Harga Beras Meroket, Sri Mulyani Khawatir Menggerus Masyarakat Paling Miskin
Masyarakat Indonesia sangat tergantung dengan komoditas ini, kenaikan harga beras semakin menghimpit masyarakat paling miskin.
Masyarakat Indonesia sangat tergantung dengan komoditas ini, kenaikan harga beras semakin menghimpit masyarakat paling miskin.
- Heboh Tarif PPN Bakal Naik Jadi 12 Persen, Sri Mulyani: Tidak Semua Barang dan Jasa Kena Pajak
- Sri Mulyani Sebut Menko Luhut Paling Semangat Simbara Diperluas ke Banyak Komoditas
- Menteri Perdagangan Usul Harga Minyakita Naik
- Sri Mulyani Wanti-Wanti Masyarakat Menengah ke Bawah, Daya Beli Bakal Turun Imbas Harga Pangan Naik
Harga Beras Meroket, Sri Mulyani Khawatir Menggerus Masyarakat Paling Miskin
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mewanti-wanti lonjakan inflasi pangan tembus 8,5 persen.
Beras diyakini menjadi komoditas pangan yang menyumbangkan inflasi tertinggi.
Sri Mulyani menyebut, kenaikan harga beras akan berdampak langsung terhadap kesejahteraan kelompok miskin ke bawah.
Mengingat, beras merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia.
"Kita harus mewaspadai terhadap komponen inflasi yang berasal dari pangan yang pasti akan menggerus terutama kelompok paling miskin ini,"
kata Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (19/3).
Di sisi lain, pemerintah tengah menargetkan tingkat kemiskinan di bawah 0 persen ada 2024 mendatang.
Untuk itu, kenaikan harga beras terus menjadi perhatian utama Presiden Joko Widodo (Jokowi)
"Ini yang harus kita (waspadai) terhadap tujuan pemerintah untuk menurunkan kemiskinan, terutama ekstrim mendekati 0 persen. Harga beras yang meningkat ini telah menjadi perhatian, dan bahkan tadi juga sedang dirapatkan oleh bapak Presiden (Jokowi)," kata Sri Mulyani.
Bendahara negara ini menerangkan, ketegangan geopolitik antara Rusia dengan Ukraini menjadi pemicu harga pupuk dan berimbas terhadap kenaikan harga beras.
Sri Mulyani pun mengatakan, tren kenaikan harga beras terjadi merata di berbagai negara.
Faktor lain penyebab harga beras melambung tinggi yaitu fenomena El-Nino. Di mana dampak dari anomali cuaca ini mengakibatkan mundurnya musim tanam yang mempengaruhi produksi beras.
"Untuk itu, pemerintah telah melakukan langkah dengan pengadaan beras luar negeri melalui impor dan juga melakukan stabilisasi melalui intervensi dari distribusi," jelas Sri Mulyani.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kenaikan harga beras pada Februari 2024 menjadi yang tertinggi dalam sejarah.
Rata-rata kenaikan harga beras mendekati 20 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
"(Kenaikan harga beras) ini di mana bulan Februari 2024 merupakan harga tertinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya," kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (1/3).
Secara rinci, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp14.525 per kg pada Februari 2024. Harga beras ini naik sebesar 6,31 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Sedangkan harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp14.162 per kg pada Februari 2024. Harga beras ini naik sebesar 7,39 persen.
Untuk di tingkat eceran, harga beras mencapai Rp15.157 per kg pada Februari 2024. Harga beras tersebut meningkat sebesar 5,28 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp14.397 per kg.