Februari 2016, neraca perdagangan RI surplus USD 1,14 M
Neraca tersebut alami peningkatan dibanding Februari 2015 sebesar USD 662,7 juta.
Neraca Perdagangan Indonesia pada Februari 2016 mengalami surplus sebesar USD 1,14 miliar. Neraca tersebut alami peningkatan dibanding Februari 2015 sebesar USD 662,7 juta.
Adapun rincian nilai ekspor Februari 2016 sebesar USD 11,30 miliar dan nilai impor Februari 2016 sebesar USD 10,16 miliar.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan kinerja perdagangan membaik setelah membukukan surplus USD 50,6 juta pada Januari 2016. Surplus neraca perdagangan Januari-Februari 2016 surplus USD 1,15 miliar dengan nilai ekspor USD 21,78 miliar dan nilai impor USD 20,63 miliar.
"Selama lima tahun terakhir pada Februari ini tertinggi, dimana tahun 2012 surplus, lalu 2013 defisit USD 297,7 juta, pada 2014 surplus USD 843,4 juta dan 2015 juga surplus USD 662,7 juta," ujar dia di kantornya, Jakarta, Selasa (15/3).
Suryamin menjelaskan, surplusnya neraca perdagangan Februari 2016 dipicu surplus sektor migas USD 0,01 miliar dan sektor non migas USD 1,14 miliar.
"Nilai ekspor Februari 2016 naik 7,80 persen dibanding ekspor Januari 2016. Sementara dibanding Februari 2015 turun 7,18 persen," jelas dia.
Dari sisi volume perdagangan, pada Februari 2016 neraca volume perdagangan mengalami surplus 25,51 juta ton. Hal tersebut didorong oleh surplusnya neraca volume perdagangan migas 0,06 juta ton dan sektor nonmigas 25,45 juta.
Selama Februari 2016, ekspor terbesar adalah lemak dan minyak hewan nabati senilai USD 2,62 miliar dan bahan bakar mineral senilai USD 2,14 miliar. Pangsa pasar ekspor Indonesia adalah Amerika Serikat USD 2,38 miliar, Jepang USD 2,16 miliar dan China USD 1,83 miliar.
Untuk impor Februari 2016 senilai USD 10,16 miliar ini turun 2,91 persen dari Januari 2016. Impor migas mencapai USD 1,22 miliar, atau turun 8,79 persen dan impor non migas USD 9,25 miliar atau turun 2,13 persen.
"Dibandingkan dengan Februari 2015, impor Februari 2016 turun 11,51 persen. Secara volume sebenarnya (impor) naik 20 persen tapi karena harga lagi turun makanya nilainya turun. Khususnya yang bersumber dari migas," tegas dia.
Secara kumulatif Januari-Februari 2016, nilai impor turun 14,48 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Impor non migas turun 9,83 persen menjadi USD 18,29 miliar.
Impor terbesar Indonesia di Februari 2016 adalah mesin dan peralatan mekanik sebesar USD 3,41 miliar, lalu mesin dan peralatan listrik sebesar USD 2,28 miliar.
Negara asal barang impor Indonesia terbesar adalah China USD 4,87 miliar, Jepang USD 1,92 miliar dan Thailand USD 1,48 miliar.
Baca juga:
Darmin: Neraca perdagangan surplus tanda ekonomi RI membaik
Dorong roadmap e-commerce, pemerintah bakal cetak 1.000 pengusaha
Boikot produk Israel, pemerintah didorong berikan kepastian
Rupiah bergerak melemah dekati Rp 13.100 per USD
BPS sebut Rupiah menguat 3 persen di Februari 2016
'Iuran BPJS naik & bunga kredit tinggi, Kabinet Jokowi sporadis'