Grup Lion Air ambisi punya 700 pesawat pada 2027
Total investasi sekitar USD 40 miliar-USD 50 miliar.
Direktur Utama Grup Lion Air Rusdi Kirana berambisi untuk memiliki 700 pesawat jenis Airbus, ATR 32, Boeing737, hingga 2027. Hingga saat ini, jawara penerbangan berbiaya murah itu sudah memiliki 140 pesawat.
Untuk merealisasikan ambisi itu, Rusdi memerkirakan total investasi yang dibutuhkan mencapai sekitar USD 40 miliar-USD 50 miliar.
-
Bagaimana cara Lion Air merawat pesawatnya? Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro mengungkapkan, Batam Aero Technic (BAT) menjalankan proses MRO secara transparansi dan kepatuhan terhadap standar internasional. Setiap pesawat diperlakukan (penanganan) penuh perhatian dan ketelitian, mengikuti regulasi yang ketat industri penerbangan.
-
Apa saja jenis perawatan yang dilakukan pada pesawat Lion Air? Berbagai jenis pemeriksaan perawatan dan perbaikan pesawat terbang yang dilakukan di bengkel atau di bandar udara (line maintenance) Pemeriksaan harian yang dilakukan sebelum dan sesudah pesawat terbang beroperasi, seperti sebelum keberangkatan (preflight check/ inspection), transit check dan daily inspection.
-
Kenapa pesawat Lion Air masuk bengkel? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Kapan pesawat Lion Air masuk bengkel untuk perawatan? Jadwal ini mencakup interval waktu, jam terbang, atau jumlah pergerakan (lepas landas dan mendarat) yang harus dipenuhi oleh pesawat udara sebelum masuk bengkel.
-
Apa saja jenis kursi terbaik di pesawat Lion Air? Menurut testimoni sebagian besar penumpang, kursi terbaik untuk armada 737 milik Lion Air adalah nomor 17 dan 20. Kursi terbaik untuk armada Airbus 330 adalah yang terdekat dengan pintu keluar.
-
Bagaimana Lion Air Group dapat menjadi maskapai terbesar di Indonesia? Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
"Tahun 2027 untuk 700 pesawat anggarannya sekitar 40-50 miliar dolar," ujar Rusdi Kirana di Lion Village Komplek Pergudangan Bandara Emas, Banten, Senin (17/3).
Terkait ekspansi, Rudi menegaskan, pihaknya bakal fokus melebarkan sayap ke Malaysia, Thailand, dan penjuru Indonesia. Selain itu, Grup Lion Air akan fokus memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
"Kemungkinan tahun depan kita buat penerbangan airline di negara lain, Australia," jelasnya.
(mdk/yud)