Garuda, AirAsia dan Lion Air setuju airport tax gabung tiket
Angkasa Pura I dan II sebagai pengelola bandara melakukan sosialisasi ke masyarakat.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah menentukan waktu yang tepat untuk penerapan kebijakan penggabungan passenger service charge (PSC) atau airport tax ke dalam harga tiket. Per 1 Januari 2015 seluruh maskapai penerbangan wajib mematuhi aturan anyar tersebut. Bahkan, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan bakal memaksa maskapai penerbangan untuk mengikuti aturan tersebut.
Lalu bagaimana tanggapan bos-bos maskapai penerbangan mendengar aturan tersebut? Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan pihaknya pasti mengikuti aturan untuk memudahkan layanan penumpang.
-
Bagaimana Lion Air Group dapat menjadi maskapai terbesar di Indonesia? Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
-
Bagaimana cara Lion Air merawat pesawatnya? Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro mengungkapkan, Batam Aero Technic (BAT) menjalankan proses MRO secara transparansi dan kepatuhan terhadap standar internasional. Setiap pesawat diperlakukan (penanganan) penuh perhatian dan ketelitian, mengikuti regulasi yang ketat industri penerbangan.
-
Kenapa Garuda Indonesia sering telat dalam mengangkut jemaah haji? Komisi sudah memanggil pihak Garuda Indonesia, Direktur Jenderal Perhubungan Udara dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP). Apalagi, sejak insiden kerusakan mesin pesawat Garuda yang ditumpangi Kloter 5 Embarkasi Makassar."Kami minta agar diberikan perhatian khusus, karena haji ini adalah misi yang sangat vital dan penting. Sehingga seluruh transportasi, baik udara maupun darat harus dipastikan keamanannya. Itu sudah kami sampaikan," tuturnya.
-
Mengapa Garuda Indonesia memberikan diskon tiket pesawat? “Melalui penyelenggaraan berbagai program promosional yang kami laksanakan, kami ingin memberikan lebih banyak pilihan penerbangan yang dapat diakses oleh para pengguna jasa dengan harga yang lebih berkompetitif," kata Irfan dalam keterangannya, Minggu (28/7).
-
Bagaimana Garuda Indonesia mengatasi masalah keterlambatan penerbangan jemaah haji? Ketua Komisi VIII DPR RI, Ashabul Kahfi menyorot kinerja maskapai Garuda Indonesia terkait banyaknya keberangkatan jemaah haji yang terlambat.Terbaru kelompok terbang (kloter) 15 Embarkasi Makassar yang mengalami delay atau keterlambatan hingga tujuh jam. Komisi sudah memanggil pihak Garuda Indonesia, Direktur Jenderal Perhubungan Udara dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP). Apalagi, sejak insiden kerusakan mesin pesawat Garuda yang ditumpangi Kloter 5 Embarkasi Makassar."Kami minta agar diberikan perhatian khusus, karena haji ini adalah misi yang sangat vital dan penting. Sehingga seluruh transportasi, baik udara maupun darat harus dipastikan keamanannya. Itu sudah kami sampaikan," tuturnya.
-
Apa yang diresmikan oleh Etihad Airways di Bali? Pendaratan ini menandai peluncuran layanan reguler antara Abu Dhabi dengan Bali.
"Kan waktu itu gini kita ingin bahwa semua sistemnya ini disinergikan, mau tidak mau setelah 2 tahun perjanjian apa kita hentikan. Alhamdulillah jalan lagi. Pada dasarnya kita ingin demikian karena memudahkan penumpang. Hanya saja harus sistemnya sudah sinkron. Sekarang ini banyak sistem yang tidak sinkron jdi kita harus bayar ke AP II, ke penumpang," ujarnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (13/11).
Presiden Direktur AirAsia Sunu Widyatmoko juga sependapat dengan aturan baru ini. Bahkan, kata dia, pihaknya sudah menerapkan sistem ini pada AirAsia Malaysia. Hanya saja di Indonesia terkendala masalah teknis.
"Sebulan cukup asal semua bareng, semua konsisten. Kita AirAsia Malaysia sudah menerapkan kayak gitu. Yang penting AP siap juga. Cuma ada masalah teknis. AP itu maunya penarikannya harian. Padahal ada persoalan teknis IT dan perbankan yang tidak bisa selesai dalam waktu sehari," ungkapnya.
Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait juga berjanji, perusahaannya akan mematuhi aturan ini. Asalkan proses dan mekanisme penerapannya jelas.
"Spacenya bicaranya bisnis to bisnis, artinya aturan bersamanya harus kita sepakati. Sekarang mau mungut duit masak tidak ada sistem gimana duit ini, mau diapain," ungkapnya.
Dia berpesan, lebih baik aturan ini segera disosialisasikan ke masyarakat. Angkasa Pura I dan II sebagai pengelola bandara bertugas menjalankan ini.
"Jangan kami jadi bemper. Penumpang harus tahu persis jangan gue nagih buat orang tapi gue yang dimaki-maki. Ini harus disosialisasi. Angkasa Pura sosialisasikan ke masyarakat. Ada hal yang harus diutamakan. Kemudian ketika audit clean jangan persepsi masing-masing," tutupnya.
(mdk/noe)