Erick Thohir: BUMN Transportasi Harus Siap Rugi di Tengah Pandemi Covid-19
Menurut Erick, sebagai perusahaan milik negara yang bergerak di bidang usaha pelayanan transportasi publik, justru harus mengutamakan pelayanan yang prima sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.
Menteri BUMN, Erick Thohir mengingatkan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang usaha transportasi publik untuk tidak memikirkan masalah kerugian perusahaan saat pandemi Covid-19 masih berlangsung di berbagai wilayah Indonesia.
"Masalah untung rugi nantilah. BUMN seperti Angkasa Pura, PT KAI, dan lainnya. Harus siap rugi," kata Erick melalui sambungan Video Conference pada Selasa (24/3).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Di mana virus dapat menyebar? Virus juga dapat menyebar melalui udara, air, makanan, dan kontak langsung dengan individu yang terinfeksi.
-
Apa yang terjadi pada bocah yang viral di Bandung? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jenderal Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat. Videonya viral setelah seorang pelaku mengaku sebagai keponakan seorang jenderal.
-
Mengapa Erna Herawati mengalami kesulitan saat pandemi? “Itu penjualan hampir nol. Padahal kita kebutuhan tetap ada,” kata Erna dikutip dari kanal YouTube Bantul TV.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Bagaimana cara penyebaran virus campak? Campak disebabkan oleh virus paramyxovirus, yang menyebar melalui tetesan pernapasan dan sangat menular.
Menurutnya, sebagai perusahaan milik negara yang bergerak di bidang usaha pelayanan transportasi publik, justru harus mengutamakan pelayanan yang prima sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.
Dalam kesempatan itu, Erick juga menyebut bahwa aturan ini juga berlaku bagi perusahaan BUMN yang bergerak di bidang usaha perbankan. Di mana seluruh perusahaan perbankan milik negara harus tetap beroperasi normal untuk melayani kebutuhan masyarakat dan pemerintah.
Hal ini terkait rencana pemerintah untuk menyalurkan program Bantuan Langsung Tunai (BLT) melalui perusahaan perbankan BUMN. Akan tetapi, Erick tidak merinci lebih lanjut terkait mekanisme dan sasaran penerima program BLT.
Erick kemudian meminta semua anggota perusahaan BUMN untuk menerapkan aturan social distancing sesuai dengan instruksi pemerintah, yang bertujuan menekan angka penularan virus Covid-19.
BUMN Produksi Masker
Sebanyak 4,7 juta masker buatan perusahaan BUMN diprediksi bakal selesai diproduksi akhir Maret 2020. Namun, jumlah tersebut dirasa masih kurang untuk mencukupi kebutuhan masker dalam negeri.
Alasannya, dalam satu hari satu orang bisa menggunakan 3 masker sekali pakai. Mereka biasa mengganti masker sekali pakai setelah 8 jam pemakaian.
"Jadi kita akan cari juga dari luar kalau ada kekurangan untuk kebutuhan masker," kata Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Selasa, (24/3).
Begitu juga dengan alat pelindung diri (APD) untuk kebutuhan rumah sakit. Perusahaan pelat merah memang sedang memproduksi APD untuk kebutuhan dalam negeri.
Selain memproduksi, pemerintah juga akan mencari APD untuk memenuhi kebutuhan saat ini. Sebab, dalam situasi seperti saat ini, bahan baku pembuatan APD juga sedang dicari para produsen di berbagai negara terjangkit.
"Sebab semua mengejar bahan baku dan lain-lain," kata Arya.
Tak hanya itu, peralatan yang digunakan untuk tes covid-19 yang dimiliki saat ini juga masih kurang. Masih banyak rumah sakit yang belum memiliki perlengkapan setara rumah sakit rujukan seperti RSPI Sulanti Suroso dan RSU Persahabatan.
"Nah itu kami sedang cari bahannya dari Swiss," ungkap Arya.
Rencananya, di tahap pertama ini akan ada 10 rumah sakit kebagian alat kesehatan di 10 provinsi. Dia berharap, di tahap selanjutnya akan ada lebih banyak lagi alat kelengkapan yang bakal disumbangkan BUMN kepada rumah sakit.
"Kami memang diminta untuk menyiapkan apa saja kebutuhan alat kesehatan dengan seluruh kelengkapannya," kata Arya.
(mdk/idr)