Gelar Pertemuan Tahunan, Bank Indonesia bahas momentum pemulihan ekonomi Indonesia
"Tahun 2017 adalah tahun pemulihan ekonomi global, di mana kita menyaksikan bangkitnya momentum pemulihan ekonomi global setelah menyentuh titik terendah (turning point) pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016."
Bank Indonesia (BI) kembali menggelar pertemuan tahunan. Pertemuan tahunan 2017 kali ini jatuh pada hari Selasa (28/11) bertempat di Jakarta Convention Center (JCC). Perhelatan akbar tersebut mengusung tema "Memperkuat Momentum" dan dihadiri oleh Presiden, para menteri kabinet kerja, kepala daerah, pengamat ekonomi, pelaku industri keuangan serta pemimpin redaksi media masa.
Acara dimulai sekitar pukul 19.40 WIB dibuka oleh sambutan dari Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo. Dalam momen tersebut, ia mengungkapkan bahwa dalam pertemuan tahunan kali ini akan disampaikan beberapa pemikiran Bank Indonesia tentang kondisi perekonomian terkini, tantangan ke depan serta arah kebijakan Bank Indonesia.
"Tahun 2017 adalah tahun pemulihan ekonomi global, di mana kita menyaksikan bangkitnya momentum pemulihan ekonomi global setelah menyentuh titik terendah (turning point) pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016. Pertumbuhan ekonomi global tidak hanya lebih tinggi dari tahun sebelumnya namun juga terjadi secara lebih merata," kata Agus.
Agus menjelaskan, membaiknya pertumbuhan ekonomi global diikuti meningkatnya harga komoditas internasional dan respons pengetatan kebijakan moneter di beberapa negara maju secara gradual telah diantisipasi oleh pasar dengan baik, sehingga berdampak positif terhadap stabilitas pasar keuangan internasional tahun ini.
"Ekonomi global tahun ini kami perkirakan dapat tumbuh hingga 3,6 persen, lebih tinggi baik dibandingkan perkiraan kami pada awal tahun maupun capaian tahun sebelumnya. Kami juga mencatat adanya sumber pertumbuhan ekonomi global yang lebih merata, di mana motor pertumbuhan ekonomi dunia tidak hanya bersumber dari negara maju. namun juga dari negara berkembang," ujarnya.
Agus mengatakan, momentum pemulihan ekonomi yang sedang berjalan merupakan tahapan awal yang harus dirawat dan diperkuat agar dapat tertransformasikan menjadi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih kuat, berkelanjutan, seimbang dan inklusif.
"Kompleksitas permasalahan yang ada menyiratkan perlunya upaya yang tersinergi untuk menjaga kesinambungan dan keseimbangan kebijakan pada tiap tahapan menuju terwujudnya cita-cita mulia bersama ini."
Perkembangan ekonomi Indonesia sebagai suatu perekonomian yang terbuka, lanjutnya, tidak bisa terlepas dari berbagai perkembangan eksternal yang terjadi. "Asesmen terkini kami menunjukkan bahwa perbaikan kondisi eksternal yang terjadi telah berdampak positif terhadap pemulihan ekonomi domestik. Momentum pertumbuhan ekonomi domestik kembali menguat pada paruh kedua 2017, setelah sempat tertahan pada semester I 2017. Perbaikan kinerja ekspor telah memberikan dorongan bagi peningkatan investasi oleh swasta pada 2017."
Menurut Agus, strategi pemerintah mempercepat penyaluran belanja pada semester II dengan tetap memelihara governance yang baik dan menyeimbangkan kebijakan jangka pendek dengan jangka panjang terbukti mampu mendorong ekonomi tumbuh lebih tinggi. Diperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh sekitar 5,1 persen di tahun ini.
"Angka pertumbuhan yang patut disyukuri karena lebih baik dibandingkan
dengan mayoritas pertumbuhan ekonomi negara berkembang lain."
Sementara itu, Agus mengungkapkan arah kebijakan BI akan didasarkan pada tiga prinsip dasar kebijakan yaitu berorientasi masa depan, berkesinambungan dan berimbang. "Ada tiga dimensi, keseimbangan kebijakan jangka panjang dan pendek, kuantitas dan kualitas pertumbuhan, pengembangan sektor
konvensional dan modern," kata Agus.
