Genjot Industri, BRIsyariah Dorong Perbankan Syariah Melantai di Pasar Modal
Direktur Operasional BRIsyariah, Fahmi Subandi, berharap pertumbuhan industri keuangan dan pasar modal syariah di Indonesia bisa lebih masif lagi. Sebab, Indonesia memiliki modal besar dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.
Direktur Operasional BRIsyariah, Fahmi Subandi, berharap pertumbuhan industri keuangan dan pasar modal syariah di Indonesia bisa lebih masif lagi. Sebab, Indonesia memiliki modal besar dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.
Potensi pesatnya pertumbuhan industri keuangan syariah terlihat dari masih kecilnya market share perbankan syariah dibanding bank-bank konvensional. Saat ini market share keuangan syariah pada semester I-2020 sebesar 6,18 persen.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Apa yang diklaim sebagai informasi palsu yang beredar tentang Bank Syariah Indonesia? Beredar sebuah surat berisi pengumuman diklaim berasal Bank Syariah Indonesia (BSI) yang mengubah tarif transfer antarbank dari menjadi Rp150.000 per bulan.
-
Bagaimana BSI meningkatkan inklusi keuangan syariah di Indonesia? BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia berkomitmen untuk terus memberikan literasi dan menyediakan produk-produk keuangan syariah yang dibutuhkan masyarakat melalui ekosistem keuangan yang terintegrasi. Hal ini demi meningkatkan inklusi keuangan syariah kepada masyarakat Indonesia.
-
Bagaimana The Banker menilai kinerja BRI? Dalam situs resminya The Banker melakukan pemeringkatan Top 1000 World Banks 2023 mengacu pada pencapaian kinerja keuangan pada 2022. Adapun aspek penilaian diantaranya terdiri dari sisi balance sheet, income statement, dan capital adequacy.
-
Bagaimana Town Hall Meeting Syariah 2023 membantu Bank Jatim? Busrul menjelaskan, Town Hall Meeting Syariah dapat membantu menghubungkan para pegawai dari berbagai Cabang dan Unit di lingkungan UUS Bank Jatim. Sehingga hal tersebut bisa memberi mereka kesempatan untuk bertemu, berinteraksi satu sama lain, serta dapat memperkuat rasa persahabatan dan kolaborasi.
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
Angka ini menunjukkan pasar industri perbankan syariah baru melayani 6 persen dari seluruh nasabah pengguna layanan perbankan di Indonesia. "Kita memiliki ruang tumbuh besar untuk menggarap sektor-sektor yang sekarang masih dipegang bank konvensional," kata Fahmi dalam siaran persnya, Jakarta, Senin (5/10).
Apalagi, lanjut Fahmi, saat ini pemerintah semakin menunjukkan dukungannya terhadap industri keuangan syariah. Terlihat dari penerbitan beberapa regulasi baru dan menguatkan peran Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) yang berubah menjadi Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).
Salah satu cara yang bisa ditempuh perbankan syariah untuk mewujudkan potensi tersebut dengan memberanikan diri untuk melantai di pasar modal. Keberadaan perbankan syariah di lantai bursa dapat menjadi solusi untuk memperbesar struktur permodalan dan pendanaan, yang berujung pada meningkatnya kinerja perusahaan ke depannya.
Dia mencontohkan capaian BRIsyariah yang berhasil melantai di Bursa Efek Indonesia. Sejak melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham di Pasar Modal Syariah 2018, BRIsyariah mampu mencapai kinerja positif dan pertumbuhan di atas rata-rata.
Pertumbuhan nilai aset, pembiayaan, kecukupan modal (Capital Adequacy Rasio/CAR) hingga pendanaan murah (CASA) BRIsyariah sejak 2018 selalu di atas raihan sebelum bank ini melantai di bursa. Kenaikan berkesinambungan ini juga tetap terjadi selama pandemi Covid-19.
"Nilai aset kami sebelum IPO tumbuh rata-rata 14 persen dalam kurun 3 tahun ke belakang," kata Fahmi.
Lalu, pasca IPO nilai pertumbuhannya lebih dari 16 persen. Pembiayaan yang sebelumnya tumbuh rata-rata satu digit sekarang bisa dua digit secara tahunan.
