Gen Z di Luar Negeri Sudah Punya Tumpuan Ekonomi Sendiri, di Indonesia Masih Minta Uang ke Orang Tua
Erick pun melihat adanya solusi yang bisa dilakukan. Misalnya melalui investasi yang dilakukan, baik oleh BUMN maupun perusahaan swasta.
Erick menyampaikan, Gen Z di luar negeri sudah bergerak menjadi pengusaha-pengusaha baru. Ini berkaitan dengan adanya pemerataan pendapatan di tiap generasi.
Gen Z di Luar Negeri Sudah Punya Tumpuan Ekonomi Sendiri, di Indonesia Masih Minta Uang ke Orang Tua
Gen Z di Luar Negeri Sudah Punya Tumpuan Ekonomi Sendiri, di Indonesia Masih Minta Uang ke Orang Tua
Menteri BUMN, Erick Thohir menyebut banyak kalangan Gen Z masih bergantung kepada orang tuanya. Sementara itu, kalangan serupa di luar negeri sudah bisa memiliki tumpuan ekonomi sendiri.
Erick menyampaikan, Gen Z di luar negeri sudah bergerak menjadi pengusaha-pengusaha baru. Ini berkaitan dengan adanya pemerataan pendapatan di tiap generasi.
"Dari data-data kita bisa lihat Gen Z yang hari ini comparable dengan yang ada di luar negeri. Gen Z yang di luar negeri itu sudah bisa menopang hidup ekonominya sendiri, bahkan banyak yang menjadi pengusaha-pengusaha baru," ujar Erick dalam peluncuran TikTok-PosAja! Creator House di kawasan Kota Tua, Jakarta, Rabu (10/7).
"Nah, di Indonesia kita bisa lihat Gen Z kita masih tergantung dengan orang tua," imbuhnya.
Erick pun melihat adanya solusi yang bisa dilakukan. Misalnya melalui investasi yang dilakukan, baik oleh BUMN maupun perusahaan swasta.
merdeka.com
Erick menginginkan perusahaan swasta atau investor asing tidak setengah hati dalam menanamkan modalnya di Indonesia. Harapannya, itu bisa berdampak pada peningkatan taraf ekonomi masyarakat, termasuk Gen Z yang disinggung sebelumnya.
"Nah, inilah yang tadi saya sampaikan, kami dari BUMN, dan saya juga mengetuk private sector atau foreign investment yang percaya market Indonesia, jangan setengah-setengah berinvestasi di Indonesia, apalagi membandingkan Indonesia dengan Thailand, Malaysia, Singapura, salah besar," tegas dia.
Erick menegaskan Indonesia tak ingin hanya dipandang sebagai pasar. Tapi, dia ingin ada investasi nyata yang masuk dan bisa berdampak, melihat adanya peluang pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun kedepan.
"Kita ini sudah jadi ekonomi terbesar, dan saya meminta swasta investasi asing, kalau berinvestasi di Thailand satu, ya di Indonesia mesti tiga. Jangan hanya Indonesia dijadikan market saja, lalu investasi dibawa ke luar negeri, lalu diinvestasiin negara lain. Lebih baik jangan," urainya.
Erick mengatakan, Indonesia tidak anti terhadap investasi asing. Satu tujuannya adalah menghadirkan investasi yang sehat di dalam negeri.
"Kita tidak anti-investment, tapi kita mau alih komitmen investasi yang sehat untuk Indonesia, sehingga kita bisa memastikan pembukaan lapangan pekerjaan bisa terjamin, tumbuhnya pengusaha-pengusaha UMKM yang baru," pungkasnya.