Garap 10.000 MW, PLN minta uang pemerintah dan utang luar negeri
PLN sudah mengajukan Rp 15 triliun ke pemerintah. Pencairannya dilakukan secara bertahap.
Dalam megaproyek pembangkit listrik 35.000 MW, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mendapat jatah membangun 10.000 MW. Untuk memenuhi permintaan pemerintah, PLN membutuhkan dana besar.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir menyebutkan, pihaknya membutuhkan dana Rp 70 triliun untuk membangun pembangkit berkapasitas 10.000 MW. Untuk memenuhi kebutuhan yang besar, PLN mengandalkan dua sumber pendanaan. Pertama, melalui penyertaan modal negara (PMN).
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
-
Bagaimana Jakarta Electric PLN bisa unggul di set pertama melawan Jakarta Livin Mandiri? Serangan dua pemain asing yaitu Marina Markova dan Katerina Zhidkova membuat PLN unggul 25-19.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Mengapa PLN membangun PLTS di IKN Nusantara? Presiden Jokowi mengatakan, pembangunan PLTS ini menunjukkan keseriusan pemerintah melalui PLN dalam menyiapkan sistem kelistrikan yang andal dan berbasis pada energi ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan listrik di IKN Nusantara. Hal ini selaras dengan pembangunan IKN sebagai forest city yang hijau dan ramah lingkungan.
-
Apa yang dibangun oleh PLN di IKN Nusantara? PT PLN (Persero) siap memenuhi kebutuhan listrik hijau di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 50 Megawatt (MW).
-
Kenapa PLN tampilkan proyek PLTS Terapung di AIPF? Dalam forum tersebut, PLN menunjukan komitmen dalam upaya pengurangan emisi karbon lewat pengembangan PLTS terapung pertama yang juga akan menjadi pasokan utama energi bersih di wilayah Pulau Jawa.
PLN sudah mengajukan Rp 15 triliun ke pemerintah. Pencairannya dilakukan secara bertahap. Tahun ini PLN masih menunggu pencairan dana Rp 5 triliun.
Sedangkan tahun depan, PLN mengajukan Rp 8 triliun. "Jadi sudah Rp 13 triliun. Untuk Rp 2 triliun lagi tahun berikutnya (2017), jadi bertahap," ujar Direktur Utama PLN Sofyan Basir di kantornya, Jakarta, Rabu (22/7).
Mantan Dirut BRI ini menambahkan, sumber pendanaan lain dari pinjaman alias utang. "Pinjaman jangka panjang dari China Development Bank (CDB) dan bank pembangunan di Eropa lalu Jepang. Plafonnya berkisar antara USD 1-3 miliar, Tenornya, berjangka panjang. Untuk bank pembangunan bisa 30 tahun. Sedangkan CDB 10 tahun," ucapnya.
(mdk/noe)