Harga gas elpiji makin mahal, gas kota bisa jadi solusi
Namun, harus diakui waktu yang dibutuhkan untuk membangun infrastruktur gas kota cukup panjang.
PT Pertamina (Persero) secara diam-diam menaikkan harga elpiji nonsubsidi 12 kilogram (kg) sebesar Rp 1.500 per kg sejak 2 Januari 2015. Harga elpiji nonsubsidi saat ini dipatok Rp 134.700 per tabung dari sebelumnya Rp 114.900.
Kondisi tersebut memungkinkan adanya migrasi atau perpindahan dari pengguna gas elpiji 12 kg ke elpiji subsidi 3 kg. Alasan logisnya, disparitas harga terlalu tinggi, sedangkan barang yang dijual berjenis sama yaitu gas elpiji.
-
Kenapa Pertamina menambah pasokan LPG 3 kg? Tambahan pasokan LPG 3 Kg ini dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakat seiring Ramadan dan Idulfitri 1445 H.
-
Kapan Pertamina menambahkan pasokan LPG 3 kg? Pertamina terus memantau kebutuhan LPG 3 Kg hingga masa libur Lebaran selesai.
-
Bagaimana Pertamina memastikan keamanan tabung gas elpiji yang beredar di pasaran? Setiap tabung elpiji akan diuji ulang setiap lima tahun, untuk memastikan seluruh tabung yang telah digunakan konsumen, tetap memenuhi standar keamanan yang telah ditentukan.
-
Kenapa Pertamina melakukan pengujian ulang terhadap tabung gas elpiji? Setiap tabung elpiji akan diuji ulang setiap lima tahun, untuk memastikan seluruh tabung yang telah digunakan konsumen, tetap memenuhi standar keamanan yang telah ditentukan.
-
Bagaimana Pertamina memastikan pasokan LPG 3 kg aman? Pertamina Patra Niaga memastikan stok LPG 3 Kg aman berada di level 14-15 hari. “Pertamina terus memonitor kebutuhan LPG 3 Kg hingga akhir Lebaran dan kita lakukan penambahan ke daerah yang memang membutuhkan” ujar Irto.
-
Berapa banyak LPG 3 kg yang ditambahkan Pertamina? Pertamina melalui anak usahanya,PT Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan LPG 3 kilogram (Kg) sebanyak 22.087 Metrik Ton atau setara dengan 7.36 juta tabung.
Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika mengatakan pemakaian gas kota menjadi solusi atas kenaikan harga gas elpiji 12 kg tersebut. Namun, dia meminta PGN untuk membangun infrastruktur pipa gas sehingga masyarakat perumahan bisa mengatasi masalah kenaikan harga gas elpiji 12 kg.
"Karena gasnya sama jadi itu tendensinya mahal, maka akan banyak beralih ke subsidi. Sebaiknya dipertimbangkan lagi ini kenaikan harga elpiji. Gas pipa atau gas kota sangat bisa jadi solusi. Itu kan gas pipa yang pegang PGN. Kalau PGN kan punya program ke rumah tangga itu masih sangat kecil," ujar dia saat dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa (6/1).
Gas kota harus bisa didorong masuk ke perumahan-perumahan di kota-kota besar seperti Jakarta. Namun, PGN harus mempertimbangkan kepentingan negara bukan kepentingan korporasi.
"Apalagi banyak perumahan dan komplek-komplek perumahan yang dibangun sekarang. Itu PGN harus masuk dan bisa mengurangi impor elpiji. Kan elpiji juga harus impor," kata dia.
Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya Widya Yudha menambahkan, gas kota menjadi solusi jangka panjang untuk kebutuhan energi masyarakat. Waktu yang dibutuhkan untuk membangun infrastruktur gas kota cukup panjang.
Untuk jangka pendek, kata dia, pemerintah harus melakukan distribusi elpiji 3 kg secara tertutup sehingga hanya untuk keluarga tidak mampu yang diperbolehkan menggunakan elpiji 3 kg.
"Dalam jangka pendek itu, pola distribusi tertutup untuk elpiji 3 kg. Sehingga, distributor elpiji subsidi itu tidak menjual sembarangan ke masyarakat," ucapnya.
(mdk/noe)