Genjot Konsumsi, Pemerintah Bakal Dorong Penggunaan Mobil dan Kompor Listrik
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat terjadi penurunan konsumsi listrik sepanjang 2020. Hal tersebut dipengaruhi oleh pembatasan sejumlah kegiatan akibat pandemi Virus Corona.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat terjadi penurunan konsumsi listrik sepanjang 2020. Hal tersebut dipengaruhi oleh pembatasan sejumlah kegiatan akibat pandemi Virus Corona.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, pemerintah akan berupaya mencari konsumen baru untuk mendongkrak konsumsi listrik. Di antaranya memasifkan penggunaan mobil listrik dan kompor listrik.
-
Apa itu motor listrik? Motor listrik, yang sering disebut sebagai "molis", adalah jenis kendaraan bermotor yang menggunakan energi listrik untuk menggerakkan komponennya.
-
Apa yang dimaksud dengan energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Bagaimana motor listrik bekerja? Cara kerja motor listrik terbilang sederhana, di mana ia mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik, memungkinkan motor untuk bergerak seperti motor berbahan bakar konvensional.
-
Kapan Kota Solo resmi dialiri listrik? Pada 12 Maret 1901, Kota Solo resmi dialiri listrik.
-
Di mana energi listrik disimpan? Accu = yaitu alat yang menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia.
-
Apa yang memengaruhi penggunaan energi mobil listrik? Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhi konsumsi energi mobil listrik yang perlu dipahami agar jangkauan dan kinerjanya dapat dioptimalkan.
"Kita memang harus cari demand baru. Yang depan mata kan industri dan bisnis kan memang belum recover kan. Listrik juga bisa standby ya. Untuk jangka menengah, itu tergantung kita akselerasi apa enggak. Kita mendorong dua hal, konsumsi ya kita create demand baru. Mobil listrik dan kompor listrik kita akselerasi," ujarnya, Jakarta, Rabu (13/1).
Khusus untuk kompor listrik, pemerintah masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Pertama, merancang kompor listrik yang aman bagi masyarakat. Hal tersebut untuk memastikan rasa aman bagi penggunanya.
"Mereka satu, yang namanya berubah pasti banyak pertimbangan. Satu, ngejepret enggak. Kedua, nyetrum enggak. Ketiga, tagihan listrik saya naik dong. Keempat pancinya mahal. Itu kita sudah data. Kita obrolin juga ke akademisi dan itu kita carikan jalan," jelas Rida.
Pengalihan kompor gas ke kompor listrik tersebut membutuhkan upaya khusus sama seperti mengubah kebiasaan masyarakat dari kompor minyak ke LPG. Meski demikian, keterlibatan APBN tetatp harus dilakukan agar rencana ini sukses.
"Kalau perlu kita lakukan konversi LPG seperti dulu. Ada paket perdana. Kita kasih tabung melon satu sama kompor kan, terus dilepas. Nah, ujung ujungnya bisa meninggalkan minyak tanah. Konsep itu lagi kita godog," jelasnya.
"Kita lagi hitung berapa kira kira kalau ada campur tangan APBN, benefitnya berapa. Itu masih kita kaji. Penggunaan LPG 3 kg kan juga karena subsidi kan, meksipun banyak juga yang kurang tepat sasaran. Kalau itu bisa dilakukan konversi kompor induski kita bisa kurangi belanja negara," sambungnya.
Rida melanjutkan, cara lain untuk mendorong konsumsi listrik adalah dengan melakukan ekspor listrik ke negara negara tetangga. Salah satu negara sasaran adalah Singapura. "Itu juga bisa juga buat ekspor tuh. Singapura kan beli listrik dari Laos, lewat Thailand, Malaysia baru ke Singapura. Nah, kenapa gak beli dari Indonesia. Kita juga lagi jajaki itu, dan transmisi itu yang penting," tandasnya.
(mdk/azz)