Generasi milenial Asia Tenggara yakin ekonomi cerah
Ini lantaran kawasan dihuni sebelas negara tersebut mengalami pertumbuhan kesejahteraan, percepatan pembangunan teknologi dan infrastruktur, dan perluasan akses pendidikan.
Mayoritas generasi milenial Asia Tenggara menunjukkan optimisme tinggi terhadap perekonomian di masa mendatang. Ini lantaran kawasan dihuni sebelas negara tersebut mengalami pertumbuhan kesejahteraan, percepatan pembangunan teknologi dan infrastruktur, dan perluasan akses pendidikan.
Demikian hasil studi indeks kepercayaan konsumen terbaru Mastercard, seperti diberitakan Nikkei Asian Review, kemarin
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Bagaimana Indonesia berencana untuk berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Bangladesh? Dalam bidang energi dan infrastruktur, disampaikan pula terkait kesiapan Indonesia dalam berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Bangladesh melalui konsorsium proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
-
Kapan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen secara tahunan? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
Studi dilakukan terhadap responden berusia 18-29 tahun yang tersebar di 17 negara, termasuk Jepang dan Selandia Baru. Para responden milenial itu ditanya seputar ekonomi, prospek pekerjaan, dan kualitas hidup di negara masing-masing.
Jawaban mereka akan dinilai dengan skala 0 hingga 100. Angka 0 mencerminkan pesimisme maksimum dan 100 menandakan optimisme total.
Hasilnya, generasi milenial dari negara berkembang seperti kamboja, Burma atau Myanmar, dan Vietnam memerlihatkan optimisme level tinggi. Kontras dengan generasi milenial di negara yang lebih maju, seperti Singapura dan Malaysia, sangat pesimistis.
Dilihat skor, Kamboja mendapat 95,4 poin, Myanmar (94), dan Vietnam (93,2). Sebaliknya, Singapura (47,3), dan Malaysia (42,6).
Salah satu penyebab utama kesenjangan indeks tersebut adalah Vietnam, Myanmar, dan Kamboja dinilai memiliki potensi mendapatkan keuntungan investasi lebih banyak ketimbang Singapura dan Malaysia. Pada akhirnya, keuntungan ini bakal menciptakan peluang pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan mobilitas sosial.
"Para generasi muda ini baru mendapatkan kesenangan lantaran menghadapi berbagai peluang di depan. Sesuatu hal yang sudah dialami generasi muda di negara maju," isi studi Mastercard.
Studi juga memprediksi generasi milenial yang naik peringkat menjadi masyarakat kelas menengah bakal banyak menghabiskan duit untuk belanja dan konsumsi . Dan, itu bisa menjadi stimulan pertumbuhan ekonomi.
(mdk/yud)