Hitungan defisit bikin pemerintah ketar ketir kelola anggaran
Pemerintah tetap optimis angka defisit anggaran tahun ini tetap jauh dibawah tiga persen.
Pemerintah mencatat realisasi pendapatan negara baru mencapai 57 persen atau sebesar Rp 1.004,1 triliun hingga 7 Oktober 2015. Sedangkan serapan belanja negara baru mencapai 64 persen atau Rp 1.269,8 triliun.
Di samping itu, penerimaan pajak masih belum optimal, baru sekitar 59,84 persen atau sebesar Rp 774,4 triliun. Dengan demikian, tercatat defisit sebesar 2,3 persen.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Apa itu pajak? Pungutan Wajib KBBI mendefinisikan pajak sebagai pungutan wajib untuk penduduk kepada negara atas pendapatan, pemilikan, dan lainnya.
-
Apa komitmen PKB terkait Pilgub Jabar? PKB sudah lama berkomitmen mengambil poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Apa yang dikawal ketat oleh Polresta Pekanbaru? Personel Polresta Pekanbaru mengawal ketat pendistribusian logistik berupa surat suara Pemilu 2024.
-
Bagaimana ANBK dilakukan? Pelaksanaan AN menggunakan sistem berbasis komputer, sehingga disingkat dengan ANBK yang menggunakan moda tes dengan pilihan moda daring (online) ataupun semi daring (semi online) sesuai dengan ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah atau daerah masing-masing.
-
Kapan P.K. Ojong meninggal? Sebulan kemudian, Ojong meninggal dunia pada 31 Mei 1980.
Meski diproyeksi bakal melebar, pemerintah tetap memastikan angka defisit anggaran tahun ini tetap jauh dibawah tiga persen. Dengan begitu, kondisi keuangan pemerintah masih aman.
"Kita selama ini bisa mengendalikan defisit di batas wajar, tidak pernah melebihi tiga persen," ujar Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani di Hotel Harris, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (7/11).
Askolani mengakui, pemerintah selalu 'ketar-ketir' dalam mengelola anggaran, apalagi penyerapan anggaran belum maksimal dan penerimaan masih jauh dari target. Kendati demikian, pemerintah memiliki mekanisme pengendalian defisit agar bisa ditelan.
"Mengenai cashflow, kita punya pengalaman yang panjang mengenai ini, kadang-kadang kita jantungan juga menjelang akhir tahun. Tapi kita punya mekanisme untuk mengendalikan defiist," imbuh Askolani.
Kekhawatiran ini memang selalu terjadi dengan banyaknya pihak melakukan spekulasi tanpa tahu kondisi yang sebenarnya. Menurut dia, Menteri-menteri Keuangan terdahulu sudah paham mekanisme anggaran dan pola kerjanya setiap tahun dan membawa kondisi lebih tenang dalam mengatur anggaran.
"Jadi tidak ada ceritanya cashflow mengkhawatirkan. Yang tahu kayak Chatib Basri, Agus Marto, beliau tenang, beliau sudah tahu, yang tidak tahu mencoba menganalisa dengan spekulasi, jadi bukan hanya menyusun rencananya tapi mengendalikan defisit di akhir tahun," jelas dia.
Dia coba membandingkan
Askolani mencoba membandingkan angka defisit anggaran dan pembiayaan pada APBN di tahun-tahun sebelumnya. Di thun 2010, defisit anggaran di angka 0,73 persen, 2011 sebesar 1,14 persen, 2012 sebesar 1,86 persen, 2013 sebesar 2,33 persen, 2014 sebesar 2,25 persen, APBNP 2015 sebesar 1,90 persen, RAPBN 2016 sebesar 2,16 persen.
"Itu di tahun-tahun sebelumnya, kita juga di ujung-ujung sempat 'jantungan', tapi kita tidak pernah defisit melebihi di atas tiga persen seperti negara lain, utang kita hanya 25 persen dari PDB, maka fundamental kita lebih dari Amerika, Jepang, Eropa," terang dia.
Askolani menambahkan, memang besaran defisit pada APBN 2016 meningkat dibandingkan defisit APBN Perubahan 2015. Hal ini berkaitan dengan upaya menjalankan fungsi stabilisasi untuk mengatasi kondisi perekonomian yang menurun.
Kebijakan fiskal APBN 2016 yang bersifat ekspansif tersebut, kata dia, diarahkan untuk memberikan stimulus pada kegiatan produktif, peningkatan kapasitas perekonomian dan pengaturan daya saing serta menjaga keseimbangan makroekonomi.
"Kita enggak ada cerita pesimis, berapa pun tekanan, defisit selalu di bawah tiga persen. Menjaga defisit dalam batas yang aman," tutupnya.
(mdk/sau)