Panduan Strategi ESG perusahaan. Melalui buku tersebut, GRP menjadi perusahaan baja terdepan di Asia Tenggara yang fokus pada ESG pada setiap lini bisnisnya.
Menurut Direktur Utama GRP, Abednedju Giovano Warani Sangkaeng, buku panduan bertujuan menjelaskan strategi perseroan dalam membantu mengatasi permasalahan perubahan iklim dan isu-isu sosial. Antara lain, kesetaraan dan hak asasi manusia. Selain itu, juga sejalan dengan visi industri menuju keberlanjutan dan mendukung Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Sebagai tindak lanjut, GRP juga menandatangani berbagai nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) di antaranya dengan Fortescue Future Industries (FFI).
"Penandatanganan MoU berkaitan dengan studi mendalam terhadap kajian pemakaian energi bersih yang ramah lingkungan. Dalam hal ini, hidrogen hijau dan amonia hijau," imbuhnya.
Komitmen GRP pada ESG, juga ditandai dengan transformasi pembuatan baja rendah karbon. Antara lain, melalui transformasi pembuatan baja hijau, peralihan penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, penggunaan sumber energi hijau, dan peningkatan efisiensi sumber daya.
"Berbagai langkah potensial juga dilakukan. Misalnya, berkolaborasi di proyek panel surya, yang akan menjadi kombinasi dari atap, floating dan ground mounted panel surya yang akan membantu dekarbonisasi," kata dia.