Harga Minyak Terimbas Perang Israel-Palestina, Harga BBM Bakal Naik?
Perang Israel-Palestina bakal berimbas ke harga minyak dunia.
Perang Israel-Palestina bakal berimbas ke harga minyak dunia.
Harga Minyak Terimbas Perang Israel-Palestina, Harga BBM Bakal Naik?
Konflik perang antara Palestina dan Israel menumbuhkan rasa kekhawatiran bagi setiap negara di dunia. Sebab, dampak lambatnya perekonomian dari perang Ukraina dan Rusia saja masih belum terobati.
- Waspada, Perang Israel Vs Hamas Berpotensi Buat Harga BBM dan Beras di Indonesia Naik
- Harga Minyak Berpotensi Naik Hingga USD150 Imbas Perang Israel dan Palestina
- Pemerintah Was-Was, Perang Palestina-Israel Bisa Picu Kenaikan Harga BBM
- Waspada, Perang Hamas Vs Israel Berpotensi Picu Kenaikan Harga BBM di Indonesia
Pangamat Energi Univeristas Gadjah Mada, Fahmy Radhi mengatakan dampak atas perang Israel dan Palestina terhadap Indonesia adalah kenaikan harga minyak dunia yang berimbas pada kenaikan harga bahan bakar minyak non subsidi berserta turunannya.
"Karena BBM non subsidi mengikuti harga mekanisme pasar sesuai dengan harga keekonomian, sehingga pada saat minyak dunia naik, maka harga Pertamax juga akan mengalami kenaikan," kata Fahmy kepada Merdeka.com, Selasa (17/10).
Merdeka.com
Menurut Fahmy, dengan adanya perang antar kedua ini tidak terlalu memberikan dampak yang begitu besar terhadap Indonesia, hanya saja akan adanya kenaikan terhadap harga energi.
Sementara untuk dampak pangan, tidak terlalu berpengaruh, seperti perang antara Ukraina dan Rusia pada saat itu yang sangay berdampak atas pangan gandum.
"Yang paling berpengaruh itu harga minyak. Kalau harga pangan itu berbeda dengan Rusia dan Ukraina yang menghasilkan gandum terbesar di dunia, sehingga itu berpengaruh terhadap pangan. Tapi untuk perang Israel dan Hamas ini tidak begitu berpengaruh kecuali tadi, harga minyak itu memang mengalami sedikit terganggu," jelas Fahmy.
Merdeka.com
Untuk saat ini, dia menilai pemerintah belum berencana menaikkan harga BBM subsidi Pertalite, yang sebelumnya Presiden Joko Widodo menyinggung bahwa akan ada kemungkinan Pertalite mengalami kenaikan.
"Nah sampai sekarang memang pemerintah belum memutuskan untuk menaikan harga tersebut (Pertalite) meskipun Jokowi sudah memberikan tanda-tanda bahwa ada kemungkinan kenaikan BBM subsidi," imbuhnya.
Dia pun memastikan bahwa penyesuain harga BBM non subsidi bulan depan akan kembali mengalami kenaikan, apabila harga minyak dunia naik di atas USD100.
Kendati mengalami kenaikan, Fahmy bilang kenaikan BBM non subsidi itu tidak berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia, karena komposisi penggunaan Pertamax dan BBM non subsidi lainnya hanya 11 persen.
Berbeda dengan penggunaan Pertalite atau Solar yang sebesar 83 persen. Dan ini tentu akan berpengaruh terhadap inflasi yang menyebabkan harga bahan-bahan pokok meningkat tinggi dan menurunkan daya beli, kata dia.
"Saya tidak yakin, Jokowi akan berani menaikan harga BBM subsidi, karena dampaknya akam cukup luas," Fahmy mengakhiri.