Harga Pangan Mulai Naik, Inflasi November 2020 Diperkirakan Capai 0,18 Persen
Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan terjadi inflasi 0,18 persen MoM atau 1,50 persen YoY, dari bulan sebelumnya yang tercatat deflasi 0,07 persen atau 1,44 persen YoY.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan terjadi inflasi 0,18 persen MoM atau 1,50 persen YoY, dari bulan sebelumnya yang tercatat deflasi 0,07 persen atau 1,44 persen YoY.
"Inflasi bulan November didorong oleh kenaikan inflasi harga bergejolak terindikasi dari tren kenaikan harga dari sebagian besar komoditas pangan," kata Josua kepada Liputan6.com, Selasa (1/12).
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kapan inflasi terjadi? Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu hingga mengurangi daya beli uang.
-
Bagaimana inflasi mempengaruhi nilai investasi? “Inflasi juga dapat memengaruhi nilai tukar. Negara-negara dengan tingkat inflasi rendah biasanya mengalami apresiasi nilai mata uang dibandingkan negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Kar Yong Ang.
-
Kenapa harga tanah dan rumah di Indonesia semakin mahal? Jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat, khususnya di kota-kota besar, mengakibatkan ketersediaan lahan atau tanah semakin terbatas. Dampaknya, harga rumah dan tanah yang naik setiap tahunnya.
-
Bahan pangan apa yang mengalami kenaikan harga di Jakarta? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Di mana harga bahan pangan di pantau? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
Adapun komoditas pangan yang menjadi penyebab adanya inflasi berasal dari komoditas daging ayam yang naik 9,3 persen, daging sapi 0,2 persen, telur ayam 5,1 persen, bawang merah 13,7 persen, bawang putih 6,1 persen, cabai rawit 8,1 persen, dan minyak goreng 1,1 persen.
Kendati begitu, meskipun terdapat beberapa komoditas pangan yang naik, inflasi juga dipengaruhi oleh adanya komoditas yang turun seperti cabai merah -0,1 persen.
Selain itu, Josua menyebutkan laju bulanan inflasi inti pada bulan November diperkirakan menurun sejalan dengan tren penurunan harga emas sebesar -4,54 persen. Namun inflasi inti diperkirakan sebesar 1,78 persen YoY dari bulan sebelumnya 1,74 persen.
"Secara keseluruhan, inflasi hingga akhir tahun ini diperkirakan akan dibawah 2 persen, lebih rendah dari batas bawah target inflasi Bank Indonesia, mempertimbangkan inflasi sisi permintaan yang masih cenderung lemah di tengah pandemi covid-19,' ujarnya.
Adapun target dari Bank Indonesia (BI) terkait inflasi hingga akhir 2020 lebih rendah dari 2 persen atau di bawah sasaran 2-4 persen. "Kami perkirakan inflasi IHK sampai dengan akhir tahun 2020 lebih rendah dari 2 persen, atau di bawah sasaran 3 plus minus 1 persen," kata Gubernur BI, Kamis (22/10).
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Inflasi adalah Kenaikan Harga Barang karena Arus Uang, Ketahui Penyebab dan Jenisnya
Rupiah dan IHSG Ditutup Menguat Terpengaruh Oktober 2020 Alami Inflasi
Harga Beras Premium di Penggilingan Turun Menjadi Rp9.813 per Kg
Kepala BPS: Kenaikan Harga Cabai dan Bawang Merah Karena Faktor Cuaca
Jumlah Kunjungan Wisman ke RI Turun 5,94 Persen di September 2020
Cabai Hingga Bawang Merah Jadi Penyebab Terjadinya Inflasi Oktober 2020