Freeport manfaatkan limbah pasir hasil tambang jadi ladang pangan dan buah-buahan
Salah satu yang menjadi perhatian adalah penanaman 900 pohon melon di atas lahan tailing seluas 400 m2 dengan sistem hidroponik. Hasilnya cukup bagus, karena pada bulan Oktober ini mampu menghasilkan 1,35 ton buah melon dalam sekali panen.
PT Freeport Indonesia melalui Pusat Penelitian Reklamasi dan Keanekaragaman Hayati mengolah limbah pasir sisa tambang (tailing) menjadi lahan penanampan berbagai jenis pangan dan buah-buahan. Berbagai hal dilakukan di pusat penelitian tersebut dengan tujuan memaksimalkan manfaat tailing.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah penanaman 900 pohon melon di atas lahan tailing seluas 400 m2 dengan sistem hidroponik. Hasilnya cukup bagus, karena pada bulan Oktober ini mampu menghasilkan 1,35 ton buah melon dalam sekali panen.
-
Dimana Smelter Freeport yang akan mengolah tembaga dan emas di Indonesia? Presiden Jokowi mengatakan smelter PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Gresik akan rampung pada Juni 2024.
-
Apa yang akan dihasilkan dari beroperasinya Smelter Freeport di Gresik? Menurut dia, beroperasinya smelter PT Freeport ini akan memberikan sejumlah keuntungan bagi Indonesia. Dengan hilirasasi ini, negara akan mendapatkan nilai tambah yang besar dari pajak maupun dividen.
-
Apa yang dimaksud dengan Telok Abang di Palembang? Dalam bahasa Palembang, telok diartikan telur dan abang artinya merah. Artinya secara keseluruhan, Telok Abang merupakan telur rebus yang cangkangnya diberi warna merah.
-
Dimana lokasi Tambang Batu Bara Ombilin? Inilah tambang Ombilin yang berlokasi di lembah Bukit Barisan.Tambang yang dikelilingi bukit Polan, Pari, dan Mato ini jaraknya sekitar 70 kilometer dari ibukota Sumatera Barat, Padang.
-
Kapan Smelter Freeport di Gresik ditargetkan mulai beroperasi? Presiden Jokowi mengatakan smelter PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Gresik akan rampung pada Juni 2024.
-
Apa itu Tiangong? Stasiun luar angkasa yang dibangun sendiri oleh China, dikenal sebagai Tiangong.
"Panen buah melon kali ini sangat bagus, setiap pohonnya menghasilkan buah seberat 1,5 kilogram. Jadi untuk panen buah melon hasil tanam hidroponik saat ini mencapai 1,35 ton sekali panen," ujar General Superintendent Reklamasi dan Keanekaragaman Hayati Dataran Rendah PT Freeport Indonesia, Roberth Sarwom dikutip merdeka.com dari keterangannya di Jakarta, Sabtu (3/11).
Pria lulusan Universitas Negeri Papua dan Institut Teknologi Bandung ini juga menjelaskan bahwa berbagai jenis tumbuhan yang ditanam di Pusat Penelitian Reklamasi dan Keanekaragaman Hayati PT Freeport Indonesia juga dikembangkan dengan teknik tanam hidroponik. Teknik ini merupakan salah satu metode budidaya tanaman dengan media tanamnya yang bukan berupa tanah.
Teknik menanam yang satu ini biasanya menggunakan media tanam air (hidroponik) atau dapat juga menggunakan media lain seperti sekam padi, kertas koran, dan media lainnya selain tanah seperti pasir tailing. Ada beberapa jenis tanaman yang dapat tumbuh subur dengan menggunakan teknik menanam ini, ada pula yang tidak.
"Namun secara garis besar, penanaman secara hidroponik ini mampu menghasilkan tanaman yang sehat karena tidak memerlukan pestisida serta dapat diproduksi kapan saja tanpa terganggu dengan kondisi iklim. Sebagian orang mungkin masih sangat asing dengan tanaman hidroponik, namun sebenarnya sudah banyak orang yang menggunakan metode penanaman tanaman yang satu ini," ujar Roberth.
Manajer Senior Departemen Lingkungan PT Freeport Indonesia, Gesang Setyadi menjelaskan bahwa pemanfaatan tailing sebagai media tanam adalah bagian dari riset yang dilakukan oleh Freeport Indonesia agar nantinya masyarakat bisa bercocok tanah di lahan tailing pada saat pasca tambang.
"Kita berkomitmen agar keberadaan tailing ini bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh masyarakat, terutama pada daerah-daerah yang terkena dampak langsung oleh kegiatan pertambangan.. Karena itulah, PT Freeport Indonesia kemudian mendirikan Pusat Penelitian Reklamasi dan Keanekaragaman Hayati yang salah satu tugasnya adalah meneliti pemanfaatan lahan bekas pengendapan dari tailing menjadi lahan yang produktif untuk kegiatan pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan," ujar Gesang.
Pusat Penelitian Reklamasi dan Keanekaragaman Hayati ini telah berdiri sejak tahun 1995 dan telah menghasilkan berbagai jenis produk pertanian, peternakan dan perikanan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu terobosannya adalah membuktikan bahwa meskipun merupakan hasil sisa olahan tambang, tailing terbukti mampu menghasilkan berbagai jenis tanaman pangan yang aman untuk dikonsumsi. Menurutnya hasil tersebut berdasarkan analisis laboratorium yang dilakukan secara rutin.
"Kedalaman dari tailing di sini sekitar tujuh meter dari permukaan tanah. Di tailing inilah ditanam berbagai jenis tanaman sebagai proyek percontohan. Ada sayur-sayuran seperti cabe, tomat, sayur kangkung, sayur bayam, terong dan buah seperti melon, buah merah, pepaya, pisang, nanas, dan buah-buah lainnya," tutur Gesang.
Gesang memaparkan bahwa kegiatan penanaman dan penghijauan lahan bekas endapan tailing ini merupakan bagian dari upaya Freeport Indonesia untuk mengubah persepsi yang beredar di masyarakat terkait tailing yang sering disebut mengandung bahan kimia dan merusak lingkungan.
Selain itu, program ini ini juga dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan kepada publik bahwa tempat pengendapan pasir sisa tambang yang identik dengan limbah yang tidak bermanfaat justru masih bisa ditumbuhi oleh berbagai jenis tanaman, baik dengan campur tangan manusia maupun secara alami tanpa campur tangan manusia.
Baca juga:
Jokowi: Antek asing yang mana? Coba lihat itu blok Mahakam
Berakhir Oktober 2018, Freeport belum ajukan perpanjangan IUPK Sementara
Penjelasan BPK soal kerugian negara Rp 185 triliun akibat limbah Freeport
4 Bidang ini jadi fokus Freeport dalam penyaluran dana tanggung jawab sosial
Menteri Siti sebut roadmap penanganan limbah Freeport baru 60 persen
Timses Jokowi ungkit kegagalan Sudirman Said kuasai saham Freeport