Harga Pupuk Subsidi Naik di 2021 karena Pemerintah Kekurangan Dana
Demi menutupi kekurangan anggaran tersebut, pemerintah mencoba melakukan simulasi. Antara lain dengan menurunkan harga pokok penjualan (HPP) sebanyak 5 persen. Sehingga efisiensi yang didapat mencapai Rp 2,457 triliun.
Kementerian Pertanian menaikkan harga pupuk subsidi pada tahun 2021. Alasannya, pemerintah kekurangan dana untuk subsidi pupuk senilai Rp7,307 triliun.
Berdasarkan rata-rata realisasi penyaluran pupuk bersubsidi tahun 2014-2018 membutuhkan dana Rp32,584 triliun. Sementara dana yang dimiliki hanya Rp25,277 triliun.
-
Kenapa Kementan menambah subsidi pupuk? Tambahan ini bahkan mencapai 7,2 juta dan akan digelontorkan bersamaan dengan benih gratis sebanyak 2 juta hektare. Menurut Mentan, penambahan pupuk dan pendistribusian benih gratis ini merupakan bagian dari rangkaian tambahan anggaran yang dikucurkan pemerintah sebesar 14 triliun.
-
Kapan Kementan akan menambah pupuk subsidi? Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan Januari tahun ini akan ada tambahan pupuk untuk produksi padi dan jagung.
-
Bagaimana cara Kementan mendistribusikan pupuk subsidi? Mentan mengatakan, sejauh ini benih yang akan disiapkan adalah benih unggul sesuai dengan kebutuhan petani. Pemerintah menjamin, pemberian benih dibagikan secara gratis melalui mekanisme dan aturan yang berlaku. "Benih yang kita bagikan adalah benih unggul. Kita siapkan benih sesuai dengan kebutuhan petani dan sekarang sudah jalan. Kenaikan bibit ini merupakan intensif el nino yang kita berikan agar petani tetap berproduksi," katanya.
-
Pupuk apa saja yang akan ditambah subsidi nya oleh Kementan? Subsidi pupuk untuk padi naik. Kenaikannya bahkan 2 kali lipat. Saya berharap Informasi ini sampai ke masyarakat di mana jumlah pupuk kita yang tersedia sebanyak 7,2 juta ton. Kemudian untuk benih padi dan jagung kami tambah 2 juta hektare dan diharapkan dalam 3 tahun kita bisa swasembada," ujar Mentan, Rabu, (17/1).
-
Apa yang diminta Mentan untuk dibenahi terkait subsidi pupuk? Mentan meminta akses petani terhadap pupuk untuk semakin dipermudah. "Bantuan pupuk susbidi banyak yang tidak tepat sasaran.
-
Siapa yang menyampaikan dukungan pada pembenahan kebijakan subsidi pupuk? Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) menyampaikan dukungannya pada pembenahan subsidi pupuk.
"Rata-rata realisasi penyaluran pupuk bersubsidi tahun 2014-2018 diperlukan anggaran Rp32,584 triliun sehingga kekurangan anggaran Rp7,307 triliun," kata Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Kementerian Pertanian, Kemenko Perekonomian, PT Pupuk Indonesia dan Himbara, di Ruang Sidang Komisi IV, Komplek DPR, Jakarta, Senin (18/1).
Demi menutupi kekurangan anggaran tersebut, pemerintah mencoba melakukan simulasi. Antara lain dengan menurunkan harga pokok penjualan (HPP) sebanyak 5 persen. Sehingga efisiensi yang didapat mencapai Rp 2,457 triliun. "Penurunan HPP 5 persen bisa efisiensi Rp 2,457 triliun," kara Edhy.
Pemerintah juga mengubah formula NPK menjadi 15:10:12 dari semula 15:15:15. Sehingga bisa menghemat dana hingga Rp 2,272 triliun.
Selain itu, pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) berbagai jenis pupuk dengan kisaran Rp300-Rp450 per kilogram. Adapun komposisinya antara lain, pupuk urea naik Rp450 per kilogram.
Pupuk jenis SP 36 nail Rp400 per kilogram. Sedangkan pupuk jenis ZA dan organik naik Rp300 per kilogram. Sehingga dari kenaikan HET ini, bisa menghemat sampai Rp2,57 triliun.
Diusulkan Petani
Edhy mengatakan kenaikan HET ini sudah dipertimbangkan. Sebab kenaikan tersebut juga diusulkan petani ke Kementerian Keuangan.
"Pertimbangan kenaikan HET sudah disampaikan karena ada penurunan anggaran Rp4,6 triliun, sebagai usulan petani ke Kementerian Keuangan," kata dia.
Sehingga dengan simulasi tersebut bisa menutup kebutuhan pupuk 2021 menjadi 9,123 juta ton.
(mdk/idr)