Februari deflasi, Bank Indonesia diminta kembali pangkas suku bunga
"Suku bunga rendah, industri akan mudah untuk lebih berkembang."
Bank Indonesia dinilai perlu menurunkan kembali suku bunga (BI rate). Mengingat tren deflasi kembali berlanjut hingga bulan kedua tahun ini.
"Mumpung dua bulan deflasi terus, BI harus segera turunkan suku bunganya lagi," ujar Ekonom dari Center Of Reform On Economics (CORE) Indonesia Akhmad Akbar Susanto, Jakarta, Selasa (3/3).
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia? Melalui Holding Ultra Mikro dengan BRI sebagai induk, bersama PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), perseroan secara grup berupaya meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia.
-
Bagaimana inflasi mempengaruhi nilai investasi? “Inflasi juga dapat memengaruhi nilai tukar. Negara-negara dengan tingkat inflasi rendah biasanya mengalami apresiasi nilai mata uang dibandingkan negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Kar Yong Ang.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditasnya di tengah kenaikan BI Rate? “Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,” tambahnya.
-
Kapan inflasi terjadi? Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu hingga mengurangi daya beli uang.
-
Bagaimana BSI meningkatkan inklusi keuangan syariah di Indonesia? BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia berkomitmen untuk terus memberikan literasi dan menyediakan produk-produk keuangan syariah yang dibutuhkan masyarakat melalui ekosistem keuangan yang terintegrasi. Hal ini demi meningkatkan inklusi keuangan syariah kepada masyarakat Indonesia.
Awal bulan lalu, sebenarnya, Bank Indonesia sudah menurunkan BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,5 persen. Ini menyusul deflasi Januari 0,24 persen.
Namun, menurut Akhmad, BI rate sebesar itu masih membebani upaya pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,7 persen. Untuk itu, BI rate perlu diturunkan lagi agar terjadi ekspansi kredit dan investasi bisa menggerakkan industri.
"Suku bunga rendah, industri akan mudah untuk lebih berkembang. Jika industri sudah berkembang, maka hal tersebut akan berdampak pada perekonomian kita,"
Di luar itu, Akhmad memerkirakan Maret bakal terjadi inflasi 0,4 persen. Sebab
Ekonom sebut deflasi terus menerus tidak baik untuk perekonomian Indonesia harga komoditas, terutama administered price, sudah mulai merangkak naik.
Itu sudah bagus dan harus dikendalikan oleh pemerintah," pungkas dia. "Kalau deflasi berkelanjutan juga buruk untuk perekonomian Indonesia, karena investasi dan harga barang turun berakibat pekerja bisa kehilangan pekerjaan."
(mdk/yud)