Produksi Susu Ikan Berpotensi Serap 195.796 Tenaga Kerja Baru
Budi menyebut distribusi lapangan kerja meliputi nelayan sebanyak 86.403 orang, industri HPI 73.800 orang, dan industri susu ikan 35.593 orang.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang memanfaatkan susu ikan berpotensi membuka 195.796 lapangan kerja baru.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Budi Sulistyo, menyatakan untuk mencakup 1 persen dari kebutuhan 4,1 juta ton susu ikan, diperlukan pengembangan sebanyak 6.150 industri Hidrolisat Protein Ikan (HPI) dengan kapasitas produksi 2 ton per bulan. Hal ini akan mendukung produksi 492.000 ton susu ikan setiap tahunnya.
"Sehingga bisa menyerap lapangan kerja untuk memenuhi atau memproduksi 492.000 ton susu ikan per tahun," kata Budi dalam konferensi pers, Selasa (17/9).
Budi menyebut dari jumlah tersebut, distribusi lapangan kerja meliputi nelayan sebanyak 86.403 orang, industri HPI 73.800 orang, dan industri susu ikan 35.593 orang.
Langkah ini juga merupakan upaya bersama untuk mengurangi stunting, yang saat ini menjadi target nasional sebesar 14 persen. Pihaknya berharap ini menjadi solusi utama dalam mengatasi masalah tersebut.
Di sisi lain, jika melihat dari sektor perikanan, Program MBG juga dapat membuka lapangan usaha baru dan menyerap tenaga kerja. Setidaknya bisa membuka target 1,3 juta lapangan usaha dan 6,5 juta tenaga kerja. Penguatan produk hilirisasi ikan, yang selama ini memiliki nilai ekonomi rendah, diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ini.
"Kami berharap dengan semakin menguatnya produk hilirisasi pemanfaatan ikan yang selama ini memiliki nilai ekonomis yang rendah dan hal lain, maka kami menargetkan 1,3 juta lapangan usaha terbuka dan dan 6,5 juta penerapan tenaga kerja," papar Budi.
Dorong UMKM Naik Kelas
Tak hanya itu, KKP juga fokus pada peningkatan kelas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), yang merupakan bagian dari rencana untuk menciptakan produk berkualitas. Desain pabrik-pabrik ini akan mendekatkan diri ke sumber bahan baku, memberikan kesempatan untuk mendirikan pabrik HPI di seluruh Indonesia, dan memanfaatkan bahan baku yang selama ini dianggap ekonomis rendah sebagai bahan baku hidrolisat protein susu ikan.
"Nah ketika kita berbicara program makan siang bergizi gratis itu maka satu minggu mungkin 100 gram ikan, dengan sekian jumlah target data dari awal Kementerian perekonomian, itu membutuhkan bahan baku ikan sekitar 352 ton dengan nilai perputaran ekonomi sekitar Rp7,05 triliun," ungkapnya.
Dengan kata lain, program Makan Bergizi Gratis akan menciptakan kegiatan baru atau memperkuat sektor-sektor yang sebelumnya kurang mendapat perhatian nasional. Program ini akan menggenjot ekonomi dengan memanfaatkan bahan baku protein, sehingga memicu berbagai aktivitas ekonomi yang signifikan.
"Mari kita bersama, mari kita petakann, sebenarnya kebutuhan gizi masyarakat ketika kita menargetkan negara emas tahun 2045 untuk kelompok balita apa saja yang harus dipenuhi, untuk kelompok ibu hamil apa jahat yang harus dipenuhi, Kemudian untuk kelompok anak SD SMP SMA ketika dia kita petakan sumbernya yang sumbernya siap secara nasional," tutupnya.