Heboh Susu Ikan Dianggap Kurang Bergizi, Produsen Beri Penjelasan
Yogie menuturkan susu ikan memungkinkan konsumsi protein ikan dengan cara yang lebih mudah dan fleksibel.
Belakangan ini, susu ikan menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen media sosial. Banyak yang berpendapat mengonsumsi ikan utuh lebih baik dibandingkan menjadikannya susu ikan.
Menanggapi hal itu, Founder Berikan Protein, Yogie Arry menjelaskan susu ikan menawarkan alternatif praktis untuk konsumsi ikan. Terutama bagi ibu-ibu pekerja yang mungkin tidak memiliki waktu untuk mengolah ikan utuh.
"Memang ini yang menjadi diskursus di netizen ya, cuma poinnya satu kita sebagai alternatif cara mengonsumsi ikan yang praktis dan bisa multiaplikasi. Jadi saat ini memang kita lihat trennya orang ingin mengonsumsi itu serba praktis, serba instan," kata Yogie dalam konferensi pers, Jakarta, Selasa (17/9).
Yogie menuturkan susu ikan memungkinkan konsumsi protein ikan dengan cara yang lebih mudah dan fleksibel. Semisal dalam produk fortifikasi yang dapat dimasukkan ke dalam kue-kue, mi, dan minuman protein.
"Saya yakin ibu-ibu pekerja, yang pergi pagi pulang malam mungkin enggak sempat ya untuk mengolah ikan yang masih ada kepala dan ekor. Jadi sebenarnya kita jadi alternatif untuk cara mengkonsumsi ikan tapi dengan gaya yang berbeda," kata Yogie.
Tak hanya itu, pihaknya juga berusaha meningkatkan asupan protein, terutama dari ikan. Meskipun kampanye gemar ikan masih fokus pada konsumsi ikan utuh, namun pihaknya menawarkan alternatif dengan mengolah ikan dalam bentuk fortifikasi.
Susu Ikan Aman Bagi Konsumen Sensitif
Ikan ini berarti dapat dimasukkan ke dalam berbagai produk seperti kue, mi, pangan lokal, dan bahkan minuman protein seperti susu ikan. Sehingga manfaatnya dapat diperoleh tanpa harus mengonsumsi ikan dalam bentuk utuh.
Yogie menekankan pentingnya dari sisi keamanan pangan, terutama dalam mengatasi isu mikroplastik, logam berat, dan alergen dalam produk perikanan.
Dia menilai teknologi terkini memungkinkan pengurangan mikroplastik dan logam berat, serta menekan kadar alergen dalam susu ikan. Sehingga produk ini menjadi pilihan yang lebih aman bagi konsumen dengan sensitivitas tinggi.
"Contoh, untuk mikroplastik jelas kita bisa membuat free microplastic, untuk logam berat kita juga bisa bikin beban logam berat, dan untuk alergen kita bisa mengurangi alergennya. Meski kadar alergen orang berbeda-beda, tapi kita sudah bisa menekan tingkat palfabumin itu rendah sekali," tutup Yogie.
- Nestapa Petani di Bromo, Diperintah Rawat Tanaman Ternyata Ladang Ganja Berujung Bui
- Gempa Bumi 5,3 Magnitudo Guncang Padang Sidempuan
- Veddriq Leonardo, Peraih Medali Emas Olimpiade Paris 2024 Dapat Tiket Pesawat Gratis Seumur Hidup
- Operasi Sikat Jaya, 341 Orang Terlibat Kasus Kriminal Dalan Kurun Waktu 15 Hari
- Cara Efektif Menemukan dan Menggunakan SPBU Layanan Mandiri
Berita Terpopuler
-
VIDEO: Jokowi Tak Mau Buru-Buru soal Pindah ke IKN "Pindahan Rumah Ruwetnya Saja Kayak Gitu"
merdeka.com 19 Sep 2024 -
VIDEO: Jokowi soal Pindah ke IKN "Semua Harus Dipersiapkan, Tinggal Bawa Baju"
merdeka.com 19 Sep 2024 -
Respons Jokowi soal Seskab Definitif Pengganti Pramono Anung
merdeka.com 19 Sep 2024 -
Jokowi: Pekerjaan akan Hilang 85 Juta di Tahun 2025, Muncul Otomasi & AI
merdeka.com 19 Sep 2024 -
Jokowi Cerita Sempat Dibisiki 'Hati-hati Digulingkan' Saat Ingin Ambil Alih Freeport
merdeka.com 19 Sep 2024