Jokowi Minta Maaf saat Sidang Tahunan, Djarot PDIP: Yang Penting Kebijakan Harus Dipertanggungjawabkan
Menurutnya, hal penting yang harus dilakukan oleh Jokowi yakni mempertanggungjawabkan kebijakan.
Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat menilai wajar jika Joko Widodo (Jokowi) meminta maaf selama menjabat sebagai Presiden. Diketahui, Jokowi menjabat sebagai presiden selama dua periode atau sejak tahun 2014 hingga 2024.
"Saya pernah menjadi wali kota wagub permintaan maaf bagi penyelenggara eksekutif adalah hal wajar, dan hal normal dan hal wajar," kata Djarot kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (16/8).
Menurutnya, hal penting yang harus dilakukan oleh Jokowi yakni mempertanggungjawabkan kebijakan-kebijakan yang telah dibuatnya.
"Yang lebih penting lagi kebijakan-kebijakan yang telah dibuat itu harus dipertanggungjawabkan, sehingga rakyat yang bisa menilai itu satu hal yang wajar yang normal itu etika pemerintahan seperti itu," ujarnya.
Jokowi Meminta Maaf
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengucapkan permintaan maaf atas 10 tahun kerjanya. Ia bersama Wapres Ma'ruf Amin mengakui banyak kealpaan yang mungkin telah dilakukan selama 10 tahun berkuasa.
Hal itu diucapkan Jokowi dalam pidato kenegaraan Sidang Tahunan 2024 di Gedung MPR/DPR. Saat meminta maaf, terlihat Jokowi beberapa kali membungkukan badannya, sinyal meminta maaf.
"Saya sangat menyadari bahwa sebagai pribadi yang NUSANTARA BARU INDONESIA MAJU 11 jauh dari kata sempurna, sebagai insan yang tumbuh dalam segala keterbatasan, dan sebagai manusia yang jauh dari kata istimewa, sangat mungkin ada yang luput dari pandangan saya. Sangat mungkin ada celah dari langkah-langkah yang saya ambil. Sangat mungkin banyak kealpaan dalam diri saya," kata Jokowi, Jumat (16/8).
"Oleh sebab itu, di penghujung masa jabatan ini, izinkan saya menyampaikan suara nurani terdalam kepada Bapak, Ibu, Saudara-Saudara se-Bangsa dan seTanah Air, kepada seluruh rakyat Indonesia, tidak terkecuali satu pun," sambung Jokowi.
Jokowi juga menyebut Wapres Ma'ruf Amin. Meminta maaf jika ada hati yang dikecewakan.
"Saya dan Prof.Dr.(H.C.) K.H. Ma’ruf Amin mohon maaf. Mohon maaf untuk setiap hati yang mungkin kecewa, untuk setiap harapan yang mungkin belum bisa terwujud, untuk setiap cita-cita yang mungkin belum bisa tergapai," kata Jokowi.