Hasil Pemilu turut tentukan gerak IHSG
Ada berpotensi berbalik arah melemah jika sentimen yang ada tidak cukup mampu membuat IHSG bertahan di zona hijaunya.
Pada perdagangan Kamis (10/4), indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan berada pada rentang support 4889-4913 dan resisten 4930-4945. Analis Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, laju IHSG mampu bertahan di atas kisaran support 4848-4885 namun, berpotensi berbalik arah melemah jika sentimen yang ada tidak cukup mampu membuat IHSG bertahan di zona hijaunya.
Hasil Pemilihan Umum (Pemilu) diyakini turut serta menggerakkan laju IHSG. "Perhatikan hasil Pemilu dan rapat FOMC beserta dampaknya. Sepanjang volume beli mendukung maka IHSG pun berpeluang melanjutkan penguatannya," kata Reza, Kamis (10/4).
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Apa penyebab naik turunnya harga saham? Prinsip Ekonomi Dasar: Hubungan antara Penawaran dan Permintaan Saat banyak orang mencari suatu barang, stoknya akan terbatas sehingga harganya cenderung akan naik.
-
Siapa yang merencanakan aksi teror di Bursa Efek Singapura? Pendalaman itu dibenarkan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar bahwa YLK memang hendak merencanakan aksi teror ini pada 2015 silam.
-
Bagaimana Indah Permatasari berbelanja di pasar? Indah bangun pagi untuk pergi berbelanja di pasar tradisional yang ditujunya.
-
Bagaimana UBS Sekuritas Indonesia menentukan target harga saham BBRI? "Target harga kami mengasumsikan tingkat bebas risiko sebesar 7,25% (tidak berubah), tanggal batas akhir September 2024 (mulai Maret 2024), RoE berkelanjutan sebesar 20,5% (tidak berubah), dan pertumbuhan berkelanjutan sebesar 9% (tidak berubah). Pada target harga kami, saham akan diperdagangkan pada 3,0x PB 2024," jelas PT UBS Sekuritas Indonesia.
Selasa (8/4) lalu, laju IHSG secara intraday perdagangan bergerak variatif. Terlihat kekuatan daya beli dan daya jual beradu saling menunjukkan kekuatannya sehingga membuat IHSG bergerak dalam kisaran sempit. Di buka naik tipis, laju IHSG hanya bergerak sideways dan cenderung mengalami tekanan seiring maraknya aksi jual.
Bahkan di sesi kedua saat rilis BI rate yang tetap bertahan di level 7,5 persen tampaknya tidak membuat IHSG dapat bergerak rebound karena kemungkinan rilis tersebut telah priced in sehingga pelaku pasar telah mengantisipasinya. Selain itu, laju bursa saham Asia yang menghijau tampaknya tidak membuat IHSG ikut menguat signifikan karena terhalangi oleh pelemahan nilai tukar Rupiah.
Namun demikian, masih adanya daya beli menopang IHSG di akhir sesi dan berhasil kembali ke zona hijau meski hanya naik tipis. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4933,11 merupakan level tertingginya di awal sesi 1 dan menyentuh level 4906,07 merupakan level terendahnya di mid sesi 2 dan berakhir di level 4921,40.
"Volume perdagangan turun dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan penurunan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell," tutup Reza.
Baca juga:
IHSG anjlok, investor kecewa hasil hitung cepat pemilu 2014
Hasil Pemilu bikin pasar ragu, IHSG dibuka terpuruk
Ekonomi tetap stabil di tengah memanasnya iklim politik
Sejak 1987, Pemilu sukses bawa IHSG naik kelas
Jelang pileg, IHSG ditutup hanya menguat tipis