Harga Minyak Berpotensi Naik Hingga USD150 Imbas Perang Israel dan Palestina
Harga minyak bisa mencapai rekor tertinggi jika perang makin memanas.
Harga minyak bisa mencapai rekor tertinggi jika perang makin memanas.
Harga Minyak Berpotensi Naik Hingga USD150 Imbas Perang Israel dan Palestina
Perang yang terjadi antara Israel dan Hamas telah memakan banyak korban jiwa serta kerugian pada negara tersebut. Bukan hanya itu perang yang terjadi di Timur Tengah ini juga membawa dampak bagi perekonomian global.
Salah satu masalah yang akan timbul dari semakin parahnya perang ini adalah kenaikan harga minyak. Bank Dunia telah memperingatkan bahwa harga minyak yang mencapai rekor tinggi akan segera terjadi karena perang Israel dan Palestina.
Jika konflik tersebut semakin meluas melampaui perbatasan jalur Gaza, akan kembali terulang embargo minyak Arab pada tahun 1973. Keadaan ini dapat menyebabkan harga minyak melonjak hingga USD 157 per barel.
Harga minyak tertinggi pernah terjadi pada tahun 2008 hingga mencapai USD 147,5 per barel. Data ini didapat dari London Shock Exchange Group (LSEG) dilansir dari CNBC Internasional.
Semakin memanasnya perang yang terjadi, akan mempengaruhi pasokan minyak global. Keadaan ini dapat membuat pasokan minyak global menyusut hingga 6 juta hingga 8 juta barel per hari.
Akan ada beberapa kemungkinan yang terjadi akibat dari perang ini.
Kemungkinan pertama akan terjadi kenaikan harga minyak hingga 56 persen sampai 75 persen atau segan harga antara USD 140 dan USD 157 per barel.
Sebelumnya krisis minyak pernah terjadi pada lima puluh tahun yang lalu, harga minyak naik hingga empat kali lipat. Keadaan ini terjadi setelah para menteri Arab memberlakukan embargo ekspor minyak terhadap Amerika Serikat.
Kebijakan embargo atau pelarangan berniaga yang dilakukan pemerintahan Arab merupakan pembelaan yang dilakukan Arab atas perang yang terjadi antara Arab dan Israel yang disebut sebagai Perang Yom Kippur.
Peristiwa tersebut merupakan salah satu dari peristiwa sejarah masa lalu yang terjadi karena konflik regional. Hal tersebut dapat kembali terjadi jika perang Israel dan Hamas semakin membesar.
Kemungkinan kedua, akan terjadi pengurangan pasokan minyak global sebesar 500.000 barel per hari menjadi 2 juta barel per hari. Hal ini juga sebanding dengan peristiwa yang pernah terjadi pada 2011, yaitu perang saudara yang terjadi di Libya.
Selain kedua kemungkinan tersebut kemungkinan yang akan terjadi berkaitan dengan harga minyak secara global adalah akan terjadi pengurangan jumlah produksi minyak 3 juta sampai 5 juta barel per hari di pasar. Sehingga mendorong harga minyak antara USD 109 hingga USD 121 per barel. Kemungkinan ini sama dengan keadaan yang terjadi pada saat perang Irak 2003.
Selain beberapa kemungkinan tersebut, Bank dunia memperkirakan karena melambatnya pertumbuhan ekonomi global, harga minyak kan mencapai rata-rata sekitar USD 90 per barel pada kuartal ini, sebelum mengalami penurunan hingga USD 81 per barel pada tahun 2024.
Konflik yang terjadi di Timur Tengah ini, terjadi setelah guncangan besar terhadap komoditas sejak tahun 1970 an. perang tersebut menimbulkan dampak yang mengganggu perekonomian global hingga saat ini.
Meskipun Israel dan Palestina bukan pemasok minyak utama, tetapi konflik ini terjadi di wilayah penghasil minyak utama. Sehingga sangat berdampak bagi pasokan minyak secara global.