Harga komoditas pangan di Indonesia terpantau mengalami kenaikan yang signifikan pada pagi ini.
FOTO: Imbas Produksi Rendah, Harga Beras Terus Melambung
Pedagang eceran beras memilih jenis beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Kamis (20/6/2024). Harga komoditas pangan di Indonesia terpantau mengalami kenaikan yang signifikan pada pagi ini. Foto: merdeka.com / Imam Buhori
Data terbaru menunjukkan bahwa harga beras, salah satu komoditas utama yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, mengalami lonjakan harga. Foto: merdeka.com / Imam Buhori
Secara rata-rata nasional, harga beras premium kini mencapai Rp15.630 per kilogram, mengalami kenaikan sebesar 1,10 persen dibandingkan hari sebelumnya. Foto: merdeka.com / Imam Buhori
Sementara itu, harga beras medium juga mengalami kenaikan meski tidak sebesar beras premium, yakni sebesar 0,30 persen menjadi Rp13.450 per kilogram. Foto: merdeka.com / Imam Buhori
Advertisement
Kenaikan harga beras ini diperkirakan akan berdampak pada daya beli masyarakat, terutama di kalangan menengah ke bawah yang sangat bergantung pada komoditas ini sebagai bahan pokok sehari-hari. Foto: merdeka.com / Imam Buhori
Beberapa faktor yang diperkirakan mempengaruhi kenaikan harga ini antara lain adalah kondisi cuaca yang kurang mendukung, peningkatan biaya produksi, serta distribusi yang terkendala. Foto: merdeka.com / Imam Buhori
Dengan adanya kenaikan harga ini, masyarakat diimbau untuk lebih bijak dalam mengelola anggaran belanja dan mencari alternatif sumber pangan yang lebih terjangkau namun tetap bernutrisi. Foto: merdeka.com / Imam Buhori
Advertisement
Pemerintah dan pihak terkait juga diharapkan dapat terus memantau perkembangan harga dan segera mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah lonjakan harga yang lebih tinggi di masa mendatang. Foto: merdeka.com / Imam Buhori
Harga beras di tingkat penggilingan mengalami penurunan, dari awal bulan puasa seharga Rp12.500 per kilogram hingga kini menjadi Rp10.500 per kilogram.
Kebijakan pemotongan gaji untuk iuran Tapera dari ini menuai kritik publik karena semakin menambah beban hidup pekerja di tengah kenaikan harga kebutuhan pokok.
Barang yang dimusnahkan terdiri dari ban motor, mesin bor, bahan tekstil, handphone dan tablet yang tidak memiliki LS, NPB dan tidak ber-SNI serta miras.