Feed in tarif jadi solusi jitu kembangkan panas bumi tanah air
Feed in tarif adalah patokan pembelian harga energi berdasarkan biaya produksi energi baru dan terbarukan.
Para pelaku bisnis pengembangan panas bumi mendukung rencana pemerintah menerapkan skema feed in tarif dalam pembelian hasil panas bumi. Feed in tarif adalah patokan pembelian harga energi berdasarkan biaya produksi energi baru dan terbarukan.
Ketua Asosiasi Pengusaha Geothermal Abadi Purnomo, skema ini dianggap sebagai solusi dari mandeknya pembangunan panas bumi di Indonesia yang terkendala soal harga beli oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Skema ini seluruh resikonya sudah dihitung sehingga penentuan tarif akan berdasarkan kapasitas terpasang.
-
Bagaimana Pertamina Geothermal Energy mendorong upaya dekarbonisasi di luar pengembangan energi panas bumi? Selain itu Perseroan juga memiliki inisiatif beyond geothermal untuk mendorong upaya dekarbonisasi, "Strategi yang kami jalankan diantaranya dengan menjajaki bisnis rendah karbon, yaitu green hydrogen dan green methanol serta mempromosikan sistem kredit karbon di Indonesia yang sedang berkembang dengan memasok kredit karbon ke agregator utama Pertamina Geothermal Energy, yaitu Pertamina New Renewable Energy (PNRE)," ungkap Julfi.
-
Bagaimana Pertamina akan mengembangkan bioenergi? “Nanti energi kita akan berbasis bioenergi, karena Indonesia ada banyak sumber daya. Di India saya bertemu dengan technology liaison untuk bioethanol dan limbahnya bisa diproses di perusahaan India, ini salah satu follow up yang akan kita kerja samakan,” ujar Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina.
-
Bagaimana Pertamina ingin membangun energi berkelanjutan? Dalam mewujudkan NZE 2060, imbuh Nicke, strategi Pertamina yang paling utama adalah bagaimana kita membangun atau memiliki sustainable energy. Sustainable artinya adalah semua material dan bahan bakunya dimiliki Indonesia, suplainya harus ada dan kemudian kita memiliki kemampuan untuk mengolahnya menjadi energi yang lebih baik.
-
Apa yang dibangun oleh Pertamina Geothermal Energy untuk menambah kapasitas panas bumi di Area Lumut Balai? Pembangunan PLTP Lumut Balai Unit 2 akan menambah kapasitas panas bumi di Area Lumut Balai sebesar 55 MW, sehingga total panas bumi di wilayah tersebut menjadi 110 MW.
-
Apa kontribusi Pertamina Geothermal Energy pada target dekarbonisasi nasional di tahun 2030? Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2021-2030 dan dokumen hijau Pertamina Geothermal Energy, secara keseluruhan industri panas bumi Indonesia diperkirakan akan berkontribusi hingga 16 persen dari total target dekarbonisasi nasional di tahun 2030.
-
Bagaimana Pertamina Geothermal Energy mengelola proyek Lumut Balai Unit 2? Dalam kesempatan ini, Julfi menjelaskan proyek Lumut Balai Unit 2 ini dikelola melalui kolaborasi antara Indonesia dengan negara-negara Indo-Pasifik, yaitu Jepang dan Tiongkok.
"Jadi (feed in tarif) ini adalah jalan keluar," ujar dia dalam Diskusi Dewan Energi Nasional bertema 'Percepatan Pengembangan Panas Bumi Dalam Rangka Menunjang Target Pencapaian Bauran Energi 2025' di Bandung, Kamis (17/12).
Dengan penerapan ini, maka target 7,1 Gigawatt (GW) pada 2025 tinggal dilihat tarifnya oleh pengusaha. PLN juga harus menerima karena ini termasuk penugasan dari pemerintah.
Dia mengaku, selama ini PLN tidak bisa membeli panas bumi dengan harga baik karena ada persoalan dari mulai regulasi UU BUMN yang mengharuskan korporasi menghasilkan laba. Selain itu, lanjut dia, ada performace based dimana PLN harus melakukan sejumlah efisiensi. "Karena kalau membeli barang mahal nanti akan ada pertanyaan," kata dia.
Dia menambahkan, pemenuhan kapasitas panas bumi hingga 7,1 gigawatt bukan hal mudah karena Indonesia memiliki sejumlah kendala dibanding negara lain. Dari sisi lokasi, keberadaan titik panas bumi memiliki dukungan infrastruktur. "Pengusaha harus bangun jalan dulu, itu biayanya luar biasa," jelas dia.
Untuk itu, skema feed in tarif ini segera diberlakukan mulai 2016 bisa jadi solusi untuk pengembangan panas bumi. Dia pun meminta pemerintah harus hadir dengan memberlakukan perpres mengenai tarif ini.
"Pemerintah harus hadir dalam Perpres mengenai tarif ini, Insyaallah ini bisa mengakselerasi pengembangan panas bumi," ujarnya.
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Irfan Zainuddin mengatakan, feed in tarif diberlakukan pada tahun depan bakal membuat realisasi PGE semakin terakselerasi. "Target kami di 2025, 2,3 giga watt bisa terpenuhi," kata Irfan.
Campur tangan pemerintah dalam soal tarif, lanjut dia, sangat penting untuk keberlangsungan sejumlah proyek pembangkit di Indonesia. Indonesia harus bisa melihat negara lain yang bisa memanfaatkan potensi geotermal.
"Kita tinggal lihat negara mana saja yang berhasil dalam pengembangan geothermal," pungkas dia.
Baca juga:
Melihat luasnya pusat tenaga surya terbesar di Eropa
Menengok pengolahan limbah rumah tangga berteknologi di Washington
Jokowi bakal terbitkan aturan pemanfaatan sampah jadi listrik
Target Jokowi, sampah diolah jadi energi listrik di 2025
Bos Pertamina akui Indonesia masih tertinggal dalam teknologi EBT
Energi terbarukan jadi jalan keluar kenaikan tarif listrik