Kemudian, strategi implementasi kebijakan juga fokus pada tiga elemen utama pertumbuhan ekonomi, yakni penguatan modal fisik, penguatan modal manusia dan peningkatan produktivitas.Dari sisi arah kebijakan moneter, Pria kelahiran Amsterdam tersebut mengungkapkan bahwa Indonesia dalam tiga tahun
terakhir ini mendapat prestasi bagus dalam hal menjaga inflasi.
Presiden Jokowi dan Gubernur Bank Indonesia ©2017 Merdeka.com
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Kapan Gedung De Javasche Bank diresmikan? Gedung De Javasche Bank ini diresmikan pada 30 Juli 1907, disusul dua kantor cabang lainnya pada 15 Januari 1908 dan 3 Februari 1908.
-
Di mana gedung Bank Indonesia Cirebon terletak? Jika melintasi Jalan Yos Sudarso nomor 5, Kota Cirebon, Anda akan mendapati sebuah gedung bergaya romawi kuno yang masih berdiri.
-
Bagaimana cara bank pemerintah berperan dalam mengatasi tantangan ekonomi? Selain itu, bank pemerintah juga seringkali memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan ekonomi, seperti mengelola krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial kepada sektor-sektor yang dianggap vital bagi pembangunan ekonomi.
"Inflasi di Indonesia dalam tiga tahun terakhir selalu berada dalam range target, dan kondisi perbankan sehat. Melihat kedua faktor tersebut, arah kebijakan moneter BI adalah tetap untuk menjaga inflasi sesuai sasarannya. Sasaran 2018 adalah 3,5 persen +_ 1 persen."
Selain itu, di tahun ini Indonesia juga memperoleh pengakuan dari dunia internasional dengan naiknya peringkat investasi (invesment grade) dari Standard & Poors (S&P) dan naiknya peringkat Easy of Doing Business (Kemudahan Berusaha) dari Bank Dunia.
Dari sisi kebijakan moneter, Agus mengatakan bahwa BI selalu mengendalikan defisit transaksi agar berjalan di level yang aman. Di tahun 2017, BI memperkirakan defisit transaksi berjalan lebih rendah dari 2 persen.
"Bank Indonesia juga akan memberikan ruang lebih bagi bank dalam mengelola likuiditasnya melalui implementasi penguatan GWM Averaging. Ke depan, sistem GWM Averaging Ini akan dikembangkan untuk bank syariah, tidak hanya bank konvensional. Secara bertahap, ketentuan ini akan diberlakukan untuk likuiditas valas juga tidak hanya Rupiah. Harapannya, dapat menurunkan cost of fund perbankan dan
pada akhirnya menurunkan suku bunga."
Agus menegaskan, BI akan selalu mengedepankan mekanisme pasar dalam pembentukan harga Rupiah yang lebih efisien. Dalam pengelolaan nilai tukar, BI memiliki misi besar untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang tertentu.
"Supaya saat terjadi gejolak pada mata uang tersebut tidak berpengaruh besar terhadap Rupiah. Sebagai
bagian dari upaya ini, BI akan terus melakukan Swap Lindung Nilai untuk mata uang non USD."
Tidak hanya itu, Agus memaparkan bahwa BI juga akan terus memperkuat pengelolaan risiko Utang Luar Negeri dan mendorong perbankan untuk meyediakan instrumen lindung nilai berupa produk derivatif, seperti call-spread options yang dinilai memiliki biaya lebih murah.
BI mendorong upaya pendalaman pasar keuangan melalui kerjasama dengan berbagai instansi (Kemenkeu dan OJK) dalam pembuatan blueprint, penguatan regulasi, penguatan kelembagaan (Central Clearing Counterparty untuk transaksi derivatif), pengembangan instrumen pembiayaan jangka pendek sesuai kebutuhan pasar, namun tetap prudent," ujarnya.
Baca juga:
Ketergantungan ekspor komoditas bikin perekonomian daerah melemah
Bos BI minta fintech dan e-commerce uji coba aturan Sandbox
Ini strategi anyar BI jaga nilai tukar Rupiah tetap stabil di 2018
Bos BI targetkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,5 persen di 2018, ini pemicunya
BI targetkan kredit perbankan tumbuh 12 persen & DPK 10 persen di 2018