Garuda Indonesia Tetap Beri THR ke Direksi dan Komisaris
Irfan mengakui kondisi maskapai penerbangan saat ini terdampak pandemi Covid-19. Pihaknya bahkan memprediksi sejumlah kemungkinan yang bakal terjadi selama pandemi Covid-19 menyebar.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra memastikan bahwa insentif tahunan dan tunjangan penunjang seperti THR karyawan akan tetap diberikan. Meskipun Kementerian BUMN sudah mengeluarkan imbauan untuk tidak membayar THR bagi direksi dan komisaris.
"Garuda Indonesia tetap berkomitmen akan tetap membayar THR meski sudah ada imbauan dari Menteri BUMN untuk tidak membayar THR bagi direksi dan komisaris," kata Irfan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR-RI secara virtual, Jakarta, Selasa (29/4).
-
Bagaimana Garuda Indonesia mengatasi masalah keterlambatan penerbangan jemaah haji? Ketua Komisi VIII DPR RI, Ashabul Kahfi menyorot kinerja maskapai Garuda Indonesia terkait banyaknya keberangkatan jemaah haji yang terlambat.Terbaru kelompok terbang (kloter) 15 Embarkasi Makassar yang mengalami delay atau keterlambatan hingga tujuh jam. Komisi sudah memanggil pihak Garuda Indonesia, Direktur Jenderal Perhubungan Udara dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP). Apalagi, sejak insiden kerusakan mesin pesawat Garuda yang ditumpangi Kloter 5 Embarkasi Makassar."Kami minta agar diberikan perhatian khusus, karena haji ini adalah misi yang sangat vital dan penting. Sehingga seluruh transportasi, baik udara maupun darat harus dipastikan keamanannya. Itu sudah kami sampaikan," tuturnya.
-
Kenapa Garuda Indonesia sering telat dalam mengangkut jemaah haji? Komisi sudah memanggil pihak Garuda Indonesia, Direktur Jenderal Perhubungan Udara dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP). Apalagi, sejak insiden kerusakan mesin pesawat Garuda yang ditumpangi Kloter 5 Embarkasi Makassar."Kami minta agar diberikan perhatian khusus, karena haji ini adalah misi yang sangat vital dan penting. Sehingga seluruh transportasi, baik udara maupun darat harus dipastikan keamanannya. Itu sudah kami sampaikan," tuturnya.
-
Siapa yang meminta agar Garuda Indonesia memberikan perhatian khusus pada penerbangan haji? Komisi sudah memanggil pihak Garuda Indonesia, Direktur Jenderal Perhubungan Udara dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP). Apalagi, sejak insiden kerusakan mesin pesawat Garuda yang ditumpangi Kloter 5 Embarkasi Makassar."Kami minta agar diberikan perhatian khusus, karena haji ini adalah misi yang sangat vital dan penting. Sehingga seluruh transportasi, baik udara maupun darat harus dipastikan keamanannya. Itu sudah kami sampaikan," tuturnya.
-
Kapan Garuda Indonesia dijadwalkan untuk mengangkut jemaah haji kloter 15 Makassar? Ketua Komisi VIII DPR RI, Ashabul Kahfi menyorot kinerja maskapai Garuda Indonesia terkait banyaknya keberangkatan jemaah haji yang terlambat.Terbaru kelompok terbang (kloter) 15 Embarkasi Makassar yang mengalami delay atau keterlambatan hingga tujuh jam.
-
Apa saja yang dimaksud dengan THR dalam konteks ini? THR atau Tunjangan Hari Raya adalah salah satu bentuk tunjangan khusus yang diberikan kepada seorang karyawan sebagai bentuk apresiasi dari perusahaan di momen hari raya tertentu seperti Hari Raya Idul Fitri atau Natal. THR juga dikenal dengan sebutan bonus hari raya atau gaji ke-13.
-
Mengapa TPS di Kelurahan Garuda bertema wayang? Penggunaan seragam wayang ini merupakan cara warga di Kelurahan Garuda untuk mengenalkan kembali warisan seni budaya nenek moyang berupa wayang. “Kita juga ingin memperkenalkan budaya Indonesia ke warga sekitar yang mungkin sudah lupa dan tidak tahu," terangnya.
Irfan mengakui kondisi maskapai penerbangan saat ini terdampak pandemi Covid-19. Pihaknya bahkan memprediksi sejumlah kemungkinan yang bakal terjadi selama pandemi Covid-19 menyebar. Manajemen maskapai bahkan telah membuat berbagai rencana jika situasi ini berlangsung sampai akhir tahun.
Pertama, Garuda Indonesia menunda pembayaran kepada pihak ketiga. Garuda punya kewajiban yang cukup besar karena model usaha yang unik. Jika ada masalah di penerbangan pasti akan berdampak pada sejumlah bisnis lainnya seperti GMF, ACS, aerotrans dan lainnya.
Setidaknya ada 25 ribu karyawan yang tergabung dalam bisnis penerbangan ini. Sehingga dia harus memastikan maskapai pelat merah ini harus tetap beroperasi di tengah pandemi Covid-19. Atas alasan itu, Garuda Indonesia memutuskan menunda pembayaran kepada pihak ketiga.
"Kami harus pastikan Garuda tetap berlangsung sehingga kami tunda pembayaran kepada pihak ketiga," kata Irfan.
Kedua, Garuda juga melakukan rekonstruksi sistem sewa pesawat. Pihaknya melakukan negosiasi kepada pemilik pesawat untuk menurunkan harga sewa sejumlah pesawat yang digunakan Garuda Indonesia.
Alasannya, harga sewa pesawat Garuda terlalu tinggi. Seperti pesawat yang digunakan untuk penerbangan ke Amsterdam yang tiap bulannya harus membayar USD 1,6 juta.
Irfan mengaku proses negosiasi sewa pesawat ini sudah dilakukan sejak lama. Namun persetujuan ini tawaran negosiasi akhirnya membuahkan hasil. Sebab saat ini harga pasar untuk penyewaan pesawat hanya USD 800 ribu per bulan.
"Hari ini kami punya kesempatan bagus untuk negosiasi ini karena harga pasar hanya USD 800 ribu per bulan," kata Irfan.
Saat ini Garuda memiliki 10 unit pesawat sewaan. "Sehingga basically kami bayar hampir 2 kali lipat per bulan," sambung Irfan.
Negosiasi Pengembalian Pesawat
Dalam kesempatan yang sama, Garuda Indonesia juga melakukan negosiasi pengembalian pesawat jenis CRG. Saat ini Garuda memiliki 18 unit pesawat yang sejak hari ini tidak diterbangkan. Sebab jika memaksakan perusahaan akan mengalami kerugian yang besar.
"Kalau kami terbangkan jauh lebih rugi, setahun kami ongkos grounded sekitar USD 50 juta," kata dia.
Jika para perusahaan pembiayaan (lessor) tidak bersedia, Irfan menyarankan untuk mengambil kembali pesawat yang disewakan. Sehingga pihaknya bisa punya flip ke depan atau jumlah pesawat yang lebih pas dengan penumpang Garuda.
Ketiga, Garuda Indonesia melakukan relaksasi keuangan. Irfan mengaku saat ini kondisi keuangan perusahaan sedang bermasalah.
Ada utang yang jatuh tempo tahun ini, besarnya sekitar USD 500 juta. Sehingga saat ini pihaknya dengan membutuh bantuan keuangan berupa relaksasi dari perbankan.
Untuk menyiasati itu, Garuda melakukan efisien produksi. Pihaknya juga menunda gaji karyawan di level direksi dan komisaris.
(mdk/idr)