ESDM Buka-bukaan soal Tantangan Penggunaan Energi Baru Terbarjukan di Masa Depan
Pengelolaan energi di masa depan bagi PGN perlu berkolaborasi dengan civitas academica untuk mengembangkan riset yang inovatif.
PT PGN Tbk dan Universitas Udayana atau Unud resmi berkolaborasi dalam rangka mengembangkan kapabilitas pengelolaan energi untuk mencari solusi sekaligus terobosan energi.
Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko mengatakan, pengelolaan energi di masa depan bagi PGN perlu berkolaborasi dengan civitas academica untuk mengembangkan riset yang inovatif.
- PLN IP Terapkan Teknologi Canggih untuk Tekan Emisi Karbon, Seperti Apa?
- Forum Konsultasi Publik, BPSDM ESDM Bantu Tingkatkan Kapasitas SDM Konservasi Energi
- Tak Hanya Pengetahuan Akademis, Perguruan Tinggi Dituntut Cetak SDM Peduli Pencapaian SDGs
- ESDM: Transisi Energi Penting untuk Tingkatkan Daya Saing Produk Indonesia di Mata Dunia
"Kolaborasi PGN dengan Universitas Udayana juga untuk menyiapkan SDM yang unggul untuk pengelolaan energi ke depan. Maka, pada kesempatan ini juga dapat meningkatkan kerja sama korporasi dengan calon-calon masa depan pengelola energi nasional," ujarnya saat kegiatan Pertamina Goes To Campus 2024 (PGTC 2024) dikutip dari Antara.
Direktur Program Pembinaan Ditjen Migas Kementerian ESDM, Mirza Mahendra menerangkan tantangan penggunaan EBT di masa depan adalah keekonomian dan menyinergikan pengaturan hulu dan hilir.
"Kami mendapat tugas dari Presiden untuk melaksanakan swasembada energi. Karena energi impor akan menggerus ekonomi Indonesia dan tugas kita bersama untuk menjaga pengelolaan energi melalui program diversifikasi energi," ujarnya.
Menurut Mirza, untuk menuju net zero emission 2060, poin pentingnya adalah transisi energi.
"Key point-nya adalah adalah gas bumi sebagai energi fosil paling ramah lingkungan. Itu lah kenapa, PGN men-deliver energi yang lebih baik dari sisi lingkungan," ujarnya.
Kemudian, dari sisi cadangan, saat ini dan beberapa waktu ke depan, cadangan gas mencukupi. Namun, memiliki tantangan yaitu infrastruktur untuk menyalurkan gas sampai ke masyarakat menuju NZE 2060.
"Kerja sama di berbagai aspek, secara khusus di bidang riset energi baru terbarukan menjadi komitmen bersama dalam mengurangi jejak karbon dan bumi yang lebih baik. Universitas Udayana sebagai bagian dari masyarakat akademik dalam lembaga pendidikan, bersama dengan PGN, bersinergi, saling melengkapi atau satu sama lain agar edukasi, kesadaran dan peningkatan wacana concern transisi energi yang tengah kita hadapi saat ini dapat bergulir dengan lancar," tambah Rektor Unud Prof I Ketut Sudarsana.
Gas Bumi Jadi Energi Transisi
PGN dan Universitas Udayana sepakat bahwa gas bumi sebagai energi transisi yang dapat membawa perubahan nyata dalam menyongsong energi baru terbarukan di masa depan.
Kerja sama juga diharapkan dapat membawa generasi ke depan untuk peduli terhadap isu energi dan siap memasuki dunia kerja di tengah arus digitalisasi.
"Semoga kerja sama dapat menjadi awal energi baik bagi kita semua," sebut Ketut.
Arief menambahkan PGN dan Unud dapat membuahkan kerja sama yang konstruktif untuk mendukung upaya perusahaan dalam pengembangan pemanfaatan gas bumi.
Selain itu, dapat memperluas sosialisasi pemanfaatan gas bumi di kalangan anak-anak muda khususnya mahasiswa Unud.
Khusus di Bali, PGN melakukan introduksi produk gas bumi beyond pipeline yaitu CNG dan LNG, mengingat belum adanya infrastruktur pipa dan sumber gas di Pulau Bali.
"Dalam rangka menyiapkan solusi energi menuju energi baru terbarukan, salah satu peluang untuk dikolaborasikan adalah energi hidrogen. PGN juga akan mengarah ke sana sebagai bagian dari strategi step out atau inisiatif untuk low carbon business untuk mendukung NZE 2060," sebut Arief.