Kemudian, komposisi dana murah BRISyariah tumbuh dari di atas 50 persen. Sebelum melantai di BEI pertumbuhan dana murah hanya hanya 30 persen. "Ini bermanfaat karena peningkatan CASA menandakan efisiensi yang tumbuh dari penurunan biaya dana," kata Fahmi.
Untuk itu dia mengajak seluruh pelaku industri keuangan syariah segera mengikuti jejak BRIsyariah melantai di bursa. Diferensiasi sumber pendanaan dengan memanfaatkan keberadaan pasar modal syariah menjadi hal penting yang harus dilakukan. Agar perbaikan tata kelola bisa lebih baik lagi dilakukan perbankan syariah.
"Dengan masuk bursa memberi pengalaman kami untuk memperbaiki struktur permodalan," kata dia.
Meski begitu Fahmi meningkatkan capaian tersebut tidak terlepas dari tantangan yang datang selepas melantai di BEI. Hal ini lah yang membuat BRISyariah mengikuti perkembangan zaman. Semisal tuntutan governance perusahaan meningkat, dan harus bisa menyajikan nilai dengan baik ke publik.
Sebagai informasi, pertumbuhan industri keuangan dan pasar modal syariah di Indonesia tetap positif di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19. Hal itu terlihat dari dominasi pasar saham syariah pada sisi volume, frekuensi, dan nilai transaksi.
Hingga awal Oktober 2020, nilai transaksi saham-saham syariah di pasar modal Indonesia mencapai Rp 3.953 miliar. Setara 64,31 persen dari nilai total transaksi yakni Rp 6.146 miliar. Capaian tersebut menunjukkan besarnya daya tahan dan potensi perkembangan industri keuangan dan pasar modal syariah di Indonesia.
BEI Catat 76 Persen IPO per September 2020 Merupakan Saham Syariah
Literasi dan edukasi Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait inklusivitas pasar modal syariah mulai menunjukkan hasil. Terbukti dari dominasi jumlah saham syariah yang dicatat perdana di lantai bursa dibanding total listing sepanjang 2020.
BEI mencatat sampai September 2020, sebanyak 76 persen saham yang baru dicatat di lantai bursa merupakan saham syariah. Jumlahnya mencapai 35 dari 46 saham.
"Hingga September, sebanyak 76 persen saham yang baru dicatat di lantai bursa merupakan saham syariah," kata Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Hasan Fawzi, dalam siaran persnya, Jakarta, Senin (5/10).
Hasan mengatakan jumlah produk saham syariah saat ini mendominasi pasar modal. Dari 709 saham yang terdaftar di BEI per 2 Oktober lalu, sebanyak 63,6 persen atau 451 saham merupakan produk syariah.
Kapitalisasi ratusan saham syariah ini telah mencapai Rp 2.962 triliun. Setara 51,69 persen dari total kapitalisasi seluruh saham yang mencapai Rp 5.730 triliun.
Sementara itu, sudah ada 7.316 juta saham syariah yang ditransaksikan. Setara 77,2 persen dibanding seluruh transaksi di lantai bursa. Frekuensinya mencapai 446.527 kali, atau 71,88 persen dibanding seluruh transaksi IHSG.
Kinerja positif pasar saham syariah juga terlihat dari pertumbuhan signifikan dana kelolaan pada reksa dana syariah selama pandemi Covid-19. Menurut data OJK, hingga Agustus lalu, Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana syariah tumbuh 29,7 persen (yoy) menjadi Rp 69,7 triliun. Pada saat yang sama, NAB reksa dana konvensional turun 7,6 persen (yoy) menjadi Rp 451,1 triliun.
"Investor syariah dari tahun ke tahun konsisten terus meningkat, pertumbuhannya mencapai 537 persen sejak lima tahun lalu," kata Hasan.
Dia melanjutkan, saat ini ada 78.199 investor saham syariah di Indonesia. Rata-rata investor saham syariah tumbuh 78 persen per tahun. Pangsanya juga terus meningkat. Pada Agustus lalu rasio investor syariah terhadap total investor mencapai 5,9 persen.
(mdk/bim)