Harapan dan prediksi ekonomi di tangan Jokowi - Ma'ruf Amin
Menurut Jokowi, Ma'ruf memiliki rekam jejak dan pengalaman yang lengkap. Tak hanya di pemerintahan saja, Ma'ruf juga mengetahui tentang permasalahan ekonomi.
Calon Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menggandeng Rais Aam PBNU Ma'ruf Amin sebagai calon wakil Presiden. Jokowi, bersama Ma'ruf, berjanji akan memperkuat ekonomi umat apabila menang di Pilpres mendatang.
"Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, kita harus mengatasi masalah kemiskinan kesenjangan dengan memperkuat ekonomi umat," kata Jokowi dalam pidatonya di Gedung Joang 45, Jakarta Pusat, Jumat (10/8).
-
Apa yang dilakukan Jokowi saat kuliah? Semasa kuliah, Jokowi juga aktif tergabung dengan UKM pencinta alam.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Bagaimana perubahan di industri otomotif Indonesia pada era Jokowi? Terjadi perubahan besar dalam kepemilikan usaha di industri otomotif Indonesia. Variabelnya banyak.Menariknya, merek otomotif China mulai masuk pada 2017 lewat Wuling dan DFSK. Disusul Hyundai (Korea) pada 2021.Yang terbaru, merek China kembali masuk pada 2022-2023: Chery, Neta, Great Wall Motor (GWM), dan lain-lain. Varialebel utama antara lain krisis moneter 1998, krisis industri keuangan 2008, dan sebagainya. Variabel ini cukup mengubah potret raja otomotif Indonesia di era Jokowi:Dari pengusaha ke kelompok usaha (konglomerasi).
-
Mengapa Jokowi mendorong kerja sama ekonomi biru dengan India? "Potensi kerja sama tersebut bisa kita dorong menuju ekonomi biru, ketahanan pangan, konektivitas maritim dan sumber daya energi laut yang berkelanjutan,"
-
Apa yang diminta Ma'ruf Amin kepada pemerintah daerah terkait ekonomi syariah? Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin memberikan tiga arahan strategis kepada pemerintah daerah (pemda) seluruh Tanah untuk mengembangkan potensi ekonomi dan keuangan syariah di wilayahnya masing-masing.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
Menurut Jokowi, Ma'ruf memiliki rekam jejak dan pengalaman yang lengkap. Tak hanya di pemerintahan saja, Ma'ruf juga mengetahui tentang permasalahan ekonomi.
"Pada saat beliau dikukuhkan sebagai profesor, pidato pengukuhannya adalah berkaitan dengan arus ekonomi baru Indonesia. Artinya beliau sangat mengetahui ekonomi," ucap Jokowi.
Bersama Ma'ruf Amin, Jokowi ingin membawa Indonesia maju berdaulat, mandiri dan berkepribadian. Agar warga di perbatasan bisa merasakan buah dari kemerdekaan. Dia juga ingin mewujudkan keadilan sosial di seluruh Indonesia, meratakan pembangunan yang berkeadilan.
"Warga Sabang Merauke merasa bangga jadi bangsa Indonesia," tuturnya.
Lalu bagaimana prediksi dan harapan ekonomi jika Jokowi - Ma'ruf Amin memimpin negeri ini? Berikut uraiannya:
Benahi program yang telah dijalankan
Ekonom dari Centre of Refrom on Economics (CORE), Piter Abdullah menilai Ma'ruf Amin merupakan sosok yang tepat untuk menemani Jokowi, terutama dari sisi pengembangan ekonomi syariah.
"Saya kira pilihan pak Jokowi adalah pilihan yang tepat. Pak Amin punya background ekonomi syariah. Beliau kemampuannya lengkap sangat ideal untuk Pak Jokowi," ungkapnya ketika dihubungi Merdeka.com, Jumat (10/8).
"Saya kira pasar akan menyambut positif cawapres pilihan Pak Jokowi. Pertimbangannya adalah pak Ma'ruf Amin justru akan melengkapi Pak Jokowi," lanjut dia.
Selain aspek ekonomi, Ma'ruf Amin dinilai dapat menangkal isu SARA yang saat ini tengah berkembang. "Dengan adanya pak Maruf amin yang sangat dihormati oleh para ulama dan juga para tokoh politik persoalan di parlemen dan luar parlemen akan lebih mudah ditangani," kata dia.
