Faisal Basri sebut pelemahan Rupiah turunkan cadangan devisa
Ekonom Faisal Basri mengatakan, jika kondisi nilai tukar rupiah di posisi Rp 13.936 atau lebih buruk lagi, otomatis akan terus menurunkan cadangan devisa. Dua bulan terakhir yang dilaporkan cadangan devisa pemerintah posisinya USD 2 miliar.
Ekonom Faisal Basri mengatakan, jika kondisi nilai tukar rupiah di posisi Rp 13.936 atau lebih buruk lagi, otomatis akan terus menurunkan cadangan devisa. Dua bulan terakhir yang dilaporkan cadangan devisa pemerintah posisinya USD 2 miliar.
"Maret turun lagi, tapi belum diumumkan. Cadangan devisa akan naik dari jumlah kenaikan jumlah ekspor. Sementara ekspor tiga bulan terakhir defisit, walaupun Maret naik," katanya usai bicara di Seminar Nasional Konferensi Regional Akuntansi (KRA) di Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang, Jumat (4/5).
-
Kapan Faisal Basri meninggal? Namun takdir berkata lain, Ramdan mengaku kalau sekira pukul 04.30 WIB atau waktu Subuh tadi, Faisal telah menghembuskan nafas terakhirnya, setelah melalui masa kritis pada dua hari lalu.
-
Di mana Faisal Basri dimakamkan? Sebagai informasi, nantinya pemakaman almarhum Faisal Basri akan dilakukan sekitar Ba’da Ashar dari Masjid Az Zahra, Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan.
-
Siapa yang menyatakan duka atas wafatnya Faisal Basri? Guru Besar Hukum Tata Negara Mahfud MD, mengaku berduka atas berpulangnya salah satu tokoh ekonom bangsa, Faisal Basri.
-
Kapan Faisal Basri wafat? Diketahui, almarhum wafat pada pagi dini hari, 5 September 2024, pukul 03.50 WIB di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta.
-
Apa yang dilakukan Mahfud MD bersama Faisal Basri? Momen terakhirnya bersama almarhum adalah saat dirinya masih menjabat sebagai menko polhukam. Kala itu, Faisal Basri turut terlibat dalam tim ahli dari Satgas Anti Pencucian uang yang dibentuk pemerintah.
-
Apa yang menurut Faisal Basri menjadi tugas berat seorang Menteri Keuangan? Faisal Basri menyampaikan tugas berat seorang Menkeu adalah mengelola pendapatan, mengelola pengeluaran, menyeleksi alokasi anggaran. Hingga akhirnya memastikan anggaran negara digunakan sesuai dengan tujuannya.
"Sepanjang Januari-Maret tidak banyak surplusnya atau bisa dibilang seimbang. Jadi tidak surplus," tegasnya.
Sektor Jasa pun masih defisit. Ekspor dan impor untuk barang dan jasa (current account) tahun lalu naik dibanding tahun sebelumnya.
Kemudian asing sudah mengetahui kalau Indonesia itu impor minyaknya 600-800 ribu barel net importir, sehingga investor akan rugi kalau harga BBM naik.
Selain itu, pertumbuhan turis yang masuk menambah dan yang umroh tambah banyak, sehingga keluar devisanya besar sementara pemasok dolar semakin sedikit. Secara teori yang bisa mengembalikan atau menstabilkan adalah penanaman modal asing langsung, utang, dan investor yang masuk ke pasar saham.
"Indeks kita di pasar saham kan melorot dari 6.600 ke 6.000, berarti asing lebih banyak jual daripada beli. Cari lagi, pemerintah utangnya dalam bentuk SUN, antara lain. 40 persen SUN itu dipegang asing. Kalau AS naikkan suku bunga, kita nurunkan suku bunga," jelasnya.
Namun, Faisal meyakini kondisi tersebut akan pulih dalam waktu tidak lama. Selama tidak terjadi kondisi yang istimewa, seperti kenaikan harga minyak internasional yang fantastis.
"Kita kan negara demokrasi, beda sama zaman Pak Harto, kalau ada masalah dipendam. Sampai akhirnya meledak kencang banget. Kita ngomong gini terus, nanti investor ada yang lihat, ranting diturunkan, proses koreksinya segera, sadar sebentar lagi, fundamental kita tidak kuat-kuat amat. Proses koreksinya akan segera, cepat," jelasnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa Indonesia akhir Maret 2018 sebesar USD 126,00 miliar, turun USD 2,06 miliar dari posisi akhir Februari 2018 sebesar USD 128,06 miliar.
Pj Kepala Grup Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan mengatakan penurunan ini dipengaruhi oleh penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri dan stabilisasi nilai tukar Rupiah di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,9 bulan impor atau 7,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (6/4).
Baca juga:
Rupiah dibuka stagnan di level Rp 13.938 per USD
Rupiah melemah nyaris Rp 14.000 per USD, bos BI sebut Indonesia butuh redenominasi
The Fed pertahankan suku bunga, BI harap perbaiki nilai tukar Rupiah
OJK pastikan perbankan aman di tengah situasi pelemahan Rupiah
Sri Mulyani Cs klaim sistem keuangan RI masih aman meski Rupiah melemah