Imbas Pandemi di RI, Gojek Fokus Garap Potensi Bisnis Asia Tenggara
Bisnis transportasi Gojek menurun drastis selama pandemi Covid-19. Tak banyak yang bisa diharapkan dari sektor penyedia layanan transportasi berbasis online ini, membuat Gojek harus mencari peluang lain demi bisa bertahan.
Bisnis transportasi Gojek menurun drastis selama pandemi Covid-19. Tak banyak yang bisa diharapkan dari sektor penyedia layanan transportasi berbasis online ini, membuat Gojek harus mencari peluang lain demi bisa bertahan.
CEO Gojek, Kevin Aluwi, mengatakan salah satu yang dilakukan Gojek yakni dengan menggarap pasar luar negeri yang selama ini belum menjadi fokus perusahaan. Ekspansi pasar global ini pun menjadi perhatian.
-
Siapa yang menggunakan layanan transportasi online di Indonesia? Berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain & Company pada 2022, layanan transportasi online digunakan oleh 80 persen populasi Indonesia.
-
Kapan layanan transportasi online mulai marak di Indonesia? Layanan transportasi online mulai marak di Indonesia sekitar tahun 2014-2015.
-
Mengapa Gojek dianggap sebagai penyedia layanan ride-hailing yang paling dipilih? Menurut pernyataan resminya, Selasa (24/9), penghargaan ini menunjukkan bahwa Gojek diakui sebagai penyedia layanan ride-hailing yang paling dipilih oleh pengguna saat menggunakan angkutan umum di Jakarta.
-
Apa contoh kecanggihan AI di bidang transportasi online? Aplikasi Transportasi Online Aplikasi transportasi online menggunakan teknologi AI untuk melakukan hal yang sangat kompleks yaitu menganalisis lalu lintas, memprediksi waktu tempuh, dan menemukan rute tercepat.
-
Kenapa Gojek menyediakan layanan motor listrik? Program bergabung sebagai mitra pengemudi Gojek, GoRide Electric bertujuan mendukung penggunaan motor ramah lingkungan. Selain itu, juga memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
-
Kapan Gojek menerima penghargaan dari DTKJ? Penghargaan dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) yang diterima baru-baru ini menjadi bukti nyata dari pencapaian tersebut.
"Sebenarnya ini sudah dilakukan sebelum pandemi, tapi sekarang perlu diekspansi di luar negeri," kata Kevin dalam Webinar Kompas 100 CEO FORUM: Digitization; Catching Up with The New Era of Consumer, Jakarta, Kamis (14/1).
Alasannya, pandemi yang dialami beberapa negara tidak separah yang dialami di Indonesia. Aktivitas masyarakat di luar negeri sudah lebih baik dibandingkan di Indonesia.
Garap Pasar Singapura, Thailand dan Vietnam
Maka dari itu, Gojek mulai memfokuskan pengembangan produk di pasar Singapura, Thailand dan Vietnam. Kevin menyebut beberapa produk Gojek di luar negeri ini memang tidak menggunakan label nama Gojek. Namun, saat ini semua lini bisnis tersebut akan disatukan dalam platform yang sama.
"Potensi di luar negeri belum digarap, makanya ini akan kita satukan brandingnya, karena itu salah satu kunci semakin dalam ke market di luar Indonesia," kata dia.
Kevin menambahkan, saat ini setidaknya sudah ada 38 juta pengguna aktif Gojek di Asia Tenggara setiap bulan. "Pengguna aktif Gojek di Asia Tenggara capai 38 juta setiap bulannya," kata dia.
(mdk/bim)