Harga Reagen Tes PCR Ternyata Rp 90.000
Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir mengungkapkan, bahwa harga asli untuk cairan reagen PCR yang dipublish saat ini hanya sebesar Rp90 ribu (tanpa PPN). Namun, harga ini belum termasuk dengan komponen penunjang lainnya seperti biaya APD dan jasa tenaga kesehatan, serta biaya operasional.
Anda mungkin sering mendengar kata reagen selama pandemi Covid-19 ini. Cairan reagen adalah salah satu komponen vital dalam mendeteksi Covid-19 melalui tes PCR (polymerase chain reaction).
Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir mengungkapkan, bahwa harga asli untuk cairan reagen PCR yang dipublish saat ini hanya sebesar Rp90 ribu (tanpa PPN). Namun, harga ini belum termasuk dengan komponen penunjang lainnya seperti biaya APD dan jasa tenaga kesehatan, serta biaya operasional.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang membuat kelelawar rentan terhadap penyebaran virus? Salah satu faktor utama yang membuat kelelawar menjadi vektor utama penyakit adalah keanekaragaman spesiesnya. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1.000 spesies kelelawar yang tersebar di seluruh dunia, menjadikannya salah satu ordo mamalia yang paling beragam. Keanekaragaman ini menciptakan peluang yang lebih besar bagi virus untuk bermutasi dan menginfeksi berbagai spesies kelelawar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran ke manusia.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Dimana para ilmuwan mengambil inti es yang berisi virus purba? Pada 2015 tim peneliti internasional menjelajah ke Gletser Guliya yang terpencil di Dataran Tinggi Tibet di Himalaya untuk mengumpulkan inti es sepanjang ratusan meter.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Sedangkan, jika melihat harga pengadaan melalui e-katalog (tanpa PPN) adalah Rp 81 ribu. Sementara harga e-katalog yang masih tayang saat ini adalah Rp193 ribu termasuk PPN, yang tayang sejak Februari 2021, dan saat ini sedang dalam proses pengajuan harga baru menjadi Rp89.100 termasuk PPN.
"Dari harga juga memang kalau kita melihat struktur cost (harga) ini banyak dipertanyakan oleh masyarakat, banyak juga ditanyakan oleh anggota (DPR)," kata dia dia dalam rapat kerja bersama dengan BUMN Kesehatan, di DPR RI, Jakarta, Selasa (9/11).
Bio Farma sendiri telah beberapa kali menurunkan harga alat tes PCR sejak 2020 hingga 2021. Awalnya Bio Farma sempat menjual alat tes PCR (belum termasuk PPN) di Rp325 ribu. Selanjutnya pada September tahun 2020, harga alat tes PCR yang dijual Bio Farma Rp250 ribu.
Pada Agustus 2021, harga alat tes PCR Bio Farma turun lagi menjadi Rp113.636. Saat itu, Bio Farma mulai melakukan peningkatan kapasitas produksi dengan mengoperasikan fasilitas ex Flu Burung untuk produksi reagen PCR kit.
Harga alat tes PCR produksi Bio Farma kembali turun menjadi Rp90 ribu pada Oktober 2021. harga yang diberlakukan ini dengan harapan permintaan meningkat dan Bio Farma dapat mengoptimalkan kapasitas produksi sampai dengan 5 juta per bulan.
"Kami berkeyakinan dengan semakin banyak suplai dalam negeri mungkin harga ini bisa kita turunkan sampai level tertentu," jelasnya.
Alasan Kemenkes Tarif Tes PCR Rp900.000 di Awal Pandemi: Harga Komponen Masih Mahal
Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes Abdul Kadir menjelaskan alasan harga pemeriksaan realtime PCR begitu mahal di awal pandemi. Di waktu awal batas tarif tertinggi pemeriksaan realtime PCR sebesar Rp900.000.
"Tarif realtime PCR yang kita keluarkan tahun 2020 batas tertinggi Rp900.000. Turun menjadi Rp495.000 di Jawa Bali. Ini terjadi penurunan 45 persen," ujar dia, dalam konferensi pers, Senin (16/8).
Penurunan tarif tertinggi pemeriksaan realtime PCR, lanjut dia, disebabkan karena turunnya sejumlah komponen yang membentuk harga operasional, seperti harga reagen. "Ini disebabkan adanya penurunan dari harga-harga reagen dan bahan habis pakai," terang dia.
Dia menjelaskan, di awal pandemi, harga komponen-komponen tersebut masih mahal. Akibatnya biaya operasional juga meningkat.
"Contohnya harga masker, awal pandemi kan mahal sekali, kemudian harga hazmat, sarung tangan dan lain sebagainya, masih mengacu ke sana," ungkap dia.
"Setelah kita mengevaluasi sekarang ini, sekarang ini terjadi penurunan harga dan berdasarkan penurunan harga itu kita lakukan perhitungan ulang Unit cost maka didapatlah harga yang paling tinggi sekarang Rp495.000," katanya.
Untuk diketahui, turunnya biaya tes PCR ini tak lama setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegur Menkes Budi Gunadi Sadikin. Jokowi memerintahkan Menkes Budi menurunkan biaya tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) menjadi Rp 450.000-550.000. Perintah tersebut seiring keluhan masyarakat terkait harga tes PCR yang hingga saat ini masih terbilang mahal.
"Iya salah satu cara untuk memperbanyak testing adalah menurunkan tes PCR, dan saya sudah berbicara dengan menteri kesehatan mengenai hal ini, saya minta agar biaya tes PCR di kisaran Rp450.000-550.000," kata Jokowi dalam akun youtube sekretariat presiden, Minggu(15/8).
Selain itu Jokowi juga meminta agar hasil tes PCR dikeluarkan secepatnya. Maksimal 1x24 jam, bisa diketahui hasilnya.
(mdk/bim)