Ganjar Pranowo: Fluktuasi Harga Minyak Dunia Akibat Perang di Timur Tengah Lumayan Tinggi
35 persen impor minyak Indonesia disebutnya berasal dari Timur Tengah.
35 Persen impor minyak Indonesia disebutnya berasal dari Timur Tengah.
Ganjar Pranowo: Fluktuasi Harga Minyak Dunia Akibat Perang di Timur Tengah Lumayan Tinggi
Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo menyebut, naiknya harga minyak saat ini akibat adanya perang. Diketahui, saat ini tengah terjadi terjadi konflik di Timur Tengah antara Palestina atau Hamas dengan Israel.
"Fluktuasi harga minyak dunia akibat perang ini lumayan tinggi. Naik turun dan kira-kira kalau itu enggak selesai-selesai, naik terus-menerus APBN-nya pasti akan jebol. Nah kita mesti kita kendalikan. Kita mari bicarakan ke depan apa yang mesti kita lakukan," kata Ganjar dalam acara Centre of Strategic and International Studies, Selasa (7/11).
merdeka.com
Sedangkan, 35 persen impor minyak Indonesia disebutnya berasal dari Timur Tengah.
"Maka teman-teman diplomat di Timur Tengah punya peran yang penting dan cukup strategis untuk ini. Demikian juga tentu di negara-negara lain yang kita impor minyak dari sana," ujarnya.
merdeka.com
Lalu, untuk mengurangi ketergantungan, eks Gubernur Jawa Tengah ini mengaku pernah mencoba melakukan hitung-hitung bersama dengan timnya.
"Ini kebutuhan investasinya untuk energi baru terbarukan, renewable enegy ini kira-kira bisa sampai 1.300an T. Apa yang bisa kita lihat?. Satu, mungkin melihat angka ini ketakutan karena apa? Ini enggak akan bisa dieksekusi. Tapi mereka yang punya peluang bisnis," ungkapnya.
"Maka ini akan bisa menangkap bahwa inilah potensi yang bisa kita lakukan dan ini akan menyerap banyak tenaga kerja. Dan kemudian kita ada surplus listrik yang kalau dalam konteks Asean sebenrnya kita juga bisa mendorong listrik untuk bisa kita ekspor," pungkasnya.
Sebelumnya, Perang yang terjadi antara Israel dan Hamas telah memakan banyak korban jiwa serta kerugian pada negara tersebut. Bukan hanya itu perang yang terjadi di Timur Tengah ini juga membawa dampak bagi perekonomian global.
Salah satu masalah yang akan timbul dari semakin parahnya perang ini adalah kenaikan harga minyak. Bank Dunia telah memperingatkan bahwa harga minyak yang mencapai rekor tinggi akan segera terjadi karena perang Israel dan Palestina.
Jika konflik tersebut semakin meluas melampaui perbatasan jalur Gaza, akan kembali terulang embargo minyak Arab pada tahun 1973. Keadaan ini dapat menyebabkan harga minyak melonjak hingga USD 157 per barel.
Harga minyak tertinggi pernah terjadi pada tahun 2008 hingga mencapai USD 147,5 per barel. Data ini didapat dari London Shock Exchange Group (LSEG) dilansir dari CNBC Internasional.
Semakin memanasnya perang yang terjadi, akan mempengaruhi pasokan minyak global. Keadaan ini dapat membuat pasokan minyak global menyusut hingga 6 juta hingga 8 juta barel per hari.