Impor Garam Dinilai Tak Rugikan Petani, Ini Penyebabnya
Direktur riset Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Piter Abdullah menilai keputusan pemerintah untuk membuka keran impor garam 3 juta ton tahun ini tidak akan merugikan petani lokal. Mengingat pasar garam yang didatangkan ke Indonesia ialah untuk industri bukan umum.
Direktur riset Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Piter Abdullah menilai keputusan pemerintah untuk membuka keran impor garam 3 juta ton tahun ini tidak akan merugikan petani lokal. Mengingat pasar garam yang didatangkan ke Indonesia ialah untuk industri bukan umum.
"Kalau garam impor ini tidak masuk ke pasar garam konsumsi, maka petani garam lokal tidak akan dirugikan. Jadi beda pasar," ungkap dia saat dihubungi Merdeka.com, Jumat (19/3).
-
Bagaimana Kemendag menggenjot potensi pasar minyak goreng Indonesia di Timur Tengah? "Kunjungan lapangan (field visit) ke perusahaanekspor dan impor El Tawheedmerupakan bentukkomitmen pemerintah untuk menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia.
-
Di mana Kemendag menjajaki peluang pasar minyak goreng Indonesia? Hal ini disampaikan Atdag Kairo M. Syahran Bhakti S saat mengunjungi perusahaan ekspor dan impor El Tawheed di Fayoum, Mesir, Rabu (3/1) bersama delegasi Kedutaan Besar RI (KBRI) Kairo.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana Kemendag memfasilitasi eksportir Indonesia di pameran EIM? “Kemendag memfasilitasi puluhan eksportir Indonesia untuk memamerkan produk-produk potensial melalui pameran EIM agar pangsa pasar produk Indonesia di negara Meksiko semakin luas,” tambahnya.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Kenapa Hari Koperasi Indonesia diperingati? Tujuan peringatan ini guna mengingatkan pemerintah dan masyarakat untuk senantiasa menghidupkan koperasi sebagai jalan demi mewujudkan kesejahteraan bersama.
Dia mengungkapkan, latar belakang impor garam sendiri ialah untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri. Setelah kualitas garam lokal dinilai masih belum memenuhi standar industri, berbeda halnya dengan kualitas impor yang dianggap lebih baik. "Selain itu, (harga garam impor) juga lebih murah," tambahnya.
Kendati demikian, dia meminta, pemerintah bersama stakeholders terkait lebih jeli melakukan pengawasan di lapangan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah aksi nakal oknum yang akan menjual garam impor untuk tujuan pasar umum.
"Karena kemudian (kalau) masuk ke pasar garam konsumsi, artinya memukul petani garam lokal," tandasnya.
Keputusan Pemerintah
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi menjelaskan alasan pemerintah memutuskan membuka keran impor garam 3 juta ton tahun ini. Hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan garam industri.
Menurut Mendag, kualitas garam industri yang diproduksi dalam negeri belum menyamai kualitas garam impor.
"Jadi yang kita bicarakan adalah garam hasil impor untuk kebutuhan industri, di mana garam kita yang dikerjakan PT Garam dan petani garam belum bisa menyamai kualitas garam industri," jelas Mendag dalam acara Weekly Update bersama Menteri Perdagangan, Jumat (19/3).
Mendag bercerita tentang awal mula industri mulai memakai standar garam industri. Dirinya mencontohkan produsen mi instan yang membutuhkan garam industri dalam produksinya.
"Ada masalah-masalahnya di masa lampau, kalau Anda tau mi instan itu kan harganya kira-kira Rp2.500. Itu di dalam Rp2.500 itu ongkos untuk garamnya itu Rp2. Tetapi kalau garamnya tidak sesuai spek (spesifikasi) untuk industri garam, yang Rp2 itu bisa menghancurkan mie instan yang Rp2.500 itu. Inilah yang sekarang menjadi permasalahannya," ungkapnya.
Lufti menandaskan, untuk menyamai kualitas garam impor, memang industri garam dalam negeri harus dapat lebih jeli melihat peluang dan melakukan pengembangan kualitas.
"Apa yang bisa dilakukan supaya swasembada? Bukan jumlahnya saja, tapi kualitasnya. Ini yang mustinya industri nasional bisa lihat opportunity untuk memperbaiki industri nasional," ujarnya.
(mdk/idr)