Dengan demikian, Jokowi diharapkan dapat lebih fokus bekerja membenahi program-program di periode pertama yang terbukti sudah berdampak pada masyarakat, seperti pembangunan infrastruktur.
"Sehingga Pak Jokowi bisa fokus dengan program-program ekonominya yang pada periode kedua sudah tinggal melanjutkan. Pada periode kedua banyak proyek infrastruktur yang sudah berdampak secara ekonomi. Dengan kondisi seperti itu kita bisa berharap ekonomi indonesia lima tahun ke depan akan lebih menjanjikan," tandasnya.
Kebijakan ekonomi cenderung tidak berubah
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menyebut bahwa pengumuman capres dan cawapres mempengaruhi sentimen pasar terkait dengan prospek perekonomian Indonesia dalam 5 tahun ke depan. Khusus pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, dia menilai tidak akan mengubah kebijakan ekonomi secara signifikan.
"Dengan terpilihnya pak Maruf Amin sebagai cawapres Pak Jokowi, diharapkan akan mendukung solidnya koalisi Jokowi sehingga dapat meningkatkan peluang Pak Jokowi untuk melanjutkan masa jabatannya menjadi 2 periode," Ujar Josua melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat (10/8).
"Hal tersebut mengindikasikan bahwa kebijakan perekonomian diperkirakan cenderung tidak mengalami perubahan yang signifikan," sambung Josua.
Selain itu, dengan dipilihnya Maruf Amin, isu politik indentitas dapat diredam sedemikian sehingga tetap menjaga stabilitas politik jelang pemilu tahun 2019. "Harapan pelaku pasar adalah bagaimana keberlanjutan dunia usaha dan stabilitas pasar keuangan dapat dipertahankan mengingat persepsi investor global cenderung positif bagi pemerintahan saat ini," jelas Josua.
Josua melanjutkan, capres dan cawapres yang menang dalam Pilpres mendatang dapat membenahi isu-isu struktural dalam perekonomian sehingga visi ekonomi Indonesia pada 2045 untuk keluar dari middle income trap dapat tercapai.
"Di samping itu pula, jika petahana menang dalam pemilu 2019 mendatang, harapan pasar adalah kebijakan reformasi struktural dapat dilanjutkan sedemikian sehingga akan memperkokoh fundamental ekonomi Indonesia dalam jangka panjang," tandasnya.
Dorong pertumbuhan ekonomi syariah
Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal mengatakan, Ma'ruf Amin layak dipilih sebab dinilai memiliki integritas serta rekam jejak yang bersih.
"Integritas, track record itu cukup bagus ya. Saya yakin cukup bagus. Layak lah," ungkapnya ketika dihubungi Merdeka.com, Jumat (10/8).
Meski demikian, dia mengatakan untuk menjadi pendamping Jokowi tidak cukup hanya dengan memiliki integritas. Cawapres Jokowi mesti juga memiliki kualitas lain, yakni kepemimpinan.
"Dalam banyak hal persoalan ekonomi tidak bisa diselesaikan secara parsial, karena menteri-menterinya sebetulnya sudah pintar-pintar sekali. Namun karena permasalahannya diselesaikan di sektor terpilah-pilah, maka harus ada sinergi. Itu butuh leadership yang bisa meramu itu. Ekonomi begitu kompleks, dibutuhkan leadership, karena harus mengoreksi bawahan-bawahan," jelas dia.
Selain itu, sebagai Cawapres Jokowi, Ma'ruf setidaknya harus memiliki kemampuan di sektor ekonomi nasional. Aspek inilah yang menurut dia masih kurang dari sosok Ma'ruf Amin.
"Juga punya kapasitas atau profesionalitas. Kemampuan untuk berpikir strategis, hal teknis, bukan hanya hal populis atau umum saja. Kalau tidak paham agak susah untuk bisa selesaikan masalah. Tidak perlu paham sekali, paling tidak bisa lihat mana yang harus diprioritaskan dan diambil keputusan dengan cepat," katanya.
Meskipun dia mengakui kehadiran Ma'ruf akan cukup membantu mendorong pertumbuhan ekonomi syariah, tapi ekonomi syariah masih merupakan satu aspek dari kompleksnya permasalahan ekonomi yang dihadapi Indonesia.
