Hanya Lulusan SMP dan Dua Kali Tidak Naik Kelas, Tak Disangka Pria Ini Sukses Jadi Pendiri Bisnis Waralaba Mendunia
Selama menempuh pendidikan, dia memang tidak cukup cerdas dalam hal akademik. Sukyatno justru pernah dua kali tidak naik kelas saat bersekolah.
Sukyatno merupakan pria kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, 3 Agustus 1948. Pria ini kerap dianggap bodoh oleh teman-teman di sekolahnya.
Hanya Lulusan SMP dan Dua Kali Tidak Naik Kelas, Tak Disangka Pria Ini Sukses Jadi Pendiri Bisnis Waralaba Mendunia
Hanya Lulusan SMP dan Dua Kali Tidak Naik Kelas, Tak Disangka Pria Ini Sukses Jadi Pendiri Bisnis Waralaba Mendunia
- Memulai Bisnis Permen Sejak SD, Pria Muslim Ini Sukses Jadi Orang Terkaya di Afrika
- Hanya Lulusan SMP dan Sempat Jadi Pengamen, Pria Asal Bantul Ini Sukses jadi Pengusaha Mi
- Mahasiswa Nekat Bikin Usaha Jamur, Modal Rp100.00 Kini Raup Omzet Rp40 Juta Sekali Panen
- Ternyata, Ini Rahasia Sukses Tiga Pengusaha Kecil Bertahan Hingga Puluhan Tahun
Es Teler 77 telah menjadi salah satu ikon dalam industri restoran cepat saji di Indonesia, memikat banyak orang dengan cita rasa istimewa es telernya yang legendaris.
Sukyatno Nugroho adalah sosok di balik berdirinya Es Teler 77 dan berhasil membawa bisnisnya meraih ketenaran tak hanya di dalam negeri, tetapi juga melintasi batas internasional. Dia berhasil menjadikan Es Teler 77 sebagai salah satu nama besar dalam kuliner Indonesia.
Sukyatno merupakan pria kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, 3 Agustus 1948. Pria ini kerap dianggap bodoh oleh teman-teman di sekolahnya.
Sebab, selama menempuh pendidikan, dia memang tidak cukup cerdas dalam hal akademik. Sukyatno justru pernah dua kali tidak naik kelas saat bersekolah. Sukyatno hanya menamatkan pendidikan sampai sekolah menengah pertama (SMP).
Ayah Sukanto, Hoo Ie Kheng menyadari putranya tidak cocok dengan pendidikan formal.
Dia mengirim Sukyanto ke Jakarta untuk tinggal bersama pamannya. Di sana, Sukyatno belajar berdagang dan menjalani berbagai pekerjaan dari berjualan sisir hingga alat elektronik.
Saat bekerja sebagai salesman, Sukyatno bertemu Yenny Setia Widjaja, yang kemudian menjadi istrinya. Sukyatno mencoba berbagai profesi, termasuk menjadi calo surat izin mengemudi dan pemborong pembangunan perumahan untuk bertahan hidup.
Namun, insiden pembangunan rumah di atas tanah sengketa menyebabkan Sukyatno bangkrut. Dia bahkan kesulitan membayar biaya sekolah anaknya.
Dari situlah Sukyatno membuka salon kecil-kecilan, tetapi usahanya tidak berjalan lancar. Akhirnya, dia beralih ke bisnis es teler dengan modal Rp1 juta dan resep dari ibu mertuanya. Bisnis ini akhirnya mengubah nasibnya.
Dikutip dari laman resmi esteler77.com, Pada tahun 1981, seorang ibu rumah tangga yang gemar memasak bernama Murniati Widjaja yang merupakan mertua Sukyanto mengikuti lomba pembuatan es teler.
Dengan perpaduan potongan nangka segar, daging kelapa dan alpukat, di atasnya diberi es serut dan sirup rahasia spesial, Muniati berhasil memenangkan kompetisi tersebut.
Momen kemenangan ini memberikan ide kepada Sukyatno Nugroho bersama istrinya, Yenny Setia Widjaja, untuk mendirikan warung Es Teler.
Berbekal keterampilan memasak yang mumpuni, mereka langsung menciptakan resep-resep yang menjadi menu saat ini.
Es Teler 77 pun resmi didirikan pada 7 Juli 1982. Awalnya Sukyatno mulai berjualan di emperan pusat perbelanjaan Duta Merlin, Harmoni, Jakarta pusat dari pagi hingga malam hari.
Sukyatno memberi nama jajanan es telernya dengan nama Es Teler 77. Angka 77 bagi Sukyatno adalah angka keberuntungan.
Lambat laun warung dengan cat khas hijau dan kuning cerah ini semakin populer, sehingga memunculkan minat untuk peluang usaha. Konsep bisnis waralaba belum banyak dikenal pada masa itu.
Almarhum Sukyatno Nugroho dengan naluri bisnisnya mempelajari sendiri konsep tersebut. Tahun 1987 menjadi tonggak sejarah Es Teler 77, dibukanya gerai waralaba pertama di Solo. Momen inilah yang menjadikan Es Teler 77 menjadi bisnis makanan cepat saji Indonesia pertama yang menggunakan sistem waralaba.
Awalnya, dia sering mengalami kerugian saat mewaralabakan es telernya, namun ia melihatnya sebagai sebuah tantangan. Namun seiring berjalannya waktu, sejak ia mulai mewaralabakan es teler, jumlah gerainya terus bertambah dari Solo hingga Semarang, dan akhirnya mencapai ratusan gerai Es Teler 77.
Suyatno kemudian menaikkan harga es telernya dan memindahkan gerainya ke pusat perbelanjaan seperti mal dan plaza. Dia kemudian berani membuka gerai di gedung megah Wisma BNI di Sudirman, Jakarta. Lokasi-lokasi prestisius tersebut membuat citra Es Teler 77 semakin dikenal luas di masyarakat.
Es Teler 77 terus melebarkan sayapnya tidak hanya di Indonesia namun juga di luar negeri. Hingga akhirnya pada 1988, Es Teler 77 berhasil membuka gerai pertamanya di luar negeri yaitu di Singapura.
Di usianya yang ke-18 pada tahun 2000, Es Teler 77 membuka gerainya di Melbourne, Australia. Outlet tersebut terletak di jalan raya utama, Jalan Swanston.
merdeka.com
Gerai tersebut menarik banyak pelanggan tetap, tidak hanya masyarakat Indonesia, namun juga warga Australia yang menikmati makanan dan minuman yang ditawarkan.
Kini, di bawah naungan PT Top Food Indonesia, Es Teler 77 telah tumbuh menjadi salah satu bisnis waralaba terbesar di Indonesia, dengan lebih dari 140 gerai di dalam dan luar negeri. Mereka terus berinovasi, menjaga kualitas cita rasa Indonesia, sambil menjalin kerja sama dengan pemasok dan petani lokal untuk bisnis yang berkelanjutan.