FITRA sebut enam bulan pemerintahan Jokowi-JK kurang greget
Fitra melihat koordinasi di pemerintahan lemah dan tidak kompak.
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah lebih dari enam bulan menjalankan roda pemerintahan. Beragam kritik menyertai perjalanan kabinet kerja.
Salah satu yang banyak mendapat sorotan adalah kinerja tim ekonomi kabinet kerja Jokowi-JK. Sekjen Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Yenny Sucipto melihat, pemerintahan Jokowi-JK belum mampu menjawab persoalan negeri baik dari sisi ekonomi maupun politik.
-
Kapan reshuffle kabinet menteri dan wakil menteri dilakukan? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri Senin (17/7) hari ini.
-
Apa yang terjadi di Bukber Kabinet Jokowi? Bukber Kabinet Jokowi Tak Dihadiri Semua Menteri 01 & 03, Sri Mulyani: Sangat Terbatas
-
Apa yang mungkin diberikan Jokowi untuk Kabinet Prabowo? Tak hanya memberikan pendapat, mantan Wali Kota Solo tersebut juga bisa memberikan usulan nama untuk kabinet mendatang.
-
Apa yang sedang dilakukan Prabowo terkait susunan kabinet? Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, membenarkan bahwa sampai saat ini Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin belum pernah diundang saat menbahas susunan kabinet. Sebab, Dasco menegaskan, untuk menyusun kabinet merupakan hak prerogatif Presiden terpilih Prabowo Subianto. "Jadi memang yang namanya susunan menteri itu sebagai hak prerogatif presiden terpilih yang melakukan simulasi-simulasi," kata Dasco, saat diwawancarai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu, (14/9).
-
Apa tanggapan Jokowi soal rencana Prabowo menambah jumlah Kementerian? Jokowi mengaku tak memberi masukan kepada Prabowo soal penambahan kementerian.
-
Bagaimana reaksi Jokowi atas keputusan FIFA ini? Reaksi Jokowi "Keputusan FIFA Membuat Banyak Rakyat Kecewa"
"Memang ada perbedaan pemerintah SBY ke Jokowi. Kalau pemerintah Jokowi lebih banyak terfokus teknis di tubuh kementerian tapi upaya di lini sektor tidak ada. Dalam 6 bulan tidak ada gregetnya di setiap sektor, lebih banyak persoalan di kementerian," ujarnya kepada merdeka.com, Jakarta, Selasa (12/5).
Sejauh ini, kata dia, belum ada tanda-tanda perbaikan yang dilakukan pemerintahan yang baru seumur jagung ini. Dia pun membandingkan dengan kinerja pemerintahan sebelumnya di bawah komando Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"SBY mencoba balance antara pertumbuhan di sektoral. Bagaimana mencoba membentengi korporasi dengan sektor masyarakat. Jokowi lebih banyak aksi ke korporasi," jelas dia.
Yenny mengakui masa transisi pemerintahan dan orang-orang baru yang duduk di kabinet ikut menentukan baik buruknya kinerja pemerintah. "Memang ada transisi pemerintah berimplikasi pada perubahan kabinet tapi ini menunjukkan koordinasi lemah dan tidak kompak," ungkapnya.