Harga BBM cuma naik Rp 2.000, investor belum sepenuhnya puas
Meski begitu, sentimen tersebut tidak terlalu berpengaruh signifikan menekan indeks.
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Premium dijual Rp 8.500 per liter, SOlar Rp 7.500 per liter. Harga baru itu mulai berlaku hari ini, Selasa (18/11).
Kepala Riset Universal Broker Satrio Utomo mengatakan pasar saham merespon positif kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM. Indikatornya terlihat dari pergerakan indeks hari ini. Namun, penguatan indeks hanya terbatas lantaran banyak saham yang juga mengalami guncangan.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Siapa yang merencanakan aksi teror di Bursa Efek Singapura? Pendalaman itu dibenarkan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar bahwa YLK memang hendak merencanakan aksi teror ini pada 2015 silam.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Siapa yang meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Apa penyebab naik turunnya harga saham? Prinsip Ekonomi Dasar: Hubungan antara Penawaran dan Permintaan Saat banyak orang mencari suatu barang, stoknya akan terbatas sehingga harganya cenderung akan naik.
"Sejauh ini indeks masih bergerak naik. Saham-saham yang diuntungkan dari kenaikan BBM masih terus bergerak. Akan tetapi, pergerakan IHSG sedikit terguncang. Respons pasar masih positif," ujar Satrio kepada merdeka.com di Jakarta, Selasa (18/11).
Dia tidak menampik adanya sentimen negatif di pasar modal. Yakni terkait besaran kenaikan harga BBM subsidi yang masih di bawah harapan investor. Meski begitu, sentimen tersebut tidak terlalu berpengaruh signifikan menekan indeks.
"Bisa jadi naik subsidi lebih rendah dari harapan. Pemerintah kan awalnya mau menaikkan harga BBM subsidi Rp 3.000 per liter tetapi naiknya cuma Rp 2.000 itu yang direspon pasar," kata dia.
(mdk/noe)