Gara-Gara Cuaca Buruk, Pembangunan Bandara di IKN Mangkrak
Selama bulan Juli ini hanya 8 hari pembangunan bandara bisa dilakukan secara masif.
Menteri Perhubungan Budi Karya mengungkapkan pembangunan bandara VVIP (very very important person) di Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur mengalami kendala.
Bandara bernama Nusantara Airport ini belum selesai dibangun karena terkendala cuaca. Akibatnya pembangunan bandara sarana penunjang transportasi Kota Nusantara ini belum bisa dilakukan secara masif karena terkendala cuaca.
"Pembangunan bandara terkendala cuaca dalam dua bulan terakhir, jadi tidak bisa dilakukan secara masif," kata Budi seperti dilansir dari Antara, Rabu (31/7).
Sejumlah kendala tersebut di antaranya anomali cuaca di Kalimantan Timur yang beberapa bulan terakhir kerap diguyur hujan dengan intensitas tinggi.
Budi menuturkan selama bulan Juli ini hanya 8 hari pembangunan bandara bisa dilakukan secara masif. Mengingat hanya di hari itu itu cuaca cerah. Untuk itu dilakukan kerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan modifikasi cuaca untuk mendukung pembangunan bandara tersebut.
Diperkirakan Nusantara Airport dapat dioperasikan tahap awal pada akhir Agustus 2024. Pembangunan bandara baru akan dilakukan secara masif mulai dilakukan Agustus 2024.
"Modifikasi cuaca untuk turunkan hujan di Kota Nusantara, angin tenggara menuju daratan berpotensi bawa awan hujan dan dimodifikasi menghujankan awan itu sebelum sampai ke daratan," kata Kepala BMKG Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Kota Balikpapan Kukuh Ribudiyanto.
BMKG, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), telah mengerahkan 4 unit pesawat Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) menyemai garam atau NaCi melalui udara sesuai koordinat yang ditentukan guna meningkatkan atau mengurangi intensitas hujan.
Tiga titik fasilitas pelataran atau tempat parkir pesawat (apron) Nusantara Airport, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Rachman Arief menimpali, yang berfungsi sebagai pendaratan helikopter (helipad) bagi keperluan tamu penting dalam proses perencanaan.
Kemudian untuk landasan pacu (runway) bandara sepanjang 3.500 meter dengan luas 3.000 meter persegi, jelas dia, ditargetkan pengerjaan landasan pacu itu mencapai 2.200 meter sampai akhir Agustus 2024 dan Desember 2024 pengerjaan selesai 100 persen.
Kemajuan pembangunan gedung terminal masuk tahap pekerjaan atap, elektrikal, dan pipa plumbing, serta pekerjaan kolom, instalasi pipa plumbing, rangka baja, dan dinding termasuk sarana pendukung lainnya.