"Ekonomi syariah kita bukan hanya dari sisi hukum syariah, dari sisi fiqih. Perlu memahami dari sisi bisnis syariah itu sendiri dari sisi ekonomi. Ekonomi syariah punya potensi besar, untuk bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Direfleksikan ke dalam kebijakan yang real di lapangan. Banyak gap antara hukum ideal dengan kenyataan di lapangan," jelas dia.
Tentunya diharapkan duet Jokowi-Ma'ruf Amin dapat mengembangkan potensi yang sudah dimiliki Indonesia. Sehingga kinerja ekonomi Indonesia ke depan dapat lebih moncer dan lepas dari beberapa persoalan yang tengah dihadapi saat ini.
"Yang jadi PR yang sekarang adalah kenapa pertumbuhan hanya 5 persen. Kita butuh pertumbuhan lebih tinggi. Mesti melihat masalah yang jauh ke depan. Kalau masih 5 persen, kita punya potensi kena middle income trap ke depan," imbuhnya.
"Dari sisi pemerataan ekonomi meskipun angka kemiskinan sudah single digit. Tapi sebenarnya permasalahan kemiskinan dan kesenjangan masih sangat besar sekali, tidak bisa diwakili hanya dengan angka-angka statistik. Itu yang jadi tantangan. Ditambah tantangan eksternal makin besar, pelemahan Rupiah, perang dagang, beberapa produk ekspor unggulan kita masih diproteksi di luar. Ke depan makin besar untuk mendorong ekonomi ke depan," tandasnya.
Akselerator perkembangan ekonomi
Pengamat Ekonomi Syariah Institut Pertanian Bogor, Irfan Syauqi Beik menilai kedua bakal calon presiden tersebut sama-sama memiliki kekuatan terhadap calon wakilnya. Irfan menyebut Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno memiliki latar belakang yang sama, di mana keduanya adalah tokoh pengembangan ekonomi syariah.
"Baik Kiai Ma'ruf maupun juga Sandi, dua-duanya pengurus IAEI. Kemudian melihat track record Kiai Ma'ruf itu kan dari (tahun) 2.000 itu sudah bergelut mengembangkan ekonomi syariah. Kemudian, kalau kita lihat Sandi, dalam waktu singkat kita lihat perubahan-perubahan dari sisi perkembangan ekonomi syariah dan zakat. Kemudian, komitmen sandi mengembangkan halal tourism di Jakarta itu saya kira satu hal yang luar biasa sehingga buat saya, kalau melihat kedua cawapres ini saya optimis ekonomi syariah bisa tumbuh dan berkembang," jelasnya saat dihubungi merdeka.com, Jumat (10/8).
Irfan optimis, siapapun calon presiden dan wakil presiden terpilih nantinya, akan membawa dampak pada perkembangan ekonomi syariah di Indonesia lebih besar. Mengingat beberapa persoalan seperti pariwisata halal, industri makanan halal, dan industri keuangan syariah di Indonesia masih cukup tertinggal dari beberapa negara Asia.
"Kalau melihat kedua cawapres ini saya optimis ekonomi syariah bisa tumbuh dan berkembang. Bahwa selama ini banyak yang belum terselesaikan saya berharap bisa diselesaikan kedua duanya siapa pun yang terpilih. Jadi ini yang saya kira patut diapresiasi mudah-mudahan ini menjadi elemen positif bahwa kehadiran cawapres itu bisa kemudian mendorong penguatan ekonomi dan bisnis syariah," ungkapnya.
"Jokowi terpilih kembali Kiai Ma'ruf Amin bisa menjadi akseleratornya. Tapi kalau Prabowo yang menang, kita berharap bahwa bang Sandi ini menjadi akselerator perkembangan ekonomi dan keuangan syariah. Dan saya optimis ini kan kita bicara realitas, fakta, track record. Ini fakta sangat luar biasa dalam pengembangan ekonomi syariah. Dan sekarang dua orang ini diberi kesempatan sesuatu yang lebih besar lagi, itu kaitannya dengan mendorong kebijakan ekonomi syariah, baik sektor rill, baik di sektor zakat dan wakaf nya. Mudah-mudahan ini langkah yang baik untuk masa depan ekonomi syariah," tutupnya.
(mdk/idr)