Hingga Agustus 2018, defisit APBN capai Rp 150,7 triliun
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) sampai 31 Agustus 2018 sebesar Rp 150,7 triliun. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 224,9 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) sampai 31 Agustus 2018 sebesar Rp 150,7 triliun. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 224,9 triliun.
"Tahun lalu defisit Rp 224,9 triliun atau 1,65 persen dari GDP, sekarang posisi agustus Rp 150,7 triliun. Sekali lagi, itu artinya perbaikan hampir pada magnitude atau surplus 1,02 persen. Masih di bawah APBN yang 2,19 persen," ujarnya di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (21/9).
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Siapa Mutiara Baswedan? Mutiara Annisa Baswedan lahir pada 3 Juni 1997. Kini, gadis kecil dalam foto di atas pun sudah tumbuh dewasa. Menjadi anak pertama dan perempuan satu-satunya, Mutiara juga sangat dekat dengan sang ayah.
Sri Mulyani mengatakan, pendapatan negara hingga Agustus mencapai Rp 1.152,8 triliun atau 60,8 persen dari total target tahun ini. "Berarti pendapatan negara tumbuh 18,4 persen dibanding tahun lalu yang realisasinya Rp 973,4 triliun," jelasnya.
Secara rinci Sri Mulyani menjelaskan, hingga 31 Agustus penerimaan perpajakan telah mencapai Rp 907,5 triliun dan memiliki pertumbuhan 16,5 persen. Tahun lalu perpajakan tumbuh tinggi tapi masih di bawah penerimaan perpajakan tahun ini yaitu sekitar 9,5 persen.
"Dan untuk penerimaan pajak dan bea cukai telah mencapai 56,1 persen dan tumbuhnya 16,5 persen. Untuk pajak dan cukai sebesar 16,7 persen," jelasnya.
Sementara itu, belanja negara masih sangat positif, tumbuh 8,8 persen atau telah mencapai Rp 1.303,5 triliun. Dengan angka ini pemerintah telah membelanjakan 58,7 persen dari total target belanja. Terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp 802,2 triliun, transfer ke daerah Rp 501,3 triliun, belanja KL Rp 441,8 triliun dan non KL Rp 460,4 triliun.
"Transfer ke daerah agak sedikit dibanding tahun lalu pertumbuhannya yaitu 0,3 persen yaitu Rp 465,1 triliun untuk transfer ke daerah dan dana desa Rp 36,2 triliun, sedikit lebih rendah dari tahun lalu yang Rp 36,5 triliun," jelasnya.
Baca juga:
Pemerintah pastikan APBN tak akan terganggu meski subsidi energi naik
Menteri Sri Mulyani beberkan indikator suatu negara alami krisis ekonomi
Menkeu banggakan sehatnya APBN buat RI terhindar krisis laiknya Argentina dan Turki
DJP dorong para caleg pahami perpajakan cegah praktik korupsi
Per Agustus 2018, penerimaan negara capai Rp 1.152,7